Inilah Prediksi BMKG, Kapan Puncak Musim Kemarau 2025 Tiba? antisipasi dari sekarang
Minggu, 18 Mei 2025 oleh journal
BMKG Ungkap Prediksi Puncak Musim Kemarau 2025: Kapan Tiba?
Pernahkah kamu bertanya-tanya, kapan ya puncak musim kemarau di tahun 2025 ini? Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberikan proyeksi terbarunya. Kabar baiknya, kita bisa sedikit mempersiapkan diri menghadapi cuaca kering yang akan datang.
Menurut analisis BMKG, sekitar 57,7% wilayah Indonesia, atau sekitar 403 Zona Musim (ZOM), diperkirakan akan memasuki musim kemarau. Nusa Tenggara menjadi wilayah yang diprediksi paling awal merasakan dampaknya. Jadi, siapkan diri ya, warga Nusa Tenggara!
Secara umum, BMKG memprediksi awal musim kemarau tahun ini akan datang bersamaan dengan waktu normal atau bahkan sedikit lebih lambat di sekitar 59% wilayah (409 ZOM). Namun, jangan khawatir, curah hujan selama musim kemarau diperkirakan masih dalam kategori normal, tidak terlalu basah atau terlalu kering.
"Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Agustus, namun durasinya akan lebih singkat dari biasanya di 43% wilayah Indonesia (298 ZOM)," ungkap BMKG dalam laporan Prospek Cuaca Mingguan periode 16-22 Mei 2025.
Saat ini, sebagian besar wilayah Indonesia masih dalam masa transisi atau pancaroba. BMKG menjelaskan, ciri khas pancaroba adalah perbedaan suhu udara yang signifikan antara pagi dan siang hari. Peningkatan radiasi Matahari di pagi dan siang hari memicu proses konvektif di lapisan atmosfer bawah, yang meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif di sore hingga malam hari. Hal ini bisa menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah. Tetap waspada ya!
Sebelumnya, BMKG juga telah memprediksi musim kemarau 2025 akan lebih pendek. Prediksi ini didasarkan pada analisis dinamika iklim global dan regional hingga pertengahan April 2025.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa awal musim kemarau dimulai pada April dan akan berlangsung bertahap di berbagai wilayah Indonesia. "Awal musim kemarau di Indonesia tidak terjadi serempak. Pada April 2025, ada 115 ZOM yang memasuki musim kemarau. Jumlah ini akan meningkat pada Mei dan Juni, meluas ke sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua," ujarnya.
Pantauan BMKG menunjukkan bahwa fenomena iklim global seperti El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) saat ini berada dalam fase netral. Artinya, tidak ada gangguan iklim besar dari Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia hingga semester II tahun 2025. Namun, suhu permukaan laut di wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dari normal dan diperkirakan bertahan hingga September, yang berpotensi memengaruhi cuaca lokal.
Dwikorita menambahkan, puncak musim kemarau akan terjadi pada Juni hingga Agustus 2025. Wilayah seperti Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku diperkirakan mengalami puncak kekeringan pada Agustus.
Soal sifat musim kemarau tahun ini, sekitar 60% wilayah diprediksi mengalami kemarau normal, 26% wilayah mengalami kemarau lebih basah dari normal, dan 14% wilayah lainnya lebih kering dari biasanya.
"Durasi kemarau diprediksi lebih pendek dari biasanya di sebagian besar wilayah, meskipun ada 26% wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih panjang, terutama di sebagian Sumatera dan Kalimantan," jelasnya.
Musim kemarau memang bisa jadi tantangan, tapi jangan khawatir! Dengan persiapan yang tepat, kita bisa tetap nyaman dan aman. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi musim kemarau 2025:
1. Perbanyak Konsumsi Air Putih - Cuaca panas saat musim kemarau bisa menyebabkan dehidrasi. Pastikan kamu minum air putih yang cukup setiap hari, minimal 8 gelas. Bawa botol minum ke mana pun kamu pergi agar selalu ingat untuk minum.
Contohnya, jika kamu berolahraga di luar ruangan, minum lebih banyak air dari biasanya.
2. Gunakan Tabir Surya - Sinar matahari saat musim kemarau bisa sangat terik dan berbahaya bagi kulit. Oleskan tabir surya dengan SPF minimal 30 setiap kali kamu beraktivitas di luar ruangan.
Jangan lupa ulangi pemakaian setiap 2 jam, terutama setelah berkeringat atau berenang.
3. Jaga Kesehatan Lingkungan - Musim kemarau seringkali meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan. Hindari membakar sampah sembarangan dan pastikan untuk membuang puntung rokok di tempat yang aman.
Selain itu, hemat air dan gunakan air seperlunya.
4. Perhatikan Kondisi Kendaraan - Periksa kondisi kendaraanmu secara berkala, terutama tekanan ban dan cairan pendingin. Cuaca panas bisa mempengaruhi performa kendaraan.
Pastikan juga AC mobil berfungsi dengan baik agar perjalananmu tetap nyaman.
5. Siapkan Pakaian yang Nyaman - Pilih pakaian yang terbuat dari bahan yang ringan dan menyerap keringat, seperti katun. Hindari pakaian yang terlalu ketat agar tubuh tetap bisa bernapas.
Gunakan topi atau payung saat beraktivitas di luar ruangan untuk melindungi diri dari sengatan matahari.
Menurut Bapak Bambang, kapan puncak musim kemarau 2025 diperkirakan terjadi?
Menurut perkiraan BMKG, puncak musim kemarau 2025 diperkirakan terjadi pada bulan Agustus. Jadi, persiapkan diri ya!
Ibu Sinta bertanya, wilayah mana saja yang diperkirakan akan mengalami musim kemarau lebih pendek dari biasanya?
Kepala BMKG, Ibu Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami musim kemarau yang lebih pendek dari biasanya.
Apa kata Bapak Joko mengenai faktor-faktor yang memengaruhi prediksi musim kemarau 2025?
BMKG menjelaskan bahwa prediksi musim kemarau dipengaruhi oleh dinamika iklim global dan regional, seperti El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD). Namun, saat ini kedua fenomena tersebut berada dalam fase netral.
Menurut pendapat Ibu Ani, apa yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan diri menghadapi musim kemarau?
Sebagai masyarakat, kita bisa mempersiapkan diri dengan memperbanyak konsumsi air putih, menjaga kesehatan lingkungan, dan memperhatikan kondisi kendaraan. Selain itu, hemat air dan gunakan seperlunya.
Apa saran Bapak Budi terkait dampak suhu permukaan laut terhadap cuaca lokal di Indonesia selama musim kemarau?
BMKG memantau bahwa suhu permukaan laut di wilayah Indonesia cenderung lebih hangat dari normal, dan diperkirakan akan bertahan hingga September. Hal ini berpotensi memengaruhi cuaca lokal, jadi kita perlu terus memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG.