Temukan Sorotan Young Buddhist Association Atas Aksi Kunto Bimo Macron di Borobudur tentang dampak yang lebih luas
Minggu, 1 Juni 2025 oleh journal
Sorotan Young Buddhist Association Terhadap Aksi di Borobudur
Young Buddhist Association (YBA) baru-baru ini menyampaikan perhatiannya terkait tindakan sejumlah pengunjung Candi Borobudur, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya, yang menyentuh arca Buddha di stupa Kunto Bimo. Aksi ini memicu diskusi mengenai pentingnya menjaga kelestarian warisan budaya.
YBA berpendapat bahwa tindakan tersebut mungkin bukan sepenuhnya kesalahan individu. Dalam pernyataan yang diunggah di akun X mereka pada hari Jumat (30/5), YBA menduga bahwa para tokoh tersebut mungkin tidak menyadari adanya larangan terkait mitos Kunto Bimo di Candi Borobudur.
"Bukan sepenuhnya kesalahan Presiden Macron, Ibu Negara Brigitte Macron, dan Letkol Teddy. Mungkin mereka tidak tahu bahwa melakukan ritual Kunto Bimo sudah tidak diperbolehkan di Candi Borobudur," demikian pernyataan YBA.
YBA menekankan bahwa mitos Kunto Bimo, yang populer di kalangan masyarakat sekitar, telah dilarang karena dampaknya yang merugikan terhadap pelestarian Candi Borobudur. Mereka juga mengapresiasi peran para pemandu wisata yang telah berupaya memberikan informasi kepada pengunjung tentang larangan menaiki atau bersikap tidak hormat di area stupa yang dianggap sakral oleh umat Buddha.
Oleh karena itu, YBA menyerukan penerapan aturan pelestarian yang konsisten dan adil bagi seluruh pengunjung Candi Borobudur. Mereka berharap semua pihak dapat mematuhi aturan tersebut sebagai wujud cinta dan kepedulian terhadap kelestarian Candi Borobudur, sehingga dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
"Seharusnya peraturan pelestarian ini tidak tebang pilih agar kita semua tetap peduli kepada Candi Borobudur sebagai objek destinasi wisata religi," tegas YBA.
YBA menegaskan bahwa tanggung jawab menjaga kelestarian Candi Borobudur, yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh UNESCO dan menjadi kebanggaan Indonesia, berada di pundak semua pihak. Mereka berharap semua pihak dapat bersatu dalam upaya pelestarian ini.
"Semoga kita ke depan bisa kompak dalam satu kepentingan untuk menjaga Candi Borobudur," pungkas YBA.
Yuk, kita sama-sama jaga Candi Borobudur agar tetap lestari dan bisa dinikmati oleh generasi mendatang. Berikut beberapa tips sederhana yang bisa kita terapkan saat berkunjung:
1. Patuhi Aturan yang Berlaku - Candi Borobudur memiliki aturan yang dibuat untuk menjaga kelestariannya. Misalnya, larangan menaiki stupa atau menyentuh arca tertentu. Dengan mematuhi aturan, kita ikut berkontribusi dalam menjaga warisan budaya ini.
Contohnya, perhatikan rambu-rambu dan ikuti arahan dari pemandu wisata.
2. Bersikap Hormat - Candi Borobudur adalah tempat suci bagi umat Buddha. Oleh karena itu, penting untuk menjaga sikap dan perilaku yang sopan. Hindari berteriak, berlarian, atau melakukan tindakan yang bisa mengganggu kekhusyukan pengunjung lain.
Misalnya, berbicara dengan tenang dan menghormati orang lain yang sedang beribadah atau menikmati keindahan candi.
3. Jangan Membuang Sampah Sembarangan - Sampah bisa merusak keindahan dan kebersihan Candi Borobudur. Selalu buang sampah pada tempatnya dan hindari meninggalkan apapun di area candi.
Bawa kantong sampah sendiri jika perlu, dan pastikan kita tidak meninggalkan jejak apapun selain jejak kaki.
4. Dokumentasikan dengan Bijak - Mengambil foto atau video adalah cara yang baik untuk mengabadikan momen di Candi Borobudur. Namun, hindari menggunakan flash saat memotret arca atau relief, karena bisa merusak materialnya. Juga, jangan gunakan drone tanpa izin.
Gunakan pencahayaan alami dan hormati privasi pengunjung lain saat mengambil gambar.
Mengapa Ibu Sinta bertanya-tanya mengapa ada larangan menyentuh arca di Borobudur?
Menurut Bapak Prof. Dr. Arief Subekti, seorang arkeolog dari UGM, larangan menyentuh arca bertujuan untuk melindungi material batu candi dari kerusakan akibat sentuhan tangan yang mengandung minyak dan kotoran. Sentuhan berulang dapat mempercepat pelapukan batu.
Apa itu mitos Kunto Bimo yang membuat Mas Budi penasaran?
Menurut Romo Asun, seorang tokoh agama Buddha, mitos Kunto Bimo adalah kepercayaan masyarakat setempat bahwa menyentuh arca Buddha tertentu di stupa tertinggi dapat membawa keberuntungan atau mengabulkan permohonan. Namun, praktik ini dilarang karena dapat merusak candi.
Bagaimana pendapat Mbak Ani tentang peran pemandu wisata di Borobudur?
Menurut Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri, pemandu wisata memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada wisatawan tentang sejarah, budaya, dan aturan yang berlaku di Candi Borobudur. Mereka adalah duta budaya yang membantu menjaga kelestarian warisan bangsa.
Apa yang bisa dilakukan Pak Joko agar wisatawan lebih peduli dengan kelestarian Borobudur?
Menurut Bapak Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan adalah kunci. Kita perlu meningkatkan kesadaran wisatawan tentang pentingnya menjaga kelestarian Candi Borobudur melalui kampanye yang kreatif dan menarik, serta melibatkan komunitas lokal dalam upaya pelestarian.
Mengapa Dik Dimas bertanya-tanya, mengapa UNESCO menetapkan Borobudur sebagai cagar budaya?
Menurut Ibu Dr. Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, penetapan Candi Borobudur sebagai cagar budaya oleh UNESCO adalah pengakuan atas nilai universalnya sebagai mahakarya arsitektur dan simbol peradaban Buddha. Penetapan ini juga memberikan perlindungan hukum dan dukungan internasional untuk pelestariannya.
Apa harapan Nona Rina untuk masa depan Candi Borobudur?
Menurut Bapak Ganjar Pranowo, mantan Gubernur Jawa Tengah, harapan kita semua adalah agar Candi Borobudur tetap lestari dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang. Kita harus terus berupaya menjaga kelestariannya dengan melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan wisatawan.