Ketahui Hukum Niat Puasa Dzulhijjah Digabung Qadha Ramadhan, Ini Tata Cara Lengkapnya agar Ibadah Sah dan Berkah
Kamis, 29 Mei 2025 oleh journal
Bolehkah Menggabungkan Niat Puasa Dzulhijjah dan Qadha Ramadhan? Hukum dan Panduan Lengkap
Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang istimewa, terutama sepuluh hari pertamanya. Banyak amalan saleh yang dianjurkan, dan salah satunya adalah berpuasa. Keutamaan sepuluh hari pertama Dzulhijjah ini sangat besar, bahkan melebihi jihad di jalan Allah, kecuali bagi mereka yang berjuang dengan seluruh jiwa dan hartanya tanpa kembali membawa apa pun.
Hadits riwayat Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad menjelaskan betapa berharganya amal saleh di sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang berlomba-lomba untuk berpuasa. Namun, bagaimana jika masih memiliki utang puasa Ramadhan? Bolehkah menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa sunnah Dzulhijjah? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Perbedaan Pendapat: Puasa Qadha Ramadhan di Bulan Dzulhijjah
Ternyata, ada perbedaan pendapat di kalangan sahabat Nabi dan ulama mengenai hukum puasa qadha Ramadhan yang dikerjakan di bulan Dzulhijjah.
Perbedaan Pendapat di Kalangan Sahabat Nabi
Umar bin Khattab RA berpendapat bahwa menunaikan puasa qadha di hari-hari utama Dzulhijjah adalah tindakan yang sangat baik dan dianjurkan. Beliau beranggapan bahwa momen istimewa ini adalah kesempatan emas untuk meraih pahala yang berlipat ganda, meskipun puasa tersebut bersifat wajib.
Namun, Ali bin Abi Thalib RA memiliki pandangan yang berbeda. Beliau berpendapat bahwa puasa qadha di sepuluh hari pertama Dzulhijjah bisa mengurangi kesempatan untuk melaksanakan puasa sunnah secara khusus, yang memiliki keutamaan tersendiri di hari-hari tersebut.
Pendapat Imam Ahmad bin Hanbal
Imam Ahmad memiliki dua riwayat terkait masalah ini. Salah satunya sejalan dengan pandangan Ali bin Abi Thalib, yang menyarankan untuk memisahkan puasa qadha dan puasa sunnah. Pendapat lainnya memperbolehkan puasa qadha dilakukan di waktu-waktu utama, seperti awal Dzulhijjah, dengan keyakinan bahwa ibadah wajib di waktu istimewa tetap bernilai besar dan bisa menggabungkan dua keutamaan.
Pendapat Ulama Kontemporer NU
Menurut NU Online, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail PBNU, Ustadz Alhafiz Kurniawan, menyampaikan bahwa menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa sunnah Tarwiyah (8 Dzulhijjah) atau Arafah (9 Dzulhijjah) tetap sah secara syariat. Bahkan, orang yang melakukannya tetap bisa mendapatkan pahala puasa sunnah di hari tersebut.
Hal ini sesuai dengan penjelasan Syekh Zakariya Al-Anshari dalam kitab Asnal Mathalib, yang menyatakan bahwa seseorang yang berpuasa pada hari yang memiliki nilai sunnah dengan niat qadha atau nazar, tetap memperoleh pahala puasa sunnah juga. Pandangan ini juga ditegaskan oleh ulama lainnya seperti Al-Barizi, Al-Ushfuwani, dan Al-Faqih Abdullah An-Nasyiri.
Pandangan Buya Yahya
Buya Yahya, melalui kanal YouTube Al-Bahjah TV, menjelaskan bahwa seseorang boleh mendahulukan puasa sunnah meskipun masih memiliki utang puasa Ramadhan. Namun, beliau menekankan bahwa yang lebih utama adalah melunasi utang puasa terlebih dahulu, karena itu termasuk kewajiban dan pahalanya lebih besar.
Terkait niat, Buya Yahya menegaskan bahwa jika ingin melakukan qadha puasa Ramadhan di hari-hari Dzulhijjah, niatnya harus khusus untuk qadha. Tidak boleh digabungkan dengan niat puasa sunnah lainnya. Hal ini karena puasa wajib (seperti qadha) tidak bisa digabung dengan niat puasa lain. Sebaliknya, puasa sunnah boleh digabung dengan niat puasa sunnah lainnya.
Jadi, menurut Buya Yahya, menggabungkan niat puasa qadha dan puasa sunnah tidak sah.
Tata Cara Melaksanakan Puasa Dzulhijjah
Puasa di awal bulan Dzulhijjah dilaksanakan sebagaimana puasa sunnah pada umumnya. Ibadah ini dilakukan selama sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, dimulai dari tanggal 1 hingga 9. Niat puasa dapat dilakukan sejak waktu maghrib hingga sebelum fajar menyingsing, dengan tujuan menunaikan puasa sunnah Dzulhijjah.
Hal-hal yang membatalkan puasa memiliki ketentuan yang sama dengan puasa wajib, seperti makan, minum, atau hal lain yang dapat membatalkan puasa Ramadhan. Perbedaannya terletak pada status hukum. Jika puasa sunnah ini batal di tengah jalan, tidak ada kewajiban untuk menggantinya, karena sifatnya yang tidak wajib.
Yuk, simak beberapa tips berikut agar ibadah puasa Dzulhijjah dan qadha Ramadhan kita lebih bermakna dan lancar:
1. Niatkan dengan Tulus - Sebelum memulai puasa, pastikan niat kita tulus karena Allah SWT. Niat yang kuat akan membantu kita melewati hari-hari puasa dengan lebih mudah.
Contohnya, "Saya niat puasa qadha Ramadhan hari ini karena Allah Ta'ala" atau "Saya niat puasa sunnah Dzulhijjah hari ini karena Allah Ta'ala".
2. Sahur dengan Makanan Bergizi - Jangan lewatkan sahur! Pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat agar energi kita terjaga sepanjang hari.
Misalnya, nasi merah, telur rebus, sayuran, dan buah-buahan.
3. Perbanyak Minum Air Putih - Dehidrasi bisa membuat kita lemas saat berpuasa. Usahakan minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka, serta di antara waktu tersebut.
Targetkan minimal 8 gelas air putih sehari.
4. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental - Istirahat yang cukup, hindari stres, dan lakukan aktivitas ringan yang menyenangkan. Kondisi fisik dan mental yang baik akan membuat ibadah puasa kita lebih optimal.
Misalnya, berjalan-jalan santai di sore hari atau membaca buku favorit.
5. Perbanyak Amal Kebaikan - Manfaatkan momen Dzulhijjah ini untuk meningkatkan amal ibadah kita. Selain berpuasa, perbanyak sedekah, membaca Al-Qur'an, dan melakukan kebaikan lainnya.
Sedekah bisa berupa uang, makanan, atau bahkan senyuman tulus.
6. Berdoa dan Memohon Ampunan - Jangan lupa untuk selalu berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Semoga puasa dan amal ibadah kita diterima dan diridhai.
Panjatkan doa-doa terbaik di waktu-waktu mustajab, seperti saat sahur, berbuka, dan di sepertiga malam terakhir.
Apakah Budi bisa menggabungkan niat puasa qadha Ramadhan dengan puasa Dzulhijjah?
Menurut Ustadzah Halimah Alaydrus, "Sebaiknya Budi berniat khusus untuk qadha Ramadhan saja. Meskipun ada perbedaan pendapat, lebih baik menghindari menggabungkan niat agar ibadah lebih fokus dan jelas."
Kata Siti, jika puasa sunnah Dzulhijjah batal di tengah jalan, apakah wajib diganti?
Dijawab oleh Gus Baha, "Tidak wajib diganti, Siti. Puasa sunnah itu sifatnya tidak wajib. Jadi, kalau batal karena suatu hal, tidak ada kewajiban untuk menggantinya. Tapi, kalau diganti tentu lebih baik."
Menurut pendapat Joko, apakah lebih baik mendahulukan puasa sunnah Dzulhijjah atau qadha Ramadhan?
Menurut Buya Yahya, "Yang lebih utama adalah mendahulukan qadha Ramadhan, Joko. Karena itu adalah kewajiban. Meskipun puasa Dzulhijjah juga sangat dianjurkan, melunasi utang puasa Ramadhan lebih penting."
Apa saja amalan yang dianjurkan selama sepuluh hari pertama Dzulhijjah menurut Ratna?
Ustadz Abdul Somad menjelaskan, "Ratna, selain berpuasa, amalan yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan melakukan shalat sunnah. Manfaatkan waktu yang mulia ini sebaik mungkin."
Bagaimana cara meniatkan puasa qadha Ramadhan menurut Ilham?
Menurut Ustadz Adi Hidayat, "Ilham, niat puasa qadha Ramadhan cukup diucapkan dalam hati, misalnya 'Saya niat puasa qadha Ramadhan hari ini karena Allah Ta'ala'. Niat ini bisa dilakukan sejak malam hari hingga sebelum terbit fajar."