Temukan Kisah Pasien, Gejala Awal Penyumbatan Pembuluh Darah Otak dan Pengalamannya, jangan sampai terlambat!

Senin, 2 Juni 2025 oleh journal

Kisah Pasien: Mengenali Gejala Awal Penyumbatan Pembuluh Darah Otak

Penyumbatan pembuluh darah otak, atau yang sering disebut dengan stenosis karotis, terjadi ketika plak atau timbunan lemak menghalangi arteri karotis. Arteri ini sangat penting karena bertugas mengalirkan darah ke otak dan kepala kita. Kondisi ini bisa sangat berbahaya karena meningkatkan risiko stroke. Seringkali, penyumbatan ini berkembang secara perlahan, sehingga penting untuk mengenali gejalanya sedini mungkin.

Gejala awal penyumbatan bisa berupa stroke itu sendiri, atau serangan iskemik sementara (TIA). TIA adalah kondisi ketika aliran darah ke otak terhenti sementara. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita simak kisah dua pasien yang mengalami penyumbatan pembuluh darah otak dan bagaimana mereka mengenali gejalanya:

Temukan Kisah Pasien, Gejala Awal Penyumbatan Pembuluh Darah Otak dan Pengalamannya, jangan sampai terlambat!

Sakit Kepala Hebat dan Mati Rasa

Kim Steele-McNeal, pada suatu hari di bulan Juni 2018, terbangun dengan sakit kepala yang sangat tajam. Rasa sakit itu terasa di belakang mata dan menjalar ke bagian atas kepalanya.

"Saya merasakan sakit kepala yang luar biasa, sedikit pusing, tekanan di belakang mata, dan nyeri tumpul di rahang kanan dengan sedikit kedutan di mata kiri," cerita Kim, seperti yang dikutip dari American College of Cardiology.

Awalnya, Kim hanya mengonsumsi ibuprofen untuk meredakan sakitnya. Namun, beberapa hari kemudian, ketika sedang mencuci tangan di kamar mandi kantor, ia menyadari ada sesuatu yang aneh. Tangan kirinya kesulitan mematikan keran.

"Seluruh lengan kiri saya seperti terayun ke arah keran. Rasanya seperti lengan saya terpisah dari tubuh," ungkap Kim.

Saat itulah Kim mulai curiga bahwa ia terkena stroke. Tidak lama kemudian, ia merasakan sisi kiri wajah dan kaki kirinya mulai terkulai. Ia juga kesulitan berbicara.

"Saya tidak bisa mengucapkan kata-kata dengan jelas. Saya hanya bisa menjawab dengan menggelengkan kepala," jelasnya.

Untungnya, Kim segera mendapatkan pertolongan. Setelah dilakukan MRI, diketahui bahwa Kim mengalami diseksi arteri karotis kanan, yaitu robekan pada arteri yang memasok darah ke kepala dan otaknya. Robekan ini menyebabkan aliran darah tersumbat dan melambat. Kim kemudian dirawat di Rumah Sakit Indiana University Health Methodist hingga pulih.

Gangguan Penglihatan yang Hilang Timbul

Jack, seorang pensiunan pengacara berusia 82 tahun, mengalami kejadian aneh saat sedang berjalan-jalan dengan istrinya. Ia mengalami gangguan penglihatan sementara.

Jack merasakan seolah ada awan abu-abu yang menutupi penglihatan di mata kirinya. Ia kemudian memeriksakan diri ke dokter, yang menyarankannya untuk segera pergi ke ruang gawat darurat.

Anehnya, gangguan penglihatan itu hilang dengan sendirinya dalam perjalanan ke rumah sakit. Namun, di UGD, dokter melakukan pemeriksaan dan menemukan bahwa Jack mengalami penyumbatan arteri karotis, yang dikenal sebagai stenosis karotis.

Arteri karotis kanannya hampir sepenuhnya tersumbat dan harus dibersihkan melalui operasi. Jack kemudian berkonsultasi dengan Dr. Jared Knopman, seorang ahli bedah serebrovaskular di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center.

"Gejala seperti ini mungkin dapat diatasi, tetapi jika diabaikan, dapat menyebabkan stroke serius," kata Dr. Knopman.

Stenosis karotis terjadi ketika arteri karotis di kedua sisi leher menyempit atau tersumbat oleh plak. Potongan-potongan plak ini dapat pecah secara tiba-tiba dan menyebabkan hipoksia retina, yang mengakibatkan hilangnya penglihatan sementara.

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah beberapa tips sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan pembuluh darah otak dan mengenali gejalanya sejak dini:

1. Rutin Memeriksa Tekanan Darah - Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama penyumbatan pembuluh darah. Pastikan kamu memeriksakan tekanan darah secara teratur dan mengontrolnya jika diperlukan. Misalnya, jika tekanan darahmu sering di atas 140/90 mmHg, segera konsultasikan dengan dokter.

2. Jaga Kadar Kolesterol - Kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah. Lakukan pemeriksaan kolesterol secara berkala dan ikuti saran dokter untuk menjaga kadar kolesterol tetap normal. Contohnya, hindari makanan berlemak jenuh dan perbanyak konsumsi buah dan sayur.

3. Berhenti Merokok - Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyumbatan. Jika kamu merokok, segera hentikan kebiasaan ini. Banyak program dan dukungan yang tersedia untuk membantu kamu berhenti merokok.

4. Olahraga Teratur - Olahraga membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Lakukan olahraga ringan hingga sedang secara teratur, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda selama minimal 30 menit setiap hari. Misalnya, berjalan kaki di taman setiap pagi bisa menjadi pilihan yang menyenangkan.

5. Kenali Gejala Awal - Jangan abaikan gejala seperti sakit kepala hebat, pusing, mati rasa atau kelemahan pada anggota tubuh, gangguan penglihatan, atau kesulitan berbicara. Jika kamu mengalami gejala-gejala ini, segera periksakan diri ke dokter. Ingat, semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk pemulihan.

Apa saja penyebab utama penyumbatan pembuluh darah otak menurut Budi?

Menurut Prof. Dr. dr. Budi Setiawan, Sp.S(K), seorang ahli saraf terkemuka, penyebab utama penyumbatan pembuluh darah otak adalah penumpukan plak (aterosklerosis) pada dinding arteri. Faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok dapat mempercepat proses ini.

Bagaimana cara membedakan sakit kepala biasa dengan sakit kepala akibat penyumbatan pembuluh darah, menurut Ani?

Dr. Ani Lestari, seorang dokter umum berpengalaman, menjelaskan bahwa sakit kepala akibat penyumbatan pembuluh darah seringkali disertai dengan gejala lain seperti kelemahan pada satu sisi tubuh, gangguan penglihatan, atau kesulitan berbicara. Jika sakit kepala sangat hebat dan disertai gejala-gejala tersebut, segera cari pertolongan medis.

Apakah penyumbatan pembuluh darah otak bisa dicegah, menurut Rina?

Menurut Rina, seorang ahli gizi klinis, penyumbatan pembuluh darah otak bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Ini termasuk menjaga pola makan yang sehat, berolahraga teratur, tidak merokok, dan mengontrol faktor risiko seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.

Apa saja pilihan pengobatan untuk penyumbatan pembuluh darah otak, menurut Anton?

Dr. Anton Wijaya, seorang ahli jantung dan pembuluh darah, menjelaskan bahwa pilihan pengobatan untuk penyumbatan pembuluh darah otak tergantung pada tingkat keparahan penyumbatan. Pilihan pengobatan meliputi pemberian obat-obatan untuk mencegah pembekuan darah, angioplasti untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat, atau operasi bypass untuk mengalihkan aliran darah.

Seberapa pentingnya deteksi dini penyumbatan pembuluh darah otak, menurut Siska?

Siska, seorang relawan kesehatan masyarakat, menekankan pentingnya deteksi dini penyumbatan pembuluh darah otak. Semakin cepat penyumbatan terdeteksi, semakin cepat pengobatan dapat dimulai, dan semakin besar peluang untuk mencegah stroke dan komplikasi serius lainnya.

Apa saja langkah-langkah rehabilitasi setelah mengalami penyumbatan pembuluh darah otak, menurut Joko?

Menurut Joko, seorang fisioterapis, rehabilitasi setelah mengalami penyumbatan pembuluh darah otak sangat penting untuk memulihkan fungsi tubuh yang hilang. Langkah-langkah rehabilitasi meliputi terapi fisik, terapi okupasi, dan terapi bicara. Program rehabilitasi harus disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien.