Temukan Perbedaan Nyeri Dada, Asam Lambung atau Serangan Jantung? Penjelasan Dokter Bisa Selamatkanmu dari bahaya fatal
Sabtu, 31 Mei 2025 oleh journal
Nyeri Dada: Asam Lambung atau Serangan Jantung? Kenali Perbedaannya!
Pernahkah Anda merasakan nyeri dada yang begitu hebat hingga membuat panik? Sensasi tidak nyaman ini, apalagi jika disertai keringat dingin, sesak napas, dan menjalar ke lengan kiri, bisa memicu kekhawatiran yang luar biasa. Wajar jika kemudian muncul pertanyaan: apakah ini serangan jantung yang mengancam jiwa, atau sekadar asam lambung yang kambuh?
Kebingungan ini seringkali membuat seseorang ragu untuk segera mencari pertolongan medis. Padahal, menunda penanganan bisa berakibat fatal, terutama jika nyeri dada tersebut merupakan pertanda kondisi serius yang membutuhkan tindakan cepat. Lantas, bagaimana cara membedakan nyeri dada akibat asam lambung (GERD) dengan nyeri dada akibat serangan jantung?
Membedakan Nyeri Dada Akibat Asam Lambung dan Serangan Jantung
Dr. dr. Hasan Maulahela, SpPD, Subsp. G.E.H (K), seorang dokter spesialis gastroenterologi dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, menjelaskan perbedaan mendasar antara keduanya terletak pada pengaruh aktivitas fisik.
"Nyeri dada yang semakin parah saat beraktivitas bisa jadi indikasi adanya masalah pada jantung," jelas dr. Hasan.
Sementara itu, nyeri dada akibat asam lambung, lanjut dr. Hasan, biasanya disertai sensasi terbakar di dada (heartburn) yang seringkali muncul setelah makan. "GERD biasanya timbul setelah makan, terutama saat berbaring atau membungkuk," tambahnya. Hal ini disebabkan oleh refluks asam lambung ke kerongkongan (esofagus), yang merupakan gejala utama GERD.
Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menambahkan bahwa perbedaan lainnya terletak pada lokasi nyeri.
"Nyeri jantung umumnya terasa di sebelah kiri dada dan menjalar ke tangan kiri," ungkap Prof. Ari.
"Kalau asam lambung, biasanya nyeri dada disertai dengan rasa pahit di mulut dan sensasi asam," imbuhnya.
Meskipun sudah mengetahui perbedaan-perbedaan ini, baik dr. Hasan maupun Prof. Ari tetap mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami nyeri dada. Pemeriksaan yang tepat akan membantu menegakkan diagnosis secara akurat dan memungkinkan tindakan pertolongan atau pengobatan yang sesuai.
Nyeri dada memang bisa bikin panik, tapi jangan khawatir! Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengelola nyeri dada dan membantu membedakan antara gejala asam lambung dan serangan jantung. Yuk, simak tips berikut!
1. Perhatikan Kapan Nyeri Muncul - Apakah nyeri dada muncul setelah makan, terutama makanan pedas atau berlemak? Jika iya, kemungkinan besar itu adalah asam lambung. Sebaliknya, jika nyeri dada muncul saat beraktivitas fisik, segera waspada dan periksakan diri ke dokter.
Misalnya, setelah makan sate kambing yang pedas, kamu merasa dada seperti terbakar. Ini kemungkinan besar asam lambung.
2. Kenali Gejala Penyerta - Asam lambung biasanya disertai dengan rasa pahit atau asam di mulut, perut kembung, dan mual. Sementara serangan jantung seringkali disertai keringat dingin, sesak napas, pusing, dan nyeri yang menjalar ke lengan kiri, bahu, atau rahang.
Jika kamu merasa nyeri dada disertai mual dan rasa asam di mulut setelah makan gorengan, kemungkinan itu adalah asam lambung. Tapi jika nyeri dada disertai sesak napas dan keringat dingin, segera hubungi ambulans.
3. Ubah Gaya Hidup - Hindari makanan yang memicu asam lambung seperti makanan pedas, berlemak, asam, dan minuman berkafein. Makanlah dalam porsi kecil tapi sering, dan jangan langsung berbaring setelah makan. Selain itu, rutin berolahraga dan kelola stres dengan baik.
Cobalah mengganti kopi pagi dengan teh herbal dan hindari makan gorengan di malam hari. Lebih baik pilih buah-buahan atau yogurt.
4. Jangan Tunda Konsultasi Dokter - Jika kamu sering mengalami nyeri dada atau merasa khawatir dengan gejala yang kamu rasakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan yang tepat untuk menentukan penyebab nyeri dada dan memberikan penanganan yang sesuai.
Ingat, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan tunda konsultasi dokter jika kamu merasa tidak yakin dengan kondisi kesehatanmu.
Apakah nyeri dada sebelah kanan selalu bukan gejala jantung, menurut Bapak Budi?
Menurut dr. Sandra Utami, SpJP (K), spesialis jantung dan pembuluh darah, meskipun nyeri dada akibat serangan jantung umumnya terasa di sebelah kiri, bukan berarti nyeri dada sebelah kanan pasti bukan gejala jantung. Beberapa kondisi jantung yang kurang umum dapat menyebabkan nyeri di sisi kanan dada. Tetap penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi menyeluruh.
Ibu Ani sering merasakan nyeri dada setelah makan pedas. Apakah ini pasti asam lambung?
Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGEH, seorang ahli gastroenterologi, menjelaskan bahwa nyeri dada setelah makan pedas memang seringkali disebabkan oleh asam lambung (GERD). Namun, penting untuk memperhatikan gejala lain yang menyertai, seperti rasa pahit di mulut dan sensasi terbakar di dada. Jika gejala semakin parah atau disertai gejala lain seperti sesak napas, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebabnya.
Apa yang harus Bapak Joko lakukan jika merasakan nyeri dada saat sedang berolahraga?
Menurut dr. Michael Triangto, SpKO, seorang dokter spesialis kedokteran olahraga, jika Anda merasakan nyeri dada saat berolahraga, segera hentikan aktivitas dan istirahat. Jika nyeri tidak mereda dalam beberapa menit atau disertai gejala lain seperti sesak napas dan keringat dingin, segera cari pertolongan medis. Nyeri dada saat berolahraga bisa menjadi pertanda masalah jantung yang serius.
Apakah stres bisa menyebabkan nyeri dada yang mirip dengan serangan jantung, menurut Mbak Rina?
Psikolog klinis, Tara de Thouars, BA, MPsi, menjelaskan bahwa stres memang dapat memicu nyeri dada yang mirip dengan gejala serangan jantung. Kondisi ini dikenal sebagai panic attack atau serangan panik. Meskipun tidak berbahaya secara fisik seperti serangan jantung, serangan panik dapat sangat menakutkan. Penting untuk belajar mengelola stres dengan baik dan mencari bantuan profesional jika sering mengalami serangan panik.