Temukan Kala Jokowi Melirik Kursi Ketua Umum PSI sinyal dukungan politik menguat

Sabtu, 17 Mei 2025 oleh journal

Jokowi Melirik Kursi Ketua Umum PSI? Ini Kata Pengamat!

Nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendadak santer dikaitkan dengan kursi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Usai menanggapi isu tersebut, Jokowi bahkan berkelakar bahwa dirinya sedang mempertimbangkan matang-matang peluang kemenangannya jika benar-benar mencalonkan diri.

Seperti diketahui, PSI akan segera menggelar kongres untuk memilih ketua umum baru. Rencananya, hajatan besar partai tersebut akan dilaksanakan pada bulan Juli 2025 mendatang.

Temukan Kala Jokowi Melirik Kursi Ketua Umum PSI sinyal dukungan politik menguat

"Iya, masih dalam kalkulasi. Jangan sampai nanti kalau saya mendaftar, malah kalah," ujar Jokowi menjawab pertanyaan wartawan mengenai kemungkinan dirinya maju sebagai ketua umum PSI, Rabu (14/5/2025).

Jokowi menambahkan bahwa hingga saat ini, ia belum mendaftarkan diri sebagai kandidat. Ia juga mengingatkan bahwa waktu pemilihan masih cukup panjang.

"Belum (mendaftar), kan masih panjang. Sampai Juli. Seingat saya, seingat saya masih Juni atau Juli," imbuhnya.

Ketika disinggung mengenai potensi bersaing langsung dengan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, yang saat ini menjabat sebagai ketua umum, Jokowi tampak percaya diri. Ia bahkan berseloroh bahwa jika dirinya mendaftar, kandidat lain mungkin akan mengurungkan niat.

"Ya, enggak tahu (bersaing dengan Kaesang jadi Ketum PSI). Kalau saya mendaftar, mungkin yang lain enggak mendaftar, mungkin," katanya sambil tersenyum.

Lebih lanjut, Jokowi mengaku belum bisa memprediksi peluangnya jika benar-benar mencalonkan diri. Pasalnya, pemilihan ketua umum PSI kali ini akan menggunakan sistem one man one vote melalui e-voting, yang melibatkan seluruh anggota partai.

"Ya, belum tahu, karena ini kan yang saya tahu. Katanya mau memakai e-voting, one man one vote, seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ," jelasnya.

Jokowi juga memberikan pujian terhadap PSI yang menerapkan sistem pemilihan e-voting. Menurutnya, sistem ini mencerminkan semangat era digital dan memberikan rasa kepemilikan partai yang sesungguhnya kepada seluruh anggota.

"Ya, bagus. Saya kira ini memang apa, era digital ini kalau misalnya apa, pemilihan ketua dengan e-voting melibatkan seluruh anggota, artinya ada apa, kepemilikan terhadap partai itu betul-betul di seluruh anggota. Saya kira bagus," pungkasnya.

Analisis Pakar Politik Undip

Menanggapi potensi langkah Jokowi tersebut, pakar politik dari Universitas Diponegoro (Undip), Nur Hidayat Sardini, menilai bahwa ada risiko politik yang perlu dipertimbangkan jika Jokowi benar-benar menjabat sebagai Ketua Umum PSI.

"Hubungan historis antara PSI dengan Pak Jokowi kan faktanya ada. PSI ini konon kan memang sejak awal dibuat untuk menopang kekuasaan Pak Jokowi," tutur NHS, sapaan akrabnya, saat dihubungi detikJateng, Jumat (16/5/2025).

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip itu menjelaskan bahwa para pendiri PSI, termasuk Jeffrie Geovanie, pernah secara terbuka menyatakan bahwa partai mereka lahir untuk mendukung Jokowi, terutama saat menghadapi oposisi keras di periode pertama pemerintahannya.

"Kendati pun awalnya, partai itu hanya untuk menembak kepemimpinan Anies di Gubernur DKI Jakarta, tapi sekarang sudah lebih luas dan hampir masuk Senayan," ujarnya.

Kedekatan personal juga menjadi faktor penting, menurut NHS. Jabatan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI saat ini menjadi salah satu alasan mengapa Jokowi berpotensi mencalonkan diri sebagai ketua umum partai berlambang mawar putih tersebut.

Dalam beberapa kesempatan, Jokowi juga terlihat hadir dalam acara internal partai, bahkan menyebut PSI sebagai partai yang 'paling dekat secara ideologis'.

"Visi dan misinya (PSI) sesuai dengan apa yang dipegang, dimiliki oleh Pak Jokowi. PSI juga kan mungkin karena anaknya ada di situ sehingga pilihannya ke situ," tuturnya.

Namun, NHS juga mengingatkan bahwa langkah yang diambil Jokowi tetap memiliki risiko politik, baik bagi PSI maupun bagi dirinya sendiri. Ketergantungan PSI pada figur Jokowi bisa menjadi pedang bermata dua yang berpengaruh terhadap Pemilu 2029 maupun nasib PSI ke depannya. Terlebih, saat ini Jokowi tengah menghadapi berbagai isu, termasuk isu ijazah palsu yang terus bergulir.

"Tampaknya akan sulit, karena captive market pengagum Pak Jokowi kan stuck, jauh lebih berkurang. Jadi partai ini harus bekerja keras untuk tidak mengidentifikasikan dirinya sebagai Jokowi," tuturnya.

NHS juga berpendapat bahwa kekuatan politik Jokowi saat ini tidak sebesar sebelumnya. Menurutnya, mulai muncul tiga arus resistensi terhadap Jokowi, yaitu dari kelompok oposisi aktif, simpatisan kekuasaan yang merasa tidak nyaman dengan potensi 'matahari kembar', hingga warga yang menginginkan presiden yang lebih 'diam' setelah lengser.

"Ketiga arus yang netral itu enggak suka dengan cara Jokowi berakrobat secara politik. Misal orang datang ke dia di Solo, dalam faktanya itu janggal dalam tradisi politik Indonesia, seorang mantan presiden berakrobat semacam itu," kata NHS.

"Tiga arus ini enggak suka kalau Jokowi tidak seperti mantan presiden-wakil presiden sebelumnya, yang duduk, tenang, manis," lanjutnya.

Ia menegaskan bahwa sah-sah saja jika Jokowi memilih untuk tetap aktif secara politik, karena hal itu dijamin oleh konstitusi. Namun, menurutnya, akan lebih baik bagi Jokowi jika ia menjadi negarawan yang lebih peduli terhadap isu pendidikan, kesenian, dan isu-isu sosial lainnya.

"Kalau mau aktif di parpol enggak salah. Tetapi akan jauh lebih strategis misal mengembangkan kebudayaan, pendidikan, memberi cara di yayasan yang dia kelola supaya anak miskin punya kesempatan menerima beasiswa. Itu pilihan yang jauh lebih baik," tuturnya.

Memilih partai politik yang tepat adalah langkah penting dalam berpartisipasi dalam demokrasi. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantumu:

1. Pahami Ideologi dan Platform Partai - Setiap partai memiliki ideologi dan platform yang berbeda. Cari tahu apa yang mereka perjuangkan dan apakah nilai-nilai tersebut sejalan dengan keyakinanmu. Misalnya, apakah partai tersebut fokus pada ekonomi kerakyatan, lingkungan, atau isu-isu sosial lainnya?

Dengan memahami ideologi partai, kamu bisa memilih yang paling sesuai dengan pandanganmu.

2. Riset Rekam Jejak Kandidat - Jangan hanya melihat partai secara keseluruhan, tapi juga perhatikan rekam jejak para kandidat yang diusung. Apakah mereka memiliki pengalaman yang relevan? Apakah mereka memiliki catatan yang bersih?

Riset ini akan membantumu memilih wakil rakyat yang berkualitas.

3. Perhatikan Program Kerja Partai - Partai politik biasanya menawarkan program kerja yang akan mereka jalankan jika terpilih. Pelajari program-program tersebut dan pertimbangkan apakah program tersebut realistis dan bermanfaat bagi masyarakat.

Misalnya, program di bidang pendidikan, kesehatan, atau infrastruktur.

4. Ikuti Perkembangan Berita dan Diskusi Publik - Tetaplah update dengan berita dan diskusi publik mengenai partai politik. Ini akan membantumu mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan mendalam tentang partai-partai yang ada.

Jangan ragu untuk berdiskusi dengan teman, keluarga, atau kolega untuk mendapatkan perspektif yang berbeda.

Apakah benar PSI didirikan untuk mendukung Jokowi, menurut pendapat Raditya?

Menurut Jeffrie Geovanie, salah satu pendiri PSI, memang benar bahwa PSI awalnya didirikan untuk memberikan dukungan kepada Presiden Jokowi, terutama dalam menghadapi oposisi yang kuat di awal masa jabatannya. Namun, seiring berjalannya waktu, PSI telah berkembang dan memiliki agenda yang lebih luas.

Apa saja risiko politik jika Jokowi menjadi Ketum PSI, kata Fitriani?

Menurut Nur Hidayat Sardini, pakar politik dari Undip, salah satu risiko politiknya adalah ketergantungan PSI pada figur Jokowi. Hal ini bisa menjadi pedang bermata dua, karena elektabilitas Jokowi saat ini tidak sekuat dulu. PSI perlu bekerja keras untuk membangun identitasnya sendiri, terlepas dari figur Jokowi.

Bagaimana peluang Jokowi jika bersaing dengan Kaesang, menurut Ilham?

Jokowi sendiri berseloroh bahwa jika ia mendaftar, kandidat lain mungkin akan mengurungkan niat. Namun, pada akhirnya, peluang Jokowi akan sangat bergantung pada dukungan anggota PSI. Pemilihan dengan sistem e-voting membuat proses ini menjadi lebih demokratis dan sulit diprediksi.

Apa saran terbaik untuk Jokowi setelah tidak menjabat presiden, menurut Annisa?

Nur Hidayat Sardini menyarankan agar Jokowi fokus pada kegiatan yang lebih strategis, seperti mengembangkan kebudayaan, pendidikan, atau memberikan beasiswa kepada anak-anak miskin melalui yayasan yang ia kelola. Hal ini akan memberikan dampak yang lebih positif dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Bagaimana sistem pemilihan Ketum PSI yang baru, menurut Budi?

Menurut informasi yang ada, PSI akan menggunakan sistem e-voting dengan prinsip one man one vote. Ini berarti seluruh anggota partai akan memiliki hak untuk memilih ketua umum. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan legitimasi pemilihan.

Mengapa Jokowi menyebut PSI dekat secara ideologis, menurut Karina?

Jokowi menyatakan bahwa visi dan misi PSI sesuai dengan nilai-nilai yang ia pegang. Selain itu, keberadaan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI juga menjadi faktor yang membuat Jokowi merasa dekat dengan partai tersebut.