Temukan Alasan Gen Z Beramai,Ramai Beralih ke HP Ini penasaran bukan main

Senin, 2 Juni 2025 oleh journal

Gen Z Mulai Tinggalkan Smartphone? Tren 'Ponsel Jadul' Kembali Menggema

Foto: itel A90. (Dok. itel)

Jakarta, CNBC Indonesia — Sebuah fenomena menarik terjadi di kalangan generasi Z (Gen Z) di Amerika Serikat: mereka mulai "bosan" dengan smartphone. Alih-alih terus terpaku pada layar canggih, mereka justru melirik ponsel-ponsel jadul yang sederhana.

Temukan Alasan Gen Z Beramai,Ramai Beralih ke HP Ini penasaran bukan main

"Saya rasa kita bisa melihatnya pada sebagian Gen Z – mereka mulai jenuh dengan layar smartphone," ujar Jose Briones, seorang influencer yang dikenal dengan kampanye 'dumb phone', seperti dikutip dari CNBC International, Minggu (1/6/2025).

Tren ini, yang mulai mencuat beberapa tahun lalu di AS, menunjukkan bahwa daya tarik ponsel dengan fitur dasar (feature phone) kembali meningkat. HMD Global, pemilik merek Nokia yang populer di era 2000-an, menjadi salah satu pihak yang diuntungkan dengan tren ini.

Penjualan feature phone di AS bahkan melonjak hingga puluhan ribu unit per bulan pada tahun 2022, di tengah penurunan penjualan smartphone secara global. Sementara itu, pasar feature phone secara global didominasi oleh negara-negara di Timur Tengah, Afrika, dan India, yang mencapai 80% dari total pasar pada tahun lalu, menurut laporan Counterpoint Research.

Bagaimana dengan Pasar Smartphone di Indonesia?

Berbeda dengan tren di AS, pasar smartphone di Indonesia sempat mengalami tantangan. Daya beli masyarakat yang menurun dalam beberapa tahun terakhir turut memengaruhi penjualan perangkat ini.

Laporan IDC bertajuk Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker mencatat penurunan pasar smartphone Indonesia sebesar 14,3% pada tahun 2023, dengan total pengiriman hanya 35 juta unit. Namun, kondisi ini mulai membaik pada tahun lalu. Secara keseluruhan, pasar smartphone di Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 15,5% year-on-year (YoY), mencapai hampir 40 juta unit sepanjang tahun 2024.

IDC melaporkan bahwa para vendor mampu mencatatkan pertumbuhan yang kuat pada paruh pertama tahun 2024, setelah mengalami penurunan selama beberapa kuartal sebelumnya. Pada kuartal keempat (Q4) 2024, pasar HP Indonesia tumbuh 9,6% dari tahun ke tahun, meskipun sedikit stagnan dengan penurunan 0,2% secara quarter-to-quarter (QoQ).

Pertumbuhan pada tahun 2024 didorong terutama oleh segmen ultra low-end (di bawah Rp 1,6 juta) yang dipimpin oleh Transsion. Sementara itu, segmen kelas menengah (antara Rp 3,2 juta – Rp 9,8 juta) mengalami pertumbuhan yang kuat sebesar 24,9% YoY, dengan Oppo memimpin segmen ini.

Sebaliknya, penjualan smartphone dengan harga di atas Rp 10 juta mengalami penurunan signifikan sebesar 9,2%, sebagian besar disebabkan oleh pelarangan penjualan iPhone 16 pada Q4 2024.

Pangsa pasar 5G terus meningkat secara signifikan menjadi 25,8% pada tahun 2024, naik dari 17,1% pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh peluncuran model-model baru dan penawaran 5G yang semakin terjangkau.

Merasa terlalu sering menggunakan smartphone? Jangan khawatir, ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu coba untuk mengurangi ketergantungan dan menikmati hidup lebih offline:

1. Batasi Waktu Layar dengan Aplikasi Bawaan - Hampir semua smartphone modern memiliki fitur untuk memantau dan membatasi penggunaan aplikasi. Manfaatkan fitur ini untuk menetapkan batas waktu harian untuk aplikasi-aplikasi yang paling sering kamu gunakan. Contohnya, batasi penggunaan media sosial hanya 30 menit sehari.

Fitur ini akan memberikan notifikasi saat kamu mendekati batas waktu yang ditetapkan, membantu kamu lebih sadar akan penggunaan smartphone kamu.

2. Aktifkan Mode 'Jangan Ganggu' (Do Not Disturb) - Mode ini bisa sangat membantu untuk mengurangi gangguan notifikasi yang terus-menerus muncul. Atur jadwal rutin untuk mengaktifkan mode ini, misalnya saat bekerja, belajar, atau tidur.

Dengan meminimalisir notifikasi, kamu bisa lebih fokus pada aktivitas yang sedang kamu lakukan dan mengurangi keinginan untuk terus mengecek smartphone.

3. Ciptakan Zona Bebas Smartphone di Rumah - Tentukan area di rumahmu, seperti kamar tidur atau meja makan, sebagai zona bebas smartphone. Ini berarti tidak ada penggunaan smartphone di area tersebut.

Dengan menciptakan batasan fisik, kamu bisa melatih diri untuk tidak selalu bergantung pada smartphone dan lebih menikmati momen bersama keluarga atau istirahat yang berkualitas.

4. Ganti Kebiasaan dengan Hobi Baru - Alihkan waktu yang biasanya kamu habiskan untuk bermain smartphone dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan menyenangkan. Coba ikuti kelas memasak, belajar bermain musik, atau mulai berkebun.

Dengan menemukan hobi baru, kamu bisa mengisi waktu luangmu dengan kegiatan yang lebih produktif dan mengurangi keinginan untuk terus menggunakan smartphone.

5. Gunakan Aplikasi untuk Detoksifikasi Digital - Ada banyak aplikasi yang dirancang khusus untuk membantu kamu mengurangi penggunaan smartphone. Aplikasi-aplikasi ini biasanya menawarkan fitur-fitur seperti pengingat untuk beristirahat, pemblokiran aplikasi, dan laporan penggunaan yang detail.

Dengan bantuan aplikasi, kamu bisa lebih sadar akan kebiasaan penggunaan smartphone kamu dan mengambil langkah-langkah konkret untuk menguranginya.

Apakah benar Gen Z mulai meninggalkan smartphone, menurut pendapat Bambang?

Menurut pengamat teknologi, Onno W. Purbo, "Tren 'dumb phone' di kalangan Gen Z menunjukkan adanya kesadaran tentang pentingnya keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata. Mereka mulai mencari cara untuk mengurangi distraksi dan fokus pada pengalaman yang lebih bermakna."

Apa alasan utama Gen Z memilih ponsel jadul, menurut pendapat Siti?

Kata psikolog anak dan remaja, Seto Mulyadi, "Salah satu alasannya adalah tekanan sosial untuk selalu 'terhubung' dan tampil sempurna di media sosial. Ponsel jadul menawarkan kebebasan dari tekanan ini dan memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada diri sendiri dan interaksi sosial yang lebih otentik."

Bagaimana pasar smartphone di Indonesia saat ini, menurut pendapat Joko?

Menurut Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, "Pasar smartphone di Indonesia masih menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan, terutama di segmen menengah dan bawah. Namun, tantangan seperti daya beli masyarakat dan persaingan yang ketat tetap menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan."

Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada smartphone, menurut pendapat Ani?

Menurut pakar gaya hidup digital, Nukman Luthfie, "Kuncinya adalah kesadaran dan kemauan untuk mengubah kebiasaan. Mulailah dengan menetapkan batasan waktu penggunaan, mencari kegiatan alternatif yang lebih bermanfaat, dan menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup yang lebih seimbang."