Temukan, Hercules Minta Maaf ke Sutiyoso dengan Cium Tangan, Selesaikan Konflik Secara Adat Timor demi Persatuan dan Kedamaian

Kamis, 29 Mei 2025 oleh journal

Hercules Cium Tangan Sutiyoso, Minta Maaf dengan Adat Timor Leste

Rosario de Marshall, yang lebih dikenal sebagai Hercules, Ketua Umum GRIB Jaya, baru-baru ini mengunjungi kediaman Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso di kawasan Cibubur. Pertemuan ini menjadi momen penting bagi keduanya setelah sempat terjadi kesalahpahaman yang dipicu oleh komentar Hercules terkait pernyataan Sutiyoso tentang ormas.

Kedatangan Hercules ke rumah mantan Kepala BIN tersebut adalah untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung. Sebelumnya, Hercules sempat melontarkan pernyataan yang dianggap menyinggung Sutiyoso. Sebagai simbol permintaan maaf yang mendalam, Hercules menyerahkan kain Timor, sebuah tradisi adat dari Timor Leste, yang diterima dengan hangat oleh Sutiyoso.

Temukan, Hercules Minta Maaf ke Sutiyoso dengan Cium Tangan, Selesaikan Konflik Secara Adat Timor demi Persatuan dan Kedamaian

"Mudah-mudahan Bapak berkenan menerima permintaan maaf saya ini. Bagi saya, Bapak sudah seperti ayah sendiri. Kami ini dididik oleh bapak-bapak dari baret merah, diajarkan tentang kesetiaan dan loyalitas," ujar Hercules saat berada di kediaman Sutiyoso, seperti yang tertulis dalam rilis yang diterima oleh CNNIndonesia.com.

Dalam foto yang beredar, terlihat momen haru ketika Hercules menggenggam erat dan mencium tangan Sutiyoso sebagai wujud penyesalannya. Hercules menjelaskan bahwa ucapannya sebelumnya hanyalah spontanitas belaka. Ia pun merasa lega karena Sutiyoso bersedia menerima permintaan maafnya.

Tak hanya kepada Sutiyoso, Hercules juga menyampaikan permohonan maaf kepada istri, anak, cucu, dan seluruh keluarga besar Sutiyoso. Permintaan maaf ini menunjukkan kesungguhan Hercules dalam menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.

Sutiyoso, yang akrab disapa Bang Yos, dalam pertemuan tersebut, mengenang masa-masa sulit perjuangan Kopassus dan TBO (Tim Pembela Operasi) dalam membela Timor Leste sebagai bagian dari NKRI. Ia mengungkapkan betapa kuatnya ikatan emosional yang terjalin melalui pengalaman pahit dan penuh pengorbanan. Pengalaman tersebut, menurutnya, tak bisa dilupakan, terutama dengan sosok seperti Hercules dan Erico Gutteres, yang tetap setia kepada Republik Indonesia.

"Jadi, begitulah sejarahnya. Kita punya sejarah hubungan emosional yang terbangun dengan berdarah-darah, bukan karena hal-hal yang menyenangkan. Itu tidak bisa dilupakan," kata Sutiyoso.

Bang Yos juga menegaskan bahwa ia menganggap Hercules seperti adik dan anaknya sendiri. Oleh karena itu, kesalahpahaman yang terjadi dianggapnya sebagai hal yang wajar dan manusiawi. "Kalau Hercules yang saya anggap sebagai adik, anak sendiri, terus dia ngomong salah, ya manusia biasa. Saya sama sekali tidak memasukkannya ke hati. Apalagi dia sudah minta maaf di media, itupun aku sudah terima minta maafnya dia dan sekarang datang lagi itu luar biasa bagi saya," ungkap Bang Yos.

Sebelumnya, ketegangan antara Hercules dan Sutiyoso muncul akibat respons Hercules terhadap dukungan Sutiyoso terhadap wacana revisi UU Ormas. Sutiyoso, dalam sebuah pernyataan, mengungkapkan ketidaknyamanannya melihat ormas yang menggunakan seragam mirip TNI dan digunakan untuk melakukan pemerasan.

"Saya tidak nyaman melihat ormas berpakaian yang terkesan lebih tentara dari tentara," ujarnya.

Sutiyoso mencontohkan betapa sulitnya menjadi anggota Kopassus, yang membutuhkan pelatihan intensif selama enam bulan. Ia merasa kecewa ketika seragam tersebut justru digunakan oleh ormas tertentu. Dukungan Sutiyoso terhadap revisi UU Ormas didasari oleh keinginan untuk menertibkan ormas, bukan hanya dari segi perilaku, tetapi juga dari cara berpakaian.

Hercules, yang merasa tersinggung dengan pernyataan Sutiyoso, sempat melontarkan kritikan. Ia merasa bahwa Sutiyoso telah menghina ormas dan memintanya untuk tidak ikut campur. "Kayak Pak Sutiyoso itu ngapain, Pak Sutiyoso itu enggak usahlah menyinggung ormas, sudahlah kalau saya bilang mulutmu sudah bau tanah. Enggak usah nyinggung-nyinggung kita," kata Hercules saat itu.

Bertengkar itu wajar, tapi bagaimana cara kita menjaga hubungan baik setelahnya itu yang penting. Yuk, simak beberapa tips berikut ini agar hubunganmu tetap harmonis setelah ada kesalahpahaman:

1. Akui Kesalahan dan Minta Maaf dengan Tulus - Mengakui kesalahan adalah langkah pertama yang penting. Minta maaflah dengan tulus dan tunjukkan bahwa kamu menyesal atas tindakan atau perkataanmu. Contoh: "Aku minta maaf ya, aku nggak bermaksud menyakitimu."

Jangan hanya meminta maaf karena terpaksa, tapi benar-benar dari hati.

2. Dengarkan dengan Empati - Coba posisikan dirimu di tempat orang lain. Dengarkan keluh kesahnya tanpa menyela atau membela diri. Contoh: "Aku paham kok kenapa kamu marah, aku juga akan merasakan hal yang sama."

Mendengarkan dengan empati membantu membangun kembali kepercayaan.

3. Beri Waktu untuk Mendinginkan Suasana - Setelah bertengkar, jangan langsung memaksakan untuk menyelesaikan masalah. Beri waktu bagi kedua belah pihak untuk menenangkan diri. Contoh: "Kita istirahat dulu ya, nanti kita bicarakan lagi setelah sama-sama tenang."

Memaksakan penyelesaian saat emosi masih tinggi justru bisa memperburuk situasi.

4. Cari Solusi Bersama - Setelah suasana membaik, ajaklah untuk mencari solusi bersama. Fokus pada penyelesaian masalah, bukan pada siapa yang benar atau salah. Contoh: "Gimana kalau kita coba cari jalan tengahnya bersama-sama?"

Kerja sama dalam mencari solusi menunjukkan bahwa kamu peduli dengan hubungan tersebut.

5. Hindari Mengungkit Masa Lalu - Saat menyelesaikan masalah, fokuslah pada masalah yang sedang dihadapi. Jangan mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu karena hanya akan memperkeruh suasana. Contoh: "Kita fokus saja sama masalah ini ya, yang lalu biarlah berlalu."

Mengungkit masa lalu hanya akan membuat masalah semakin rumit dan sulit diselesaikan.

6. Jaga Komunikasi Tetap Terbuka - Komunikasi yang baik adalah kunci dari hubungan yang sehat. Usahakan untuk selalu terbuka dan jujur satu sama lain. Contoh: "Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk cerita ya, aku siap mendengarkan."

Komunikasi yang terbuka membantu mencegah kesalahpahaman di kemudian hari.

Mengapa Ibu Ratna penasaran Hercules sampai meminta maaf secara adat Timor Leste?

Menurut Bapak Dr. Mahfud MD, pakar hukum dan tokoh masyarakat, permintaan maaf secara adat Timor Leste menunjukkan keseriusan Hercules dalam menyelesaikan masalah ini. Adat Timor Leste sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dan perdamaian, sehingga permintaan maaf secara adat memiliki makna yang sangat mendalam.

Apa tanggapan Bapak Budi tentang pernyataan Sutiyoso yang merasa tidak nyaman dengan ormas berseragam mirip tentara?

Menurut Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, tokoh militer dan mantan menteri, kekhawatiran Sutiyoso sangat beralasan. Seragam TNI memiliki makna dan sejarah yang panjang, sehingga tidak seharusnya digunakan sembarangan oleh ormas. Hal ini dapat merusak citra TNI dan menimbulkan kebingungan di masyarakat.

Bagaimana menurut Mbak Ani tentang pentingnya menjaga hubungan baik setelah terjadi perselisihan?

Menurut Ibu Najwa Shihab, jurnalis dan tokoh publik, menjaga hubungan baik setelah perselisihan sangat penting untuk membangun masyarakat yang harmonis. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, namun penting untuk tetap saling menghormati dan mencari solusi bersama. Sikap saling memaafkan dan membuka diri untuk berdialog adalah kunci utama.

Apa saran Bapak Joko terkait dengan wacana revisi UU Ormas yang didukung oleh Sutiyoso?

Menurut Bapak Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, pakar hukum tata negara, revisi UU Ormas perlu dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek. Tujuannya adalah untuk menertibkan ormas yang melanggar hukum dan meresahkan masyarakat, namun tetap menjamin kebebasan berserikat dan berkumpul yang diatur dalam konstitusi.

Menurut Mas Slamet, apakah permintaan maaf Hercules kepada keluarga Sutiyoso itu penting?

Menurut Bapak Quraish Shihab, tokoh agama dan cendekiawan, permintaan maaf Hercules kepada seluruh keluarga Sutiyoso menunjukkan kedewasaan dan kebijaksanaan. Dalam ajaran agama, meminta maaf kepada orang yang tersakiti, termasuk keluarganya, adalah tindakan yang sangat terpuji dan dapat membawa berkah.