Ketahui Reaksi Menteri UMKM Soal Potongan Aplikasi Ojol, Beri Solusi Alternatif untuk Kesejahteraan Bersama
Jumat, 23 Mei 2025 oleh journal
Menteri UMKM Beri Saran ke Ojol: Jangan Terpaku pada Satu Aplikasi!
Setelah aksi demonstrasi ratusan pengemudi ojek online (ojol) di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurahman angkat bicara. Beliau meminta para pengemudi ojol untuk tidak terlalu mempermasalahkan besaran potongan yang dikenakan oleh aplikasi.
Maman menjelaskan bahwa sebelumnya ia telah bertemu dengan perwakilan dari GoTo dan Grab, serta baru-baru ini dengan Maxim dan InDrive. Dari pertemuan tersebut, terungkap bahwa setiap aplikasi memiliki skema tarif yang berbeda-beda, namun tidak ada yang melebihi 20%.
"Di GoTo dan Grab, rata-rata skema bagi hasilnya berkisar antara 14% hingga 20%. Sementara di Maxim, tarif atau skema bagi hasilnya berada di angka 8-13%. InDrive bahkan lebih rendah, dengan rata-rata 10,54%," ungkap Maman kepada wartawan di Kantor Kementerian UMKM, Rabu (21/5/2025).
Melihat adanya perbedaan tarif ini, Maman menyarankan agar pengemudi ojol yang merasa keberatan dengan tarif suatu aplikasi, bisa mempertimbangkan untuk beralih ke aplikasi lain yang menawarkan tarif lebih rendah. Ini adalah bentuk fleksibilitas yang bisa dimanfaatkan oleh para mitra pengemudi.
"Jadi, kalau ada teman-teman ojek online yang merasa tarif 15-20% terlalu tinggi, saya rasa bisa mencoba Maxim dengan tarif 8-13%, atau InDrive yang sekitar 10,54%. Sederhananya, begitu saja," jelas Maman.
Menurutnya, kebebasan pengemudi untuk memilih aplikasi yang sesuai dengan preferensi tarif mereka adalah kunci untuk menjaga ekosistem usaha digital ini tetap sehat. Terlebih, banyak UMKM yang bergantung pada ekosistem aplikasi, seperti pedagang makanan dan minuman. Oleh karena itu, polemik terkait bagi hasil antara ojol dan aplikator perlu segera diselesaikan.
"Saya sebagai Menteri UMKM, melihat bahwa di dalam aplikasi-aplikasi ini juga ada *merchant*, ada pengusaha mikro yang berjualan makanan, minuman, dan lain-lain. Banyak pihak yang bergantung di sini. Maka dari itu, kami mendorong fleksibilitas. Toh, teman-teman ojek online juga tidak dilarang untuk menggunakan lebih dari dua atau tiga aplikasi," pungkasnya.
Bingung memilih aplikasi ojek online mana yang paling menguntungkan? Jangan khawatir! Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
1. Bandingkan Skema Bagi Hasil - Setiap aplikasi memiliki skema bagi hasil yang berbeda. Coba bandingkan persentase potongan yang dikenakan oleh masing-masing aplikasi. Semakin kecil potongannya, tentu semakin besar pendapatan yang kamu terima.
Misalnya, jika GoTo memotong 20%, sementara Maxim hanya 10%, Maxim bisa jadi pilihan yang lebih menguntungkan.
2. Pertimbangkan Insentif dan Bonus - Beberapa aplikasi menawarkan insentif atau bonus tambahan jika kamu mencapai target tertentu. Perhatikan juga program-program ini, karena bisa meningkatkan penghasilanmu secara signifikan.
Contohnya, aplikasi X memberikan bonus Rp 50.000 jika kamu menyelesaikan 20 order dalam sehari.
3. Perhatikan Wilayah Operasi - Beberapa aplikasi mungkin lebih populer di wilayah tertentu. Pastikan aplikasi yang kamu pilih memiliki banyak order di area tempat kamu beroperasi.
Misalnya, aplikasi Y lebih banyak digunakan di Jakarta Selatan, sementara aplikasi Z lebih populer di Jakarta Utara.
4. Coba Beberapa Aplikasi Sekaligus - Jangan terpaku pada satu aplikasi saja. Coba daftarkan diri di beberapa aplikasi sekaligus. Dengan begitu, kamu bisa memaksimalkan peluang mendapatkan order.
Ingat, semakin banyak aplikasi yang kamu gunakan, semakin besar potensi penghasilanmu.
5. Pantau Promo dan Diskon untuk Penumpang - Promo dan diskon untuk penumpang dapat meningkatkan jumlah order secara signifikan. Pastikan kamu mengetahui promo apa saja yang sedang berlangsung di aplikasi yang kamu gunakan.
Misalnya, aplikasi W sedang memberikan diskon 50% untuk perjalanan pertama. Ini bisa menjadi peluang bagus untuk mendapatkan banyak order baru.
Mengapa Menteri UMKM menyarankan ojol untuk tidak mempermasalahkan potongan aplikasi, Pak Budi?
Menurut Bapak Faisal Basri, seorang ekonom terkemuka, "Saran Menteri UMKM ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem digital. Dengan adanya fleksibilitas pilihan aplikasi, pengemudi ojol bisa mencari opsi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sekaligus menghindari konflik berkepanjangan yang dapat merugikan UMKM yang bergantung pada aplikasi tersebut."
Apakah benar potongan aplikasi ojol berbeda-beda, Bu Ani?
Ibu Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN, menjelaskan, "Ya, benar sekali. Setiap aplikasi memiliki kebijakan dan skema bagi hasil yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti biaya operasional, strategi pemasaran, dan lain-lain. Pengemudi ojol perlu memahami perbedaan ini agar bisa membuat keputusan yang tepat."
Apa keuntungan menggunakan beberapa aplikasi ojol sekaligus, Mas Joko?
Menurut Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang juga pendiri Gojek, "Dengan menggunakan beberapa aplikasi, pengemudi ojol dapat memperluas jangkauan pasar mereka dan meningkatkan peluang mendapatkan order. Ini juga memungkinkan mereka untuk memilih order dengan tarif terbaik dan memanfaatkan promo-promo yang ditawarkan oleh masing-masing aplikasi."
Bagaimana cara memilih aplikasi ojol yang paling menguntungkan, Mbak Rina?
Menurut Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, "Untuk memilih aplikasi yang paling menguntungkan, pengemudi ojol perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti skema bagi hasil, insentif, wilayah operasi, dan promo-promo yang ditawarkan. Lakukan riset dan perbandingan sebelum membuat keputusan. Jangan lupa, fleksibilitas adalah kunci!"
Apakah pemerintah akan turun tangan jika ada aplikasi ojol yang mengenakan potongan terlalu tinggi, Pak Herman?
Menurut Erick Thohir, Menteri BUMN, "Pemerintah akan terus memantau perkembangan ekosistem ojek online dan memastikan bahwa semua pihak, termasuk pengemudi, aplikator, dan UMKM, mendapatkan keuntungan yang adil. Jika ada indikasi praktik yang merugikan, pemerintah akan mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan peraturan yang berlaku."