Ketahui Mengapa Saham Berdarah,darah, DKHH Terparah memicu kekhawatiran di kalangan investor
Selasa, 20 Mei 2025 oleh journal
Performa Saham Bervariasi: IHSG Menguat, Sejumlah Saham Justru Tertekan
Pekan ini menjadi periode yang menarik bagi pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren positif dengan kenaikan signifikan, namun di sisi lain, sejumlah saham justru mengalami penurunan tajam. Kondisi ini tentu menjadi perhatian para investor yang terus memantau pergerakan pasar.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 4,01%, mencapai level 7.106,5 dari posisi 6.832,8 pada penutupan pekan sebelumnya. Kenaikan ini juga diikuti oleh peningkatan kapitalisasi pasar sebesar 3,82%, menjadi Rp 12,31 triliun dari Rp 11,86 triliun.
Selain itu, aktivitas perdagangan juga mengalami peningkatan. Rata-rata nilai transaksi harian melonjak 24,52% menjadi Rp 16,5 triliun, dibandingkan Rp 13,3 triliun pada pekan sebelumnya. Frekuensi transaksi harian juga naik 9,9% menjadi 1,42 juta kali transaksi dari 1,29 juta kali transaksi.
Volume perdagangan juga mengalami peningkatan, dengan rata-rata volume tercatat naik 22,4% menjadi 30,02 miliar saham dari 24,52 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Pada penutupan perdagangan Jumat (16/5/2025), investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 528,2 miliar. Meskipun demikian, secara year-to-date (YTD), investor asing masih mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 48,8 triliun. Angka ini sedikit mengecil dibandingkan minggu lalu yang mencapai Rp 53,85 triliun.
Di tengah tren positif IHSG, beberapa saham justru mengalami tekanan yang signifikan. Bahkan, ada saham yang harganya anjlok antara 11% hingga 37% selama periode perdagangan 14-16 Mei 2025. Salah satu saham yang mengalami penurunan terdalam adalah DKHH, yang menjadi top loser pada periode tersebut.
Pasar saham memang dinamis dan penuh dengan kejutan. Untuk itu, penting bagi kita untuk memiliki strategi yang tepat agar investasi tetap aman dan menguntungkan. Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
1. Diversifikasi Portofolio - Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Sebar investasi kamu ke berbagai sektor dan jenis saham untuk mengurangi risiko kerugian.
Contohnya, jika kamu punya dana Rp 10 juta, jangan hanya belikan satu jenis saham saja. Bagi dana tersebut untuk membeli saham di sektor perbankan, telekomunikasi, dan konsumer.
2. Lakukan Analisis Fundamental - Sebelum membeli saham, pelajari dulu kinerja perusahaan tersebut. Lihat laporan keuangannya, prospek bisnisnya, dan bagaimana manajemennya mengelola perusahaan.
Misalnya, perhatikan apakah perusahaan tersebut memiliki utang yang besar, apakah pendapatannya terus meningkat, dan apakah memiliki rencana ekspansi yang jelas.
3. Tetapkan Target dan Batasan Risiko - Tentukan berapa keuntungan yang ingin kamu capai dan berapa kerugian yang bisa kamu toleransi. Ini akan membantu kamu membuat keputusan investasi yang lebih rasional.
Contohnya, kamu bisa menetapkan target keuntungan 10% per tahun dan batasan risiko 5%. Jika saham yang kamu beli sudah naik 10%, kamu bisa menjualnya. Atau, jika saham tersebut turun 5%, kamu juga bisa menjualnya untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
4. Pantau Pasar Secara Berkala - Ikuti perkembangan pasar saham secara rutin. Baca berita ekonomi, analisis pasar, dan laporan perusahaan. Ini akan membantu kamu memahami tren pasar dan membuat keputusan investasi yang lebih tepat.
Kamu bisa membaca berita dari media terpercaya, mengikuti akun media sosial analis saham, atau berlangganan newsletter investasi.
5. Jangan Panik Saat Pasar Turun - Koreksi pasar adalah hal yang wajar. Jangan panik dan menjual semua saham kamu saat pasar sedang turun. Justru, ini bisa menjadi kesempatan untuk membeli saham-saham bagus dengan harga yang lebih murah.
Ingatlah bahwa investasi saham adalah investasi jangka panjang. Jangan terpancing emosi sesaat dan tetaplah berpegang pada strategi investasi kamu.
Mengapa IHSG bisa naik sementara ada saham yang justru turun drastis, menurut pendapat Bapak Budi Santoso?
Menurut Bapak Budi Santoso, seorang analis pasar modal, IHSG adalah indeks yang mencerminkan kinerja rata-rata seluruh saham di bursa. Kenaikan IHSG menunjukkan bahwa secara keseluruhan, mayoritas saham mengalami kenaikan. Namun, ada faktor-faktor spesifik yang dapat menyebabkan beberapa saham mengalami penurunan, seperti kinerja perusahaan yang kurang baik, sentimen negatif terhadap sektor tertentu, atau aksi jual oleh investor besar.
Apa yang sebaiknya Ibu Ani Sulastri lakukan jika memiliki saham yang masuk dalam daftar top losers?
Ibu Ani Sulastri sebaiknya melakukan evaluasi mendalam terhadap saham tersebut. Menurut Ibu Retno, seorang perencana keuangan, penting untuk memahami alasan di balik penurunan harga saham. Jika fundamental perusahaan masih baik dan prospek bisnisnya masih cerah, Ibu Ani bisa mempertimbangkan untuk menahan saham tersebut. Namun, jika ada indikasi masalah yang lebih serius, Ibu Ani sebaiknya mempertimbangkan untuk menjual saham tersebut untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Bagaimana pandangan Bapak Joko Susilo mengenai pengaruh investor asing terhadap pasar saham Indonesia?
Bapak Joko Susilo, seorang ekonom, berpendapat bahwa investor asing memiliki peran yang signifikan dalam pasar saham Indonesia. Aksi beli dan jual investor asing dapat mempengaruhi sentimen pasar dan pergerakan harga saham. Meskipun net sell investor asing secara year-to-date masih cukup besar, adanya net buy pada perdagangan Jumat menunjukkan adanya potensi pembalikan tren.
Apa saran Ibu Susiwati untuk investor pemula yang baru terjun ke pasar saham?
Ibu Susiwati, seorang praktisi investasi, menyarankan agar investor pemula belajar terlebih dahulu mengenai dasar-dasar investasi saham. Mulailah dengan investasi yang kecil dan bertahap. Jangan tergiur dengan keuntungan yang terlalu tinggi dan selalu berhati-hati terhadap risiko. Penting juga untuk memiliki rencana investasi yang jelas dan disiplin dalam melaksanakannya.
Menurut Bapak Herman Prayogo, faktor apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih saham untuk investasi jangka panjang?
Bapak Herman Prayogo, seorang analis investasi senior, menekankan pentingnya memilih saham dari perusahaan yang memiliki fundamental yang kuat, prospek bisnis yang cerah, dan manajemen yang kompeten. Perhatikan juga faktor-faktor seperti pertumbuhan pendapatan, profitabilitas, dan tingkat utang perusahaan. Selain itu, penting untuk memahami sektor bisnis perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut bersaing dengan kompetitornya.
Apa yang perlu dilakukan oleh Saudara Dedi Kurniawan agar tidak panik saat melihat portofolio sahamnya mengalami penurunan?
Saudara Dedi Kurniawan, menurut psikolog investasi, Ibu Maya Andini, perlu diingat bahwa fluktuasi harga saham adalah hal yang wajar. Penting untuk tetap tenang dan tidak membuat keputusan impulsif. Tinjau kembali rencana investasi yang telah dibuat dan pastikan bahwa alasan awal membeli saham tersebut masih relevan. Jika fundamental perusahaan masih baik, penurunan harga saham bisa menjadi kesempatan untuk membeli saham tersebut dengan harga yang lebih murah.