Inilah Heboh! Siswa Ditekan Guru BK, Terancam Tidak Naik Kelas Karena Menolak Barak Militer demi masa depan

Minggu, 18 Mei 2025 oleh journal

KPAI Temukan Siswa Diancam Tak Naik Kelas Gara-Gara Tolak Ikut Program Ala Militer!

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) baru-baru ini mengungkapkan temuan mengejutkan terkait program yang melibatkan siswa di barak militer. Menurut Wakil Ketua KPAI, Jastra Putra, ada indikasi siswa yang menolak mengikuti program tersebut diancam oleh guru Bimbingan Konseling (BK) dengan sanksi tidak naik kelas. Waduh!

Temuan ini muncul setelah KPAI melakukan kunjungan langsung ke barak militer di Purwakarta dan Lembang. Kunjungan ini bertujuan untuk memantau program yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. "Kami menemukan adanya ancaman kepada siswa yang menolak program ini. Mereka diancam tidak akan naik kelas," ujar Jastra dalam konferensi pers virtual pada Jumat (16/5/2025).

Inilah Heboh! Siswa Ditekan Guru BK, Terancam Tidak Naik Kelas Karena Menolak Barak Militer demi masa depan

Lebih lanjut, Jastra menambahkan bahwa di Purwakarta, bahkan ada tiga sekolah yang tidak memiliki guru BK. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan besar mengenai dasar rekomendasi siswa yang dipilih untuk mengikuti program di barak militer tersebut. "Siapa yang merekomendasikan siswa-siswa ini? Ini perlu ditelusuri lebih lanjut agar kita bisa merekomendasikan psikolog yang profesional," tegasnya.

KPAI menyoroti bahwa salah satu faktor penyebab penyimpangan perilaku anak adalah kurangnya bimbingan konseling yang memadai, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah. "Diskusi dengan dinas terkait menunjukkan bahwa kekurangan psikolog profesional, pekerja sosial, dan guru BK menyebabkan layanan konseling anak tidak berjalan maksimal," imbuhnya.

Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah, juga menyampaikan kekhawatiran bahwa program ini berpotensi melanggar hak anak. Ketiadaan rekomendasi dari psikolog profesional sebelum anak-anak dikirim ke barak militer menjadi perhatian utama. "Kami berharap tidak terjadi pelanggaran hak anak, tetapi potensi ke arah sana sangat besar. Hilangnya referensi asesmen yang jelas dari psikolog sangat disayangkan," kata Ai.

Fakta yang lebih mengkhawatirkan adalah sekitar 6,7 persen anak-anak yang berada di barak militer bahkan tidak mengetahui alasan mereka dikirim ke sana. "Ada 6,7 persen anak yang mengatakan tidak tahu kenapa mereka ada di sini. Ini menunjukkan adanya aspek yang perlu diimplementasikan secara optimal untuk menghindari potensi pelanggaran hak anak," pungkas Ai.

Penting bagi kita untuk mendampingi anak-anak agar mereka tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif di sekitarnya. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

1. Bangun Komunikasi yang Terbuka - Ciptakan suasana yang nyaman bagi anak untuk bercerita tentang apa saja yang mereka alami, tanpa rasa takut dihakimi. Misalnya, saat anak bercerita tentang teman yang mengajak bolos, dengarkan dengan sabar dan berikan pandangan yang bijak.

Dengan komunikasi yang baik, anak akan merasa nyaman untuk berbagi masalahnya dan meminta saran dari orang tua.

2. Berikan Contoh Perilaku yang Positif - Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Jadi, usahakan untuk selalu memberikan contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menunjukkan sikap jujur, bertanggung jawab, dan menghargai orang lain.

Dengan melihat contoh yang baik, anak akan terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.

3. Libatkan Anak dalam Kegiatan Positif - Ajak anak untuk mengikuti kegiatan positif yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Misalnya, olahraga, seni, atau kegiatan sosial.

Dengan terlibat dalam kegiatan positif, anak akan memiliki lingkungan pergaulan yang sehat dan terhindar dari pengaruh buruk.

4. Pantau Penggunaan Gadget dan Media Sosial - Batasi waktu penggunaan gadget dan media sosial, serta pastikan anak mengakses konten yang positif dan bermanfaat. Ajarkan anak untuk bijak dalam menggunakan media sosial dan menghindari konten yang negatif atau berbahaya.

Dengan pemantauan yang baik, anak akan terhindar dari paparan konten negatif yang dapat memengaruhi perilaku mereka.

5. Bangun Kepercayaan Diri Anak - Berikan pujian dan dukungan atas prestasi yang diraih anak, sekecil apapun itu. Bantu anak untuk mengembangkan potensi diri mereka dan mengatasi rasa tidak percaya diri.

Dengan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, anak akan lebih mampu menghadapi tantangan dan menolak pengaruh buruk dari orang lain.

Apa tanggapan Bapak Budi mengenai ancaman guru BK terhadap siswa yang menolak program barak militer?

Menurut Bapak Budi, seorang praktisi pendidikan, "Ancaman seperti itu jelas tidak dibenarkan. Pendidikan seharusnya memberikan ruang bagi siswa untuk berpendapat dan memilih, bukan malah menekan mereka dengan ancaman. Ini adalah pelanggaran terhadap hak anak dan prinsip-prinsip pendidikan yang humanis."

Bagaimana pendapat Ibu Sinta tentang kurangnya guru BK di beberapa sekolah di Purwakarta?

Ibu Sinta, seorang psikolog anak, mengatakan, "Kurangnya guru BK sangat memprihatinkan. Guru BK memiliki peran penting dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa, membantu mereka mengatasi masalah pribadi dan akademik. Tanpa guru BK, siswa rentan mengalami masalah yang tidak terdeteksi dan tidak tertangani dengan baik."

Apa saran Bapak Anton terkait program yang melibatkan siswa di barak militer?

Bapak Anton, seorang pengamat pendidikan, menyarankan, "Program seperti ini harus dievaluasi secara menyeluruh. Pastikan program ini benar-benar memberikan manfaat positif bagi siswa, bukan malah menimbulkan trauma atau tekanan psikologis. Libatkan psikolog profesional dalam proses seleksi dan pendampingan siswa."

Menurut Ibu Rina, bagaimana cara mengatasi masalah kurangnya psikolog profesional di sekolah?

Ibu Rina, seorang aktivis perlindungan anak, menjelaskan, "Pemerintah daerah perlu meningkatkan rekrutmen dan pelatihan psikolog profesional untuk ditempatkan di sekolah-sekolah. Selain itu, perlu ada kerjasama dengan universitas dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang psikologi untuk memberikan layanan konseling gratis kepada siswa yang membutuhkan."

Apa komentar Bapak Joko tentang persentase anak yang tidak tahu alasan mereka dikirim ke barak militer?

Bapak Joko, seorang ahli hukum anak, berkomentar, "Ini sangat mengkhawatirkan. Anak-anak memiliki hak untuk mengetahui alasan mereka dilibatkan dalam suatu program. Ketidakjelasan seperti ini berpotensi melanggar hak anak untuk mendapatkan informasi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi diri mereka."

Apa harapan Ibu Maya terhadap program-program yang melibatkan anak-anak?

Ibu Maya, seorang ibu rumah tangga dan pemerhati masalah anak, berharap, "Semoga program-program yang melibatkan anak-anak selalu mengutamakan kepentingan terbaik anak. Jangan sampai program tersebut malah merugikan anak, baik secara fisik maupun psikologis. Libatkan orang tua dalam proses pengambilan keputusan dan berikan informasi yang transparan mengenai program tersebut."