Ketahui 4 Kebiasaan Orang Kaya yang Bisa Kamu Tiru untuk Membangun Kekayaan rahasia sukses finansial mereka
Sabtu, 24 Mei 2025 oleh journal
Rahasia Orang Kaya: 4 Kebiasaan yang Bisa Kamu Tiru untuk Meraih Kekayaan
Pernah bertanya-tanya, apa sih yang bikin orang kaya makin kaya, sementara banyak dari kita masih berjuang dengan masalah keuangan? Jawabannya mungkin bukan cuma soal gaji besar, warisan, atau sekolah mahal. Menurut Sam Dogen, seorang pakar keuangan dan pendiri Financial Samurai, kunci sukses finansial justru terletak pada kebiasaan-kebiasaan sederhana dalam mengelola uang dan membangun aset.
Dogen, yang mencapai kebebasan finansial di usia 28 tahun, mengungkapkan bahwa ada empat kebiasaan utama yang dimiliki oleh para miliarder mandiri. Kebiasaan ini seringkali terabaikan, padahal sangat penting untuk mencapai stabilitas keuangan. Yuk, simak apa saja kebiasaan tersebut dan bagaimana kita bisa menirunya!
1. Disiplin Menabung dan Berinvestasi Secara Konsisten
Salah satu ciri khas orang kaya adalah disiplin dalam menabung dan berinvestasi. Mereka tidak menunggu momen yang "sempurna" untuk terjun ke pasar modal. Justru, saat pasar sedang lesu, mereka melihatnya sebagai peluang untuk membeli aset dengan harga miring.
Mereka juga mengotomatiskan investasi agar konsisten. Dogen sendiri mengaku selalu menginvestasikan minimal 20% dari penghasilannya setiap bulan, dan persentase ini terus meningkat seiring dengan bertambahnya pendapatan. Bayangkan, jika kita konsisten seperti itu, betapa pesatnya pertumbuhan aset kita dalam jangka panjang!
2. Memiliki Sumber Penghasilan Lebih dari Satu
Orang kaya tidak hanya mengandalkan gaji bulanan. Mereka paham betul bahwa keamanan finansial tidak bisa hanya bergantung pada satu sumber pendapatan. Rata-rata, mereka memiliki beberapa aliran penghasilan, seperti:
- Pendapatan sewa dari properti
- Keuntungan dari bisnis sampingan
- Royalti dari kekayaan intelektual
- Capital gain dari investasi saham atau aset privat
- Bunga dari obligasi atau rekening berbunga tinggi
- Pendapatan dari kerja lepas atau konsultasi
Diversifikasi penghasilan ini berfungsi sebagai jaring pengaman finansial. Jika salah satu sumber terhenti, sumber lain masih bisa menopang kebutuhan hidup. Mereka membuat uang bekerja untuk mereka, bukan hanya bekerja demi uang.
3. Selalu Mempertimbangkan Opportunity Cost
Orang kaya terbiasa berpikir jangka panjang dan mempertimbangkan opportunity cost atau biaya peluang sebelum mengeluarkan uang. Misalnya, saat ingin membeli mobil mewah seharga ratusan juta, mereka akan berpikir: "Jika uang ini saya investasikan, berapa nilainya dalam 10 tahun?"
Dengan pola pikir ini, mereka lebih bijak dalam membelanjakan uang. Mereka tetap menikmati hidup, tetapi prioritas utama tetaplah investasi dan keuangan jangka panjang.
4. Percaya Diri Bahwa Kekayaan Bisa Diraih
Selain strategi keuangan yang matang, pola pikir juga memegang peranan penting. Orang kaya percaya bahwa kekayaan bisa diciptakan dan dikendalikan melalui usaha, pengetahuan, dan ketekunan. Mereka tidak menganggap kekayaan sebagai hak eksklusif segelintir orang.
Mereka berani mengambil risiko, belajar dari kegagalan, dan terus mencoba. Jika investasi merugi, mereka tidak patah semangat, melainkan belajar dan bangkit kembali. Mereka juga tidak ragu untuk meminta kenaikan gaji, membangun bisnis, atau mengambil risiko finansial yang telah diperhitungkan.
Jadi, menjadi kaya bukan hanya soal bekerja keras, tetapi juga bekerja cerdas. Kebiasaan-kebiasaan yang dijalankan para miliarder, seperti disiplin investasi, diversifikasi penghasilan, berpikir jangka panjang, dan percaya pada diri sendiri, bisa ditiru oleh siapa saja. Yang terpenting adalah konsisten dalam membangun fondasi keuangan.
Ingin mulai meniru kebiasaan orang kaya? Jangan khawatir, kamu tidak perlu langsung mengubah semua kebiasaanmu sekaligus. Mulailah dengan langkah-langkah kecil yang konsisten. Berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan:
1. Otomatiskan Tabungan dan Investasi - Sisihkan sebagian kecil dari penghasilanmu secara otomatis ke rekening tabungan atau investasi setiap bulan. Misalnya, kamu bisa mulai dengan 5% dari gaji dan tingkatkan secara bertahap seiring dengan bertambahnya pendapatan. Dengan cara ini, kamu tidak perlu repot-repot mengingat dan menghindari godaan untuk membelanjakan uang tersebut.
Contoh: Buat transfer otomatis dari rekening gajimu ke rekening investasi setiap tanggal gajian.
2. Cari Sumber Penghasilan Tambahan - Jangan hanya bergantung pada gaji bulanan. Cari peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari hobi, keahlian, atau aset yang kamu miliki. Misalnya, jika kamu pandai menulis, kamu bisa menawarkan jasa freelance sebagai penulis artikel atau copywriter.
Contoh: Sewakan kamar kosong di rumahmu melalui platform online seperti Airbnb.
3. Buat Anggaran dan Catat Pengeluaran - Dengan membuat anggaran, kamu bisa melacak ke mana uangmu pergi dan mengidentifikasi area di mana kamu bisa berhemat. Catat semua pengeluaranmu, baik yang besar maupun yang kecil, agar kamu memiliki gambaran yang jelas tentang kondisi keuanganmu.
Contoh: Gunakan aplikasi pencatat keuangan di smartphone atau buat spreadsheet sederhana untuk mencatat pengeluaranmu.
4. Tunda Kepuasan Sesaat - Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada dirimu sendiri: "Apakah saya benar-benar membutuhkan barang ini, atau hanya menginginkannya?" Jika jawabannya adalah "hanya menginginkannya," cobalah untuk menunda pembelian tersebut selama beberapa hari atau minggu. Seringkali, keinginan tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Contoh: Alih-alih langsung membeli smartphone terbaru, pertimbangkan apakah smartphone-mu yang sekarang masih berfungsi dengan baik.
5. Tingkatkan Pengetahuan Finansial - Semakin banyak kamu tahu tentang keuangan, semakin baik kamu dalam mengelola uangmu. Baca buku, ikuti seminar, atau tonton video tentang investasi, perencanaan keuangan, dan manajemen risiko. Jangan takut untuk bertanya kepada ahlinya jika kamu memiliki pertanyaan.
Contoh: Ikuti kursus online tentang investasi saham untuk pemula.
6. Berani Mengambil Risiko yang Terukur - Jangan takut untuk mengambil risiko dalam berinvestasi, tetapi pastikan bahwa risiko tersebut terukur dan sesuai dengan profil risikomu. Diversifikasikan investasimu ke berbagai jenis aset agar risiko tidak terkonsentrasi pada satu tempat.
Contoh: Alokasikan sebagian kecil dari portofolio investasimu ke saham, sebagian ke obligasi, dan sebagian lagi ke properti.
Apa pendapat Budi tentang pentingnya menabung sejak dini?
Menurut Raditya Dika, seorang penulis dan investor, "Menabung sejak dini itu seperti menanam pohon. Semakin cepat kamu menanam, semakin besar pohon itu akan tumbuh dan semakin banyak buah yang bisa kamu petik di kemudian hari. Jadi, jangan tunda lagi, mulailah menabung sekarang juga!"
Bagaimana cara Santi memulai investasi jika dana yang dimiliki terbatas?
Liga Akbar, seorang financial planner, menyarankan, "Jangan khawatir jika dana yang kamu miliki terbatas. Kamu bisa mulai dengan investasi reksa dana atau P2P lending yang membutuhkan modal kecil. Yang terpenting adalah konsisten dan disiplin dalam berinvestasi. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit!"
Apa saran Rina untuk menghadapi kegagalan dalam berinvestasi?
Merry Riana, seorang motivator dan pengusaha, mengatakan, "Kegagalan dalam berinvestasi itu adalah hal yang wajar. Jangan biarkan kegagalan itu membuatmu patah semangat. Jadikan kegagalan itu sebagai pelajaran berharga untuk menjadi investor yang lebih baik di masa depan. Ingat, kesuksesan seringkali datang setelah serangkaian kegagalan."
Bagaimana menurut Anton tentang pentingnya memiliki financial goals?
Helmy Yahya, seorang tokoh media dan motivator, menekankan, "Memiliki financial goals itu sangat penting karena memberikan arah dan motivasi dalam mengelola keuangan. Tanpa goals yang jelas, kamu akan mudah tergoda untuk membelanjakan uang secara impulsif. Jadi, tentukan financial goals-mu sekarang juga, misalnya membeli rumah, mempersiapkan dana pensiun, atau menyekolahkan anak."