Ketahui Kebangkitan Ekonomi AS Picu Dolar Menguat ke Rp16.275 berpotensi tekan Rupiah

Kamis, 29 Mei 2025 oleh journal

Ekonomi AS Menguat, Dolar Kembali Sentuh Rp16.275

Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali merasakan tekanan dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Setelah sempat menikmati libur panjang, pasar kembali bergairah dan data ekonomi AS yang positif turut mendongkrak nilai tukar greenback.

Pada perdagangan Rabu (28/5/2025), mengacu pada data Refinitiv, Rupiah dibuka melemah tipis sebesar 0,03% ke level Rp16.275 per dolar AS.

Ketahui Kebangkitan Ekonomi AS Picu Dolar Menguat ke Rp16.275 berpotensi tekan Rupiah

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan 0,15% ke posisi 99,67 pada pukul 09:00 WIB.

Penguatan dolar ini menjadi yang ketiga kalinya secara berturut-turut. Sentimen ini dipicu oleh kembalinya para pelaku pasar setelah menikmati libur panjang di Inggris dan AS. Selain itu, data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan semakin memperkuat posisi dolar.

Sebelumnya, penguatan dolar juga didorong oleh rilis data kepercayaan konsumen AS untuk bulan Mei yang jauh melampaui ekspektasi para ekonom. The Conference Board melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen mereka melonjak 12,3 poin menjadi 98, naik signifikan dari angka 85,7 pada bulan April, yang merupakan level terendah sejak Mei 2020.

Meskipun demikian, masih ada kewaspadaan terkait kebijakan perdagangan pemerintahan Trump yang cenderung sulit diprediksi serta pembahasan rancangan undang-undang (RUU) pajak dan belanja di Kongres AS.

Kebijakan Trump yang agresif, termasuk potensi pengenaan pajak impor yang besar, sempat menimbulkan kekhawatiran akan resesi. Namun, penarikan tarif, penundaan, dan negosiasi dengan beberapa mitra dagang tampaknya telah meredakan kekhawatiran tersebut.

"Pemulihan sudah terlihat sebelum kesepakatan perdagangan AS-China pada 12 Mei, tetapi mendapatkan momentum setelahnya," kata Stephanie Guichard, ekonom senior di Conference Board.

Trump awalnya mengenakan tarif 145% yang mencengangkan pada sebagian besar barang dari Tiongkok, tetapi setuju untuk jeda 90 hari untuk negosiasi. AS juga mencapai kesepakatan dengan Inggris pada awal Mei.

Selama liburan akhir pekan Memorial Day, Trump dan para pemimpin Uni Eropa mengumumkan bahwa tarif 50% presiden atas impor dari UE, yang diumumkannya pada hari Jumat, ditunda hingga 9 Juli. Pengumuman itu tidak akan memengaruhi survei dewan, yang ditutup pada 19 Mei.

Namun, para pelaku pasar juga waspada untuk berpegang teguh pada dolar AS sementara RUU pemotongan pajak Trump tetap menjadi isu yang sedang hangat, mengingat RUU tersebut diperkirakan akan menambah tumpukan utang secara substansial di ekonomi terbesar di dunia, sebuah faktor yang berkontribusi terhadap penurunan peringkat kredit negara bagian AS oleh Moody's awal bulan ini.

Dewan Perwakilan Rakyat AS minggu lalu mengesahkan versi RUU pemotongan pajak Trump, dan sekarang RUU tersebut akan dibawa ke Senat di mana kemungkinan akan terjadi perdebatan yang lebih sengit.

"Untuk saat ini, harapan terbaik bagi dolar adalah data yang masuk dapat meredakan kekhawatiran resesi. Itu diperlukan, karena kekhawatiran defisit mulai mengguncang posisi dolar yang sudah rapuh," imbuh ING.

Data ekonomi yang akan dirilis hari Rabu mencakup angka-angka tentang barang tahan lama, perumahan, dan keyakinan konsumen, dan ada juga pidato dari Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden Fed New York John Williams untuk dicerna.

Sahabat pembaca, fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS memang bisa bikin khawatir. Tapi jangan panik dulu! Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk menjaga keuangan tetap stabil. Yuk, simak tips berikut:

1. Diversifikasi Aset Investasi - Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang, ya! Sebarkan investasi kamu ke berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, reksa dana, atau bahkan properti. Dengan begitu, jika Rupiah melemah, kamu masih punya aset lain yang nilainya bisa meningkat.

Contohnya, sebagian dana kamu investasikan dalam saham perusahaan yang berorientasi ekspor. Saat Rupiah melemah, produk ekspor mereka jadi lebih kompetitif, sehingga potensi keuntungan sahamnya bisa meningkat.

2. Kelola Utang dengan Bijak - Hindari utang dalam mata uang asing (terutama Dolar AS) jika pendapatan kamu dalam Rupiah. Jika terpaksa, pastikan kamu punya strategi untuk melunasinya sebelum nilai tukar Rupiah melemah terlalu dalam.

Misalnya, jika kamu punya cicilan KPR dalam Dolar AS, pertimbangkan untuk melakukan refinancing ke bank yang menawarkan cicilan dengan suku bunga tetap dalam Rupiah.

3. Pantau Terus Perkembangan Ekonomi - Jangan cuma lihat harga Rupiah hari ini saja. Cari tahu apa yang menyebabkan Rupiah melemah atau menguat. Dengan begitu, kamu bisa membuat keputusan keuangan yang lebih tepat.

Kamu bisa mengikuti berita ekonomi dari sumber-sumber terpercaya, seperti CNBC Indonesia, Bloomberg, atau Reuters. Jangan lupa, analisis dari para ahli juga bisa membantu kamu memahami situasi dengan lebih baik.

4. Siapkan Dana Darurat - Ini penting banget, lho! Dana darurat bisa jadi bantalan jika tiba-tiba ada kebutuhan mendesak atau jika Rupiah melemah dan mempengaruhi pengeluaran kamu.

Idealnya, dana darurat yang kamu siapkan setara dengan 3-6 bulan pengeluaran bulanan. Simpan dana ini di rekening yang mudah diakses, tapi jangan mudah tergoda untuk menggunakannya kecuali benar-benar darurat, ya!

Kenapa Rupiah bisa melemah terhadap Dolar AS, menurut pendapat Budi Santoso?

Menurut Bapak Budi Santoso, seorang pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, pelemahan Rupiah seringkali disebabkan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal seperti kebijakan moneter The Fed (Bank Sentral AS) dan sentimen risiko global bisa memicu penguatan Dolar AS. Sementara faktor internal seperti defisit neraca perdagangan dan ekspektasi inflasi juga bisa menekan nilai tukar Rupiah.

Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap inflasi di Indonesia, menurut Ibu Ani Putri?

Ibu Ani Putri, seorang ekonom senior dari Bank Mandiri, menjelaskan bahwa pelemahan Rupiah dapat mendorong inflasi (kenaikan harga barang dan jasa). Hal ini karena banyak barang impor, seperti bahan baku industri dan produk elektronik, harganya dalam Dolar AS. Jika Rupiah melemah, harga barang-barang impor ini akan naik, yang kemudian bisa mempengaruhi harga barang-barang lainnya di pasar.

Bagaimana kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi nilai tukar Rupiah, menurut Bapak Joko Susilo?

Menurut Bapak Joko Susilo, seorang analis keuangan dari IndoPremier Sekuritas, kebijakan pemerintah memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Kebijakan yang mendukung ekspor, menarik investasi asing, dan menjaga stabilitas makroekonomi secara keseluruhan dapat membantu memperkuat Rupiah. Sebaliknya, kebijakan yang tidak kredibel atau menimbulkan ketidakpastian dapat menekan nilai tukar Rupiah.

Apa yang sebaiknya dilakukan investor ritel saat Rupiah melemah, menurut Ibu Maya Sari?

Ibu Maya Sari, seorang perencana keuangan independen, menyarankan agar investor ritel tetap tenang dan tidak panik saat Rupiah melemah. Sebaiknya, investor tetap fokus pada tujuan keuangan jangka panjang dan melakukan diversifikasi investasi. Hindari mengambil keputusan impulsif berdasarkan emosi. Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan untuk mendapatkan saran yang lebih personal.

Apakah pelemahan Rupiah selalu berdampak negatif bagi perekonomian, menurut Bapak Herman Wijaya?

Bapak Herman Wijaya, seorang dosen ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, menjelaskan bahwa pelemahan Rupiah tidak selalu berdampak negatif. Dalam beberapa kasus, pelemahan Rupiah justru bisa menguntungkan sektor ekspor, karena produk Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar internasional. Namun, dampak positif ini hanya akan terasa jika pemerintah mampu memanfaatkan momentum tersebut dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas.