Temukan Potensi Energi Terbarukan, Teknologi Tenaga Surya di Rel Kereta Swiss Menarik Perhatian Indonesia tingkatkan efisiensi energi
Selasa, 20 Mei 2025 oleh journal
Teknologi Panel Surya di Atas Rel Kereta Swiss Menarik Perhatian Indonesia
Pernahkah kamu membayangkan kereta api yang berjalan di atas rel yang sekaligus menghasilkan listrik? Startup asal Swiss, Sun-Ways, berhasil mewujudkan ide tersebut dengan meluncurkan teknologi panel surya yang bisa dipasang di atas rel kereta api. Inovasi ini langsung menarik perhatian berbagai negara, termasuk Indonesia!
Dilansir dari swissinfo.ch, teknologi panel surya lepas-pasang ini sedang diuji coba di Buttes, Swiss, sepanjang 100 meter. Uniknya, pemasangan panel ini tidak mengganggu operasional kereta api. Ini adalah klaim sebagai teknologi pertama di dunia yang memungkinkan hal tersebut.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Panel surya dipasang di bantalan rel dan bisa dipasang atau dilepas dengan cepat menggunakan mesin khusus. Proses ini hanya memakan waktu beberapa jam saja! Sistem ini juga memungkinkan perawatan rel tetap berjalan lancar. Bahkan, ada sikat pembersih di kereta yang bertugas menjaga panel tetap bersih.
Joseph Scuderi, pendiri Sun-Ways, telah mengembangkan ide ini sejak tahun 2020. Proyek ambisius ini didukung oleh 12 perusahaan mitra dan lembaga inovasi Swiss, Innosuisse, dengan total anggaran sekitar Rp 10 miliar. "Kami memasang panel ini seperti memasang panel di atap rumah," ujar Scuderi.
Potensi Energi yang Luar Biasa
Jika teknologi ini diterapkan secara luas, Sun-Ways memperkirakan jaringan rel Swiss sepanjang 5.320 kilometer bisa menghasilkan 1 miliar kWh per tahun. Jumlah ini setara dengan 2 persen konsumsi listrik Swiss dan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik 300.000 rumah tangga!
Meskipun demikian, otoritas transportasi Swiss memberikan izin uji coba selama tiga tahun untuk memantau dampak jangka panjang terhadap struktur rel. Pemilihan rel di Buttes sebagai lokasi uji coba juga bukan tanpa alasan. Di sana, kereta hanya melaju dengan kecepatan maksimal 70 kilometer per jam.
Indonesia Tertarik dengan Teknologi Ini
Selain Indonesia, teknologi ini juga menarik minat Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Korea Selatan bahkan berencana memulai proyek percontohan tahun ini. Sementara itu, perusahaan rekayasa energi surya asal Indonesia, Mutitron Automa, berencana menerapkannya di Bogor, Jawa Barat. Wah, semoga segera terwujud ya!
Tertarik dengan energi surya? Yuk, simak beberapa tips sederhana yang bisa kamu lakukan untuk memanfaatkan energi matahari di rumah:
1. Gunakan Lampu Tenaga Surya untuk Penerangan Taman - Lampu tenaga surya sangat mudah ditemukan dan dipasang. Lampu ini akan menyala otomatis saat malam hari dan mengisi daya baterainya saat siang hari. Kamu bisa meletakkannya di sepanjang jalan setapak, di dekat tanaman, atau di teras.
Contohnya, kamu bisa membeli lampu taman tenaga surya di toko peralatan rumah tangga terdekat. Pilih lampu yang memiliki sensor cahaya sehingga otomatis menyala saat gelap.
2. Manfaatkan Energi Matahari untuk Mengeringkan Pakaian - Meskipun terdengar sederhana, menjemur pakaian di bawah sinar matahari langsung dapat menghemat energi listrik yang digunakan oleh mesin pengering. Selain itu, sinar matahari juga memiliki efek disinfektan alami yang dapat membunuh bakteri pada pakaian.
Pastikan kamu menjemur pakaian di tempat yang terkena sinar matahari langsung selama beberapa jam. Balik pakaian secara berkala agar kering merata.
3. Pertimbangkan Pemasangan Pemanas Air Tenaga Surya - Pemanas air tenaga surya dapat mengurangi tagihan listrik bulananmu secara signifikan. Alat ini memanfaatkan energi matahari untuk memanaskan air yang digunakan untuk mandi, mencuci piring, dan kebutuhan lainnya.
Meskipun investasi awal mungkin terasa mahal, dalam jangka panjang, pemanas air tenaga surya akan menghemat pengeluaranmu.
4. Instal Panel Surya di Atap Rumah - Jika kamu ingin memanfaatkan energi surya secara maksimal, pertimbangkan untuk memasang panel surya di atap rumahmu. Panel surya akan mengubah energi matahari menjadi listrik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik seluruh rumah.
Sebelum memasang panel surya, konsultasikan dengan ahli energi surya untuk menentukan ukuran dan jenis panel yang paling sesuai dengan kebutuhanmu.
Apakah teknologi panel surya di rel kereta ini aman untuk lingkungan, menurut pendapat Bapak Budi?
Menurut Bapak Budi Santoso, seorang ahli lingkungan, "Teknologi ini berpotensi sangat ramah lingkungan karena mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, perlu dilakukan kajian mendalam mengenai dampak siklus hidup panel surya, termasuk proses produksi dan daur ulangnya, untuk memastikan keberlanjutannya."
Seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan teknologi ini di Indonesia, menurut Ibu Ani?
Ibu Ani Wijaya, seorang analis ekonomi energi, berpendapat, "Biaya implementasi akan sangat bergantung pada kondisi infrastruktur rel kereta api di Indonesia. Investasi awal akan cukup besar, namun potensi penghematan biaya energi dalam jangka panjang akan sangat signifikan."
Apa tantangan utama dalam penerapan teknologi ini di Indonesia, menurut Bapak Joko?
Bapak Joko Susilo, seorang insinyur perkeretaapian, menjelaskan, "Tantangan utamanya adalah menyesuaikan teknologi ini dengan standar dan kondisi rel kereta api di Indonesia yang mungkin berbeda dengan Swiss. Selain itu, perlu dipastikan bahwa pemasangan panel surya tidak mengganggu operasional dan perawatan rel."
Bagaimana potensi teknologi ini dalam mendukung transisi energi di Indonesia, menurut Ibu Susi?
Menurut Ibu Susi Rahmawati, seorang aktivis energi terbarukan, "Teknologi panel surya di rel kereta memiliki potensi besar untuk mendukung transisi energi di Indonesia. Ini adalah inovasi yang menjanjikan untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan pemanfaatan energi bersih."
Apakah teknologi ini aman bagi penumpang kereta api, menurut Bapak Herman?
Bapak Herman Setiawan, seorang pengamat transportasi, menyatakan, "Keamanan penumpang adalah prioritas utama. Teknologi ini harus diuji secara ketat untuk memastikan tidak ada risiko gangguan elektromagnetik atau dampak negatif lainnya terhadap sistem kereta api."
Bagaimana cara memastikan keberlanjutan teknologi ini dalam jangka panjang, menurut Ibu Mira?
Ibu Mira Lestari, seorang pakar kebijakan energi, menekankan, "Keberlanjutan teknologi ini bergantung pada dukungan pemerintah, investasi yang berkelanjutan, dan pengembangan sumber daya manusia yang kompeten di bidang energi surya. Selain itu, perlu ada regulasi yang jelas untuk memastikan pemeliharaan dan daur ulang panel surya."