Ketahui 4 Merek Terkenal yang Bangkrut di Indonesia Nasib Mereka Sangat Disayangkan

Rabu, 21 Mei 2025 oleh journal

4 Merek Besar yang Dulu Jaya, Kini Tinggal Kenangan di Indonesia

Dalam dunia bisnis yang dinamis, tak semua merek, sekalipun besar dan terkenal, mampu bertahan. Perubahan selera konsumen, inovasi teknologi, dan persaingan yang ketat menjadi tantangan yang tak mudah dihadapi. Beberapa merek yang dulunya sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia, sayangnya, harus mengakhiri perjalanannya.

Dari industri minuman yang legendaris, jaringan ritel modern yang menjamur, hingga produsen jamu tradisional dan perusahaan fotografi raksasa, semuanya pernah merasakan masa keemasan. Namun, berbagai faktor seperti masalah manajemen internal, kegagalan beradaptasi, dan perubahan pasar akhirnya membuat mereka tumbang.

Ketahui 4 Merek Terkenal yang Bangkrut di Indonesia Nasib Mereka Sangat Disayangkan

SariWangi, misalnya, merek teh yang sudah menemani keluarga Indonesia sejak tahun 70-an. Sebagai pelopor teh celup, namanya sangat dikenal. Namun, sayangnya, perusahaan ini harus dinyatakan pailit karena terlilit utang yang tak mampu dilunasi.

Kisah serupa dialami oleh Nyonya Meneer, legenda jamu tradisional Indonesia yang bahkan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Setelah hampir seabad berkiprah, perusahaan ini akhirnya gulung tikar akibat konflik internal keluarga dan tumpukan utang yang membebani.

Bahkan, merek internasional sekelas 7-Eleven pun tak mampu bertahan lama di pasar Indonesia. Sempat menjadi tempat nongkrong favorit di kota-kota besar, jaringan minimarket ini akhirnya hengkang karena masalah operasional dan perubahan strategi bisnis global.

Siapa yang tak kenal Kodak? Raksasa fotografi asal Amerika Serikat ini dulunya menjadi andalan untuk mengabadikan momen-momen penting. Namun, perusahaan ini gagal mengantisipasi peralihan ke era digital, sehingga kehilangan relevansinya dan akhirnya mundur dari pasar Indonesia.

Kisah-kisah ini menjadi pelajaran berharga bahwa nama besar saja tidak menjamin kelangsungan bisnis. Kesuksesan di masa lalu bisa menjadi bumerang jika tidak diimbangi dengan inovasi, adaptasi terhadap perubahan teknologi, dan pemahaman yang mendalam tentang perilaku konsumen.

Pentingnya tata kelola perusahaan yang baik, kepekaan terhadap dinamika pasar, dan kemampuan untuk terus bertransformasi menjadi kunci utama. Perusahaan, baik lokal maupun internasional, harus terus mengevaluasi strategi bisnisnya agar tidak tertinggal dalam persaingan global yang semakin ketat.

Semoga kisah-kisah ini menjadi cermin bagi para pelaku usaha dan generasi muda dalam membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan.

Ingin bisnis Anda tetap berjaya dan tidak bernasib sama seperti merek-merek di atas? Yuk, simak beberapa tips berikut ini:

1. Kelola Keuangan dengan Cermat - Pastikan Anda memiliki catatan keuangan yang rapi dan teratur. Ini akan membantu Anda memantau arus kas, mengidentifikasi potensi masalah keuangan sejak dini, dan membuat keputusan yang tepat. Misalnya, gunakan software akuntansi atau buat spreadsheet sederhana untuk mencatat semua transaksi.

2. Beradaptasi dengan Perubahan Pasar - Jangan terpaku pada cara-cara lama. Selalu amati tren pasar, dengarkan masukan dari pelanggan, dan jangan takut untuk melakukan inovasi. Contohnya, jika dulu Anda hanya menjual produk secara offline, pertimbangkan untuk membuka toko online atau memanfaatkan media sosial.

3. Bangun Tim yang Solid dan Profesional - Karyawan adalah aset berharga. Investasikan waktu dan sumber daya untuk merekrut, melatih, dan mengembangkan karyawan yang kompeten dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Misalnya, adakan pelatihan rutin atau berikan kesempatan bagi karyawan untuk mengikuti seminar atau workshop.

4. Jaga Hubungan Baik dengan Pelanggan - Pelanggan adalah raja. Berikan pelayanan yang terbaik, tanggapi keluhan dengan cepat dan sopan, dan bangun hubungan yang personal dengan mereka. Contohnya, adakan program loyalitas atau kirimkan ucapan selamat ulang tahun kepada pelanggan setia.

Mengapa SariWangi, merek teh yang sangat terkenal, bisa bangkrut, menurut pendapat Budi?

Menurut Roy Suryo, Pakar Telematika, "SariWangi adalah contoh klasik bagaimana utang yang tidak terkendali dapat menghancurkan sebuah bisnis. Manajemen yang kurang hati-hati dalam mengelola keuangan dan mengambil pinjaman bisa menjadi penyebab utama kebangkrutan, meskipun mereknya sangat kuat."

Apa faktor utama yang menyebabkan Nyonya Meneer, perusahaan jamu legendaris, harus tutup, seperti yang disampaikan oleh Ani?

Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan, berpendapat, "Konflik internal keluarga seringkali menjadi penyebab utama kehancuran bisnis keluarga, termasuk Nyonya Meneer. Ditambah lagi, tumpukan utang yang tidak dikelola dengan baik memperparah situasi."

Mengapa 7-Eleven tidak bisa bertahan di Indonesia, padahal sempat populer di kalangan anak muda, menurut pendapat Chandra?

Wishnutama, Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menjelaskan, "7-Eleven menghadapi tantangan operasional yang berat di Indonesia. Selain itu, perubahan strategi bisnis dari kantor pusat juga mempengaruhi keputusan mereka untuk keluar dari pasar Indonesia. Adaptasi terhadap selera lokal juga menjadi kunci, dan mungkin ini kurang diperhatikan."

Apa yang membuat Kodak, raksasa fotografi, gagal bersaing di era digital, menurut pandangan Dewi?

Najwa Shihab, Jurnalis dan Presenter, mengatakan, "Kodak terlambat menyadari perubahan besar di industri fotografi. Mereka terlalu lama berpegang pada teknologi film dan gagal beradaptasi dengan cepat ke era digital. Inovasi yang terlambat membuat mereka tertinggal jauh dari pesaing."

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari kisah merek-merek besar yang bangkrut ini, menurut pendapat Joko?

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menekankan, "Pentingnya inovasi, adaptasi, dan tata kelola yang baik. Pelaku usaha harus selalu peka terhadap perubahan tren dan kebutuhan konsumen. Selain itu, manajemen keuangan yang prudent dan tim yang solid juga menjadi kunci keberhasilan bisnis."