Ketahui Misteri Koordinat Harun Masiku, KPK Tahu Lokasi, Mengapa Belum Tertangkap? kejelasan bagi publik

Minggu, 18 Mei 2025 oleh journal

Misteri Koordinat Harun Masiku: KPK Tahu Lokasi, Mengapa Belum Ditangkap?

Kasus Harun Masiku, tersangka dalam kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024, masih menjadi teka-teki besar. Meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklaim mengetahui keberadaannya, publik bertanya-tanya mengapa Harun Masiku belum juga berhasil ditangkap.

Harun Masiku seharusnya menjadi target operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada 8 Januari 2020. Namun, sejak saat itu, ia menghilang bak ditelan bumi, meninggalkan tanda tanya besar tentang keberadaannya.

Ketahui Misteri Koordinat Harun Masiku, KPK Tahu Lokasi, Mengapa Belum Tertangkap? kejelasan bagi publik

Dalam sidang dugaan suap dan perintangan penyidikan yang melibatkan Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2025), penyidik KPK Arif Budi Raharjo memberikan pernyataan mengejutkan. Ia mengaku bahwa timnya mengetahui lokasi Harun Masiku.

“Kami ketahui, tapi kami tidak bisa sampaikan di sini,” ujar Arif, menimbulkan tanda tanya besar di benak banyak orang.

Desakan dari Kubu Hasto

Pernyataan Arif ini muncul setelah kuasa hukum Hasto, Erna Ratnaningsih, mencecarnya dengan pertanyaan seputar upaya KPK dalam memantau pergerakan Harun Masiku. Arif menjelaskan bahwa pemantauan telah dilakukan bahkan sebelum OTT pada Januari 2020.

Tim KPK, menurut Arif, telah berupaya keras memantau pergerakan Harun Masiku dan orang-orang terdekatnya secara rahasia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengawasi tempat tinggal Harun Masiku di Thamrin Residences sebelum ia menghilang dan ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO).

“Kami berupaya agar si target ini tidak melarikan diri atau lepas dari pantauan kami, kami minta bantuan kepada tim surveillance,” jelas Arif.

Namun, jawaban Arif yang terkesan menggantung membuat Erna Ratnaningsih kembali melontarkan sindiran. Ia mempertanyakan mengapa KPK, yang mengaku sudah mengetahui titik keberadaan Harun Masiku, belum juga berhasil menangkapnya.

Korupsi adalah musuh bersama. Kita semua punya peran untuk mencegahnya. Berikut beberapa tips yang bisa kita lakukan:

1. Laporkan Tindak Pidana Korupsi - Jangan ragu untuk melaporkan jika Anda melihat atau mengetahui adanya indikasi tindak pidana korupsi. Semakin cepat laporan disampaikan, semakin besar peluang untuk mengungkap kebenaran.

Anda bisa melaporkan ke KPK, kepolisian, atau lembaga pengawas lainnya. Pastikan Anda memiliki bukti yang cukup untuk mendukung laporan Anda.

2. Awasi Penggunaan Anggaran Publik - Sebagai warga negara, kita punya hak untuk mengetahui bagaimana anggaran publik digunakan. Cari tahu informasi mengenai anggaran di lingkungan sekitar Anda dan awasi penggunaannya.

Anda bisa mengakses informasi anggaran melalui website pemerintah daerah atau meminta informasi langsung ke instansi terkait. Jika menemukan kejanggalan, segera laporkan.

3. Edukasi Diri dan Orang Lain - Pemahaman yang baik tentang korupsi dan dampaknya sangat penting. Luangkan waktu untuk membaca berita, artikel, atau buku tentang korupsi. Bagikan informasi ini kepada keluarga, teman, dan kolega Anda.

Semakin banyak orang yang sadar akan bahaya korupsi, semakin kuat upaya kita untuk memberantasnya.

4. Jadilah Contoh yang Baik - Pencegahan korupsi dimulai dari diri sendiri. Hindari praktik-praktik yang mengarah pada korupsi, seperti memberikan atau menerima suap, melakukan pungutan liar, atau menyalahgunakan wewenang.

Dengan menjadi contoh yang baik, Anda turut berkontribusi dalam membangun budaya anti-korupsi di lingkungan sekitar Anda.

Mengapa kasus Harun Masiku belum selesai, padahal KPK sudah tahu lokasinya menurut Pak Bambang?

Menurut Abraham Samad, mantan Ketua KPK, "Menemukan dan menangkap buronan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk strategi yang digunakan oleh buronan untuk bersembunyi dan jaringan yang melindunginya. KPK tentu punya pertimbangan taktis mengapa belum melakukan penangkapan, mungkin sedang mengumpulkan bukti yang lebih kuat atau menunggu momen yang tepat."

Apa kendala terbesar KPK dalam menangkap Harun Masiku menurut Ibu Susi?

Busyro Muqoddas, pakar hukum dan mantan pimpinan KPK, berpendapat, "Salah satu kendala terbesar adalah potensi adanya pihak-pihak yang melindungi Harun Masiku. Ini bisa berupa oknum di dalam atau di luar lembaga penegak hukum. Selain itu, kurangnya informasi yang akurat dan valid juga bisa menghambat proses penangkapan."

Bagaimana menurut Mas Joko agar kasus Harun Masiku tidak terkesan menguap begitu saja?

Menurut Taufiqurrahman Ruki, mantan Ketua KPK, "KPK harus lebih transparan dan akuntabel dalam penanganan kasus ini. Secara berkala, KPK perlu memberikan update informasi kepada publik mengenai perkembangan pencarian Harun Masiku. Ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan menghindari spekulasi yang tidak perlu."

Apakah ada kemungkinan Harun Masiku sudah tidak berada di Indonesia lagi menurut Mbak Rina?

Febri Diansyah, mantan juru bicara KPK, menjelaskan, "Kemungkinan itu selalu ada. Namun, KPK tentu sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Interpol, untuk melacak keberadaan Harun Masiku di luar negeri. Penting untuk diingat bahwa penangkapan buronan di luar negeri memerlukan proses yang lebih kompleks dan melibatkan kerjasama antar negara."

Apa yang bisa dilakukan masyarakat agar kasus Harun Masiku segera menemui titik terang menurut Dek Arya?

Laode M. Syarif, mantan Wakil Ketua KPK, menyampaikan, "Masyarakat bisa berperan aktif dengan memberikan informasi yang valid dan akurat kepada KPK. Jangan ragu untuk melaporkan jika Anda memiliki informasi yang bisa membantu mengungkap keberadaan Harun Masiku. Selain itu, terus kawal kasus ini dengan mengkritisi dan memberikan masukan yang konstruktif kepada KPK."