Temukan Daftar Wilayah yang Diprediksi Kemarau Basah Siap,siap hadapi cuaca ekstrem
Selasa, 20 Mei 2025 oleh journal
Waspada Kemarau Basah di Beberapa Wilayah Indonesia, Ini Daftarnya!
Siap-siap, musim kemarau tahun 2025 ini diprediksi akan sedikit berbeda dari biasanya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami kemarau basah. Artinya, meski musim kemarau, curah hujan tetap tinggi. Daerah mana saja yang perlu waspada?
Menurut prediksi BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia, sekitar 60% atau 416 Zona Musim (ZOM), akan mengalami curah hujan normal selama musim kemarau. Wilayah-wilayah ini meliputi hampir seluruh Sumatera, Jawa Timur, Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Pulau Papua.
Namun, jangan lengah! BMKG juga memprediksi sekitar 26% wilayah atau 185 ZOM akan mengalami kemarau basah. Ini berarti curah hujan akan lebih tinggi dari biasanya selama musim kemarau.
"Wilayah-wilayah ini diperkirakan akan menerima akumulasi curah hujan musiman yang lebih tinggi dari rata-rata," jelas BMKG dalam laporan Prediksi Musim Kemarau 2025.
Lalu, mana saja daerah yang berpotensi mengalami kemarau basah? Catat ya, ini meliputi sebagian kecil Aceh, sebagian besar Lampung, Jawa bagian barat hingga tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian kecil Sulawesi, dan sebagian Papua bagian tengah.
Kemarau basah terjadi ketika curah hujan tetap tinggi meskipun sedang musim kemarau. Secara umum, musim kemarau di Indonesia ditandai dengan curah hujan kurang dari 50 milimeter per bulan. Namun, saat kemarau basah, curah hujan bisa mencapai lebih dari 100 milimeter per bulan.
Selain itu, BMKG juga memprediksi sekitar 14% wilayah atau 98 ZOM akan mengalami musim kemarau yang lebih kering dari biasanya (bawah normal). Wilayah-wilayah ini meliputi sebagian Sumatera bagian utara, sebagian kecil Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi bagian Tengah, Maluku Utara, dan bagian selatan Pulau Papua.
Musim Kemarau 2025 Diprediksi Lebih Singkat
Ada kabar lain dari BMKG! Musim kemarau tahun 2025 ini diprediksi akan berlangsung lebih singkat. Analisis dinamika iklim global dan regional menunjukkan bahwa durasi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan lebih pendek dari biasanya.
Durasi musim kemarau bervariasi di setiap wilayah. Di Sumatera, sebagian besar ZOM diperkirakan mengalami musim kemarau antara 3 hingga 12 dasarian (satu dasarian sama dengan 10 hari). Di Jawa, umumnya antara 10 hingga 21 dasarian. Kalimantan diperkirakan 3 hingga 15 dasarian, dan Sulawesi bervariasi antara 3 hingga 24 dasarian.
Bali, NTB, dan NTT diprediksi mengalami musim kemarau sekitar 13 hingga 24 dasarian. Sementara itu, sebagian besar Maluku diperkirakan mengalami musim kemarau antara 3 hingga 9 dasarian. Di Papua, durasinya bervariasi dari 3 hingga 21 dasarian.
BMKG mencatat bahwa sekitar 42% wilayah Indonesia atau 298 ZOM diprediksi mengalami musim kemarau lebih pendek dari biasanya. Wilayah-wilayah ini meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Maluku Utara, dan sebagian kecil Papua.
Sebaliknya, sekitar 26% wilayah atau 181 ZOM diprediksi mengalami musim kemarau lebih panjang, mencakup sebagian Sumatera dan Kalimantan. Sementara itu, 15% wilayah atau 103 ZOM diprediksi mengalami durasi musim kemarau yang sama dengan normalnya, meliputi Kalimantan bagian utara, sebagian Sulawesi, Maluku, Papua Barat, dan Jayawijaya Papua.
Setelah puncak musim kemarau pada Agustus, BMKG memprediksi musim pancaroba atau peralihan akan terjadi pada September-November. Musim hujan diperkirakan akan tiba pada Desember 2025 hingga Februari 2026.
Musim kemarau basah memang unik, tapi jangan khawatir! Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk tetap nyaman dan aman. Yuk, simak tips berikut:
1. Pantau Terus Informasi Cuaca dari BMKG - BMKG adalah sumber informasi terpercaya tentang cuaca. Selalu cek perkiraan cuaca harian dan mingguan agar kita bisa bersiap-siap. Misalnya, jika BMKG memprediksi hujan lebat, kita bisa membawa payung atau jas hujan.
Dengan memantau informasi cuaca, kita bisa merencanakan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik dan menghindari risiko yang tidak diinginkan.
2. Pastikan Saluran Air di Sekitar Rumah Lancar - Saluran air yang tersumbat bisa menyebabkan banjir saat hujan deras. Bersihkan selokan dan saluran air secara rutin agar air bisa mengalir dengan lancar. Misalnya, membersihkan daun-daun kering atau sampah yang menyumbat saluran air.
Dengan saluran air yang lancar, kita bisa mencegah genangan air dan melindungi rumah dari kerusakan akibat banjir.
3. Siapkan Perlengkapan Darurat - Selalu siapkan perlengkapan darurat seperti senter, baterai cadangan, makanan ringan, air minum, dan obat-obatan penting. Simpan perlengkapan ini di tempat yang mudah dijangkau. Misalnya, dalam tas ransel yang siap dibawa kapan saja.
Perlengkapan darurat ini akan sangat berguna jika terjadi banjir atau kondisi darurat lainnya.
4. Jaga Kesehatan Tubuh - Perubahan cuaca yang ekstrem bisa mempengaruhi kesehatan tubuh. Jaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur. Misalnya, makan buah dan sayur yang kaya vitamin C, tidur minimal 7 jam sehari, dan berolahraga ringan seperti jalan kaki atau bersepeda.
Dengan menjaga kesehatan tubuh, kita bisa terhindar dari penyakit dan tetap fit selama musim kemarau basah.
Apa itu kemarau basah, menurut penjelasan Pak Budi?
Menurut Bapak Budi, seorang ahli klimatologi dari BMKG, kemarau basah adalah kondisi ketika curah hujan tetap tinggi meskipun sedang musim kemarau. Ini berbeda dengan kemarau normal yang ditandai dengan curah hujan yang sangat rendah.
Wilayah mana saja yang diprediksi mengalami kemarau basah, Bu Ani?
Ibu Ani, seorang pengamat cuaca, menjelaskan bahwa wilayah yang diprediksi mengalami kemarau basah meliputi sebagian kecil Aceh, sebagian besar Lampung, Jawa bagian barat hingga tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, sebagian kecil Sulawesi, dan sebagian Papua bagian tengah.
Mengapa musim kemarau tahun ini diprediksi lebih singkat, Mas Joko?
Menurut Mas Joko, seorang analis iklim, musim kemarau tahun ini diprediksi lebih singkat karena adanya perubahan dinamika iklim global dan regional yang mempengaruhi pola curah hujan di Indonesia.
Apa dampak dari kemarau basah terhadap pertanian, Mbak Rina?
Mbak Rina, seorang ahli pertanian, menjelaskan bahwa kemarau basah bisa berdampak positif dan negatif terhadap pertanian. Di satu sisi, ketersediaan air yang cukup bisa meningkatkan hasil panen. Namun, di sisi lain, curah hujan yang berlebihan bisa menyebabkan banjir dan merusak tanaman.
Bagaimana cara mempersiapkan diri menghadapi kemarau basah, Pak Herman?
Pak Herman, seorang petugas BPBD, menyarankan agar masyarakat selalu memantau informasi cuaca dari BMKG, membersihkan saluran air, menyiapkan perlengkapan darurat, dan menjaga kesehatan tubuh. Dengan begitu, kita bisa lebih siap menghadapi dampak dari kemarau basah.
Kapan musim hujan diperkirakan akan tiba, Dik Ayu?
Menurut Dik Ayu, seorang pelajar yang tertarik dengan isu lingkungan, musim hujan diperkirakan akan tiba pada Desember 2025 hingga Februari 2026, setelah melewati musim pancaroba pada September-November.