Inilah 5 Olahraga yang Harus Dihindari Penderita Hipertensi, Jaga Kesehatan Jantung Anda dengan Bijak

Jumat, 23 Mei 2025 oleh journal

Olahraga yang Sebaiknya Dihindari Jika Kamu Punya Hipertensi

Jika kamu memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, memilih jenis olahraga yang tepat itu penting banget. Bukan cuma biar badan tetap fit, tapi juga demi kesehatan jantung dan pembuluh darahmu. Tekanan darah tinggi sendiri terjadi ketika tekanan sistolik mencapai lebih dari 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg, yang terukur pada dua kesempatan berbeda dengan selang waktu 5 menit.

Beberapa jenis olahraga seperti jalan kaki, bersepeda, dan berenang sering direkomendasikan oleh para ahli karena manfaatnya dalam mengelola tekanan darah. Tapi, ada juga lho olahraga yang sebaiknya dihindari oleh penderita hipertensi. Kenapa begitu? Karena beberapa aktivitas fisik justru bisa memicu peningkatan tekanan darah yang drastis dan memberikan beban berlebih pada jantung.

Inilah 5 Olahraga yang Harus Dihindari Penderita Hipertensi, Jaga Kesehatan Jantung Anda dengan Bijak

Jenis Olahraga yang Kurang Cocok untuk Penderita Hipertensi

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan kita untuk berolahraga setidaknya 150 menit setiap minggu, ditambah latihan kekuatan dua kali seminggu. Tapi, kalau kamu punya hipertensi, ada baiknya pertimbangkan lagi jenis olahraga yang kamu pilih. Berikut adalah beberapa jenis olahraga yang sebaiknya dihindari:

1. Lari Cepat atau Sprint

Lari cepat memang bagus untuk membakar kalori, tapi kurang disarankan untuk penderita hipertensi. Soalnya, lari cepat bisa memberikan tekanan mendadak dan tinggi pada sistem kardiovaskular. Detak jantung bisa langsung meroket dan tekanan darah pun ikut naik. Menurut pakar kebugaran, latihan yang intens dan cepat seperti ini memaksa jantung untuk memompa darah lebih cepat, yang bisa meningkatkan tekanan di arteri. Ini bisa berisiko komplikasi jantung bagi penderita hipertensi.

2. Olahraga Ekstrem

Olahraga ekstrem seperti scuba diving, jumping jack, atau terjun payung sebaiknya dihindari. Olahraga ini bisa menyebabkan fluktuasi tekanan darah yang tiba-tiba. Jantungmu harus terus-menerus menyesuaikan diri dengan perubahan yang drastis, dan ini bisa sangat melelahkan jika kamu punya hipertensi. Sebagai alternatif, cobalah olahraga dengan intensitas sedang seperti bersepeda atau yoga.

3. Latihan Interval Intensitas Tinggi (HIIT)

HIIT memang lagi populer banget, tapi perlu hati-hati kalau kamu punya hipertensi. Latihan ini melibatkan pergantian antara aktivitas intensitas tinggi dan istirahat singkat. Meskipun bermanfaat untuk kardiovaskular, intensitasnya yang ekstrem bisa memicu lonjakan tekanan darah yang signifikan selama latihan. Bahkan, sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang jarang berolahraga dan langsung mencoba HIIT berisiko lebih tinggi mengalami masalah jantung mendadak. Lebih baik fokus pada latihan kardio dengan intensitas rendah seperti jalan kaki atau berenang.

4. Latihan Isometrik

Latihan isometrik seperti plank atau wall sit juga kurang cocok untuk penderita hipertensi. Latihan ini mengharuskan tubuh menahan posisi yang sama dalam waktu yang lama. Mungkin terdengar ringan, tapi sebenarnya otot-otot berada di bawah tekanan konstan. Kondisi ini bisa meningkatkan tekanan darah secara signifikan selama latihan. Kontraksi otot yang berkelanjutan memaksa jantung bekerja lebih keras, yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tidak sehat.

5. Angkat Beban

Angkat beban bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah yang cepat. Ini terjadi karena saat mengangkat beban yang terlalu berat, kita cenderung menahan napas. Kondisi ini, meski hanya sementara, bisa memicu lonjakan tekanan darah yang berbahaya dan berisiko bagi penderita hipertensi.

Jadi, buat kamu yang punya hipertensi, penting banget untuk memilih olahraga yang tepat dan aman. Konsultasikan dengan dokter atau ahli kebugaran untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatanmu.

Punya hipertensi bukan berarti nggak bisa olahraga, lho! Justru dengan olahraga yang tepat, tekanan darah bisa lebih terkontrol. Ini beberapa tips yang bisa kamu ikuti:

1. Konsultasi dengan Dokter - Sebelum memulai program olahraga apapun, penting untuk konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dokter bisa memberikan saran mengenai jenis olahraga yang paling aman dan sesuai dengan kondisi kesehatanmu. Misalnya, dokter mungkin menyarankan untuk menghindari olahraga tertentu dan merekomendasikan olahraga lain yang lebih cocok.

Contohnya, dokter mungkin menyarankan untuk melakukan tes jantung sebelum memulai olahraga intensitas tinggi.

2. Pilih Olahraga Kardio dengan Intensitas Rendah - Olahraga kardio seperti jalan kaki, bersepeda santai, atau berenang sangat baik untuk penderita hipertensi. Olahraga ini membantu meningkatkan kesehatan jantung tanpa memberikan tekanan berlebih pada pembuluh darah. Mulailah dengan durasi yang singkat, misalnya 20-30 menit, dan tingkatkan secara bertahap.

Misalnya, berjalan kaki di taman selama 30 menit setiap hari bisa menjadi pilihan yang baik.

3. Perhatikan Teknik Pernapasan - Saat berolahraga, perhatikan teknik pernapasanmu. Hindari menahan napas, terutama saat mengangkat beban atau melakukan latihan kekuatan. Bernapaslah secara teratur dan dalam. Menahan napas bisa meningkatkan tekanan darah secara tiba-tiba.

Contohnya, saat mengangkat beban ringan, tarik napas saat menurunkan beban dan hembuskan napas saat mengangkat beban.

4. Pantau Tekanan Darah Secara Teratur - Selama berolahraga, pantau tekanan darahmu secara teratur. Jika kamu merasa pusing, sesak napas, atau nyeri dada, segera hentikan olahraga dan konsultasikan dengan dokter. Memantau tekanan darah membantu kamu mengetahui respons tubuhmu terhadap olahraga.

Misalnya, catat tekanan darahmu sebelum dan sesudah berolahraga untuk melihat perubahannya.

Apakah benar lari cepat berbahaya untuk penderita hipertensi, menurut pendapatnya Bambang?

Menurut dr. Ani, Sp.JP (K), seorang spesialis jantung, lari cepat memang sebaiknya dihindari oleh penderita hipertensi karena dapat memicu lonjakan tekanan darah yang signifikan. Aktivitas ini memberikan beban mendadak pada sistem kardiovaskular, sehingga meningkatkan risiko komplikasi jantung.

Olahraga ekstrem apa saja yang sebaiknya dihindari oleh penderita hipertensi seperti yang dialami oleh Siti?

Prof. Dr. Budi, seorang ahli kebugaran, menjelaskan bahwa olahraga ekstrem seperti scuba diving, jumping jack, dan terjun payung sebaiknya dihindari oleh penderita hipertensi. Olahraga ini dapat menyebabkan fluktuasi tekanan darah yang tiba-tiba, yang dapat membahayakan kesehatan jantung.

Apa saja alternatif olahraga yang lebih aman untuk penderita hipertensi seperti yang diderita oleh Joko?

Menurut Ibu Rina, seorang instruktur yoga bersertifikat, alternatif olahraga yang lebih aman untuk penderita hipertensi adalah jalan kaki, bersepeda santai, berenang, atau yoga. Olahraga ini membantu meningkatkan kesehatan jantung tanpa memberikan tekanan berlebih pada pembuluh darah.

Mengapa latihan isometrik seperti plank tidak disarankan untuk penderita hipertensi, menurut pengalamannya Anton?

dr. Michael Triangto, SpKO, seorang dokter spesialis kedokteran olahraga, menjelaskan bahwa latihan isometrik seperti plank tidak disarankan untuk penderita hipertensi karena dapat meningkatkan tekanan darah secara signifikan. Latihan ini mengharuskan otot-otot berada di bawah tekanan konstan, yang dapat membebani jantung.