Inilah Panduan Lengkap, Bolehkah Penderita Hipertensi, Kolesterol, dan Diabetes Minum Vitamin D? Agar tetap aman terkendali

Senin, 2 Juni 2025 oleh journal

Bolehkah Penderita Hipertensi, Kolesterol Tinggi, dan Diabetes Mengonsumsi Vitamin D? Ini Kata Ahli!

Vitamin D sering disebut sebagai "vitamin sinar matahari" karena tubuh kita bisa memproduksinya saat terpapar sinar matahari. Nutrisi penting ini krusial untuk membantu tubuh menyerap kalsium, yang merupakan fondasi utama bagi tulang yang kuat dan sehat. Tanpa vitamin D yang cukup, penyerapan kalsium menjadi terhambat, dan akibatnya, tulang bisa menjadi rapuh dan rentan.

Namun, manfaat vitamin D tidak hanya terbatas pada kesehatan tulang. Vitamin ini juga berperan penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh kita, membantu otot berfungsi dengan baik, dan mendukung kinerja sel-sel otak agar tetap optimal. Lalu, bagaimana dengan mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol tinggi, atau diabetes? Apakah aman bagi mereka untuk mengonsumsi suplemen vitamin D?

Inilah Panduan Lengkap, Bolehkah Penderita Hipertensi, Kolesterol, dan Diabetes Minum Vitamin D? Agar tetap aman terkendali

Pertanyaan ini seringkali menimbulkan kekhawatiran. Untuk menjawabnya, mari kita simak penjelasan dari seorang ahli.

Pendapat Ahli: Vitamin D Aman dan Bahkan Dianjurkan

Profesor Zullies Ikawati, seorang ahli farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menegaskan bahwa penderita hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes *boleh* mengonsumsi vitamin D. Bahkan, dalam banyak kasus, suplementasi vitamin D justru dianjurkan untuk mereka, asalkan dikonsumsi dalam dosis yang tepat dan tidak berlebihan.

"Vitamin D memiliki potensi besar dalam membantu mengatur metabolisme glukosa (gula darah) dan lipid (lemak)," jelas Prof. Zullies. "Kekurangan vitamin D juga sering ditemukan pada penderita diabetes dan obesitas."

Beliau menekankan pentingnya pengawasan medis, terutama bagi pasien yang memiliki gangguan ginjal atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Konsultasi dengan dokter sangat disarankan sebelum memulai suplementasi vitamin D.

Manfaat Vitamin D untuk Penderita Diabetes, Kolesterol, dan Hipertensi

Mengatur Kadar Gula Darah

Vitamin D diyakini dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, hormon yang membantu gula darah masuk ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Dengan meningkatnya sensitivitas insulin, tubuh dapat merespons insulin dengan lebih efektif, sehingga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

"Vitamin D juga berperan dalam mengurangi peradangan kronis, yang seringkali menjadi penyebab resistensi insulin," tambah Prof. Zullies. "Selain itu, vitamin D juga membantu menjaga kesehatan sel beta pankreas, yang bertanggung jawab memproduksi insulin."

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dapat membantu memperbaiki kontrol gula darah, terutama pada individu yang sebelumnya mengalami kekurangan vitamin D. Hal ini terlihat dari penurunan kadar HbA1c, yaitu rata-rata kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

Membantu Metabolisme Lemak

Selain bermanfaat bagi penderita diabetes, vitamin D juga berperan penting dalam metabolisme lemak. Penelitian menunjukkan bahwa vitamin D dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat") dan trigliserida (jenis lemak yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung). Sebaliknya, vitamin D juga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL ("kolesterol baik"), yang berfungsi melindungi jantung.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa hasil penelitian mengenai pengaruh vitamin D terhadap kadar lemak darah belum selalu konsisten. Efek positif vitamin D terhadap kadar lemak darah cenderung lebih terlihat pada individu dengan defisiensi vitamin D, obesitas, atau sindrom metabolik.

Menunjang Kesehatan Penderita Hipertensi

Banyak penderita hipertensi juga mengalami kekurangan vitamin D. Oleh karena itu, suplementasi vitamin D seringkali menjadi bagian dari rekomendasi pengelolaan kesehatan secara menyeluruh bagi penderita hipertensi. Vitamin D diyakini dapat membantu meningkatkan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Namun, sama seperti pada kondisi medis lainnya, pemberian vitamin D harus dilakukan dengan dosis yang tepat dan dipantau oleh tenaga medis. Konsumsi vitamin D dalam dosis tinggi tanpa alasan yang jelas atau tanpa pengawasan dapat menyebabkan hiperkalsemia (kadar kalsium dalam darah yang terlalu tinggi), yang berpotensi berbahaya.

Perhatikan Dosis!

Prof. Zullies mengingatkan bahwa konsumsi vitamin D harus selalu sesuai dengan dosis yang dianjurkan. "Untuk orang dewasa, dosis vitamin D yang dianjurkan biasanya berkisar antara 600 hingga 800 IU per hari," jelasnya. "Namun, pada kondisi kekurangan vitamin D, dosis yang diberikan bisa lebih tinggi, bahkan mencapai 2000 IU atau lebih, tentunya dengan pengawasan dan rekomendasi dari dokter."

Sebelum memulai konsumsi suplemen vitamin D dalam dosis tinggi, sangat disarankan untuk memeriksa kadar vitamin D dalam darah (25(OH)D). Kelebihan vitamin D (hipervitaminosis D) dapat menimbulkan efek berbahaya, terutama pada fungsi ginjal dan jantung.

"Perlu diingat bahwa manfaat vitamin D dalam membantu mengatur kadar gula darah dan lemak dalam tubuh bisa berbeda-beda pada setiap individu, tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing," tutup Prof. Zullies.

Ingin mendapatkan manfaat maksimal dari vitamin D? Yuk, ikuti tips sederhana berikut ini:

1. Periksa Kadar Vitamin D Anda - Sebelum mulai mengonsumsi suplemen vitamin D, sebaiknya periksakan kadar vitamin D Anda (25(OH)D) ke dokter. Dengan mengetahui kadar vitamin D Anda, dokter dapat menentukan dosis yang tepat sesuai dengan kebutuhan Anda. Misalnya, jika hasil tes menunjukkan kekurangan vitamin D, dokter mungkin akan merekomendasikan dosis yang lebih tinggi.

Ini penting untuk menghindari kelebihan vitamin D yang bisa berbahaya.

2. Pilih Suplemen yang Tepat - Ada dua jenis utama suplemen vitamin D: vitamin D2 (ergocalciferol) dan vitamin D3 (cholecalciferol). Vitamin D3 lebih efektif dalam meningkatkan kadar vitamin D dalam darah. Jadi, pilihlah suplemen yang mengandung vitamin D3. Periksa label kemasan dengan seksama sebelum membeli.

Pastikan juga suplemen tersebut terdaftar di BPOM untuk menjamin keamanannya.

3. Konsumsi Bersama Makanan Berlemak - Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak. Artinya, vitamin ini lebih baik diserap oleh tubuh saat dikonsumsi bersama makanan yang mengandung lemak sehat. Misalnya, Anda bisa mengonsumsi suplemen vitamin D bersama sarapan yang mengandung alpukat atau telur.

Dengan begitu, penyerapan vitamin D akan lebih optimal.

4. Dapatkan Sinar Matahari yang Cukup - Selain dari suplemen, tubuh kita juga bisa memproduksi vitamin D saat terpapar sinar matahari. Usahakan untuk berjemur selama 10-15 menit setiap hari, terutama di pagi hari (sebelum pukul 10 pagi) atau sore hari (setelah pukul 4 sore). Paparan sinar matahari yang cukup dapat membantu meningkatkan kadar vitamin D secara alami.

Jangan lupa gunakan tabir surya jika berjemur lebih lama untuk melindungi kulit Anda.

Apakah benar vitamin D bisa membantu menurunkan berat badan, menurut pengalaman Siska?

Menurut dr. Tirta Mandira Hudhi, seorang dokter dan influencer kesehatan, "Beberapa penelitian awal menunjukkan adanya hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dengan obesitas. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah suplementasi vitamin D secara langsung dapat membantu menurunkan berat badan. Lebih baik fokus pada pola makan sehat dan olahraga teratur."

Kata Ibu Ani, bisakah vitamin D menyembuhkan diabetes?

Prof. Dr. dr. Imam Subekti, SpPD-KEMD, seorang ahli endokrinologi, menjelaskan, "Vitamin D tidak bisa menyembuhkan diabetes, tetapi dapat membantu mengelola kadar gula darah. Vitamin D berperan dalam meningkatkan sensitivitas insulin. Namun, diabetes tetap membutuhkan penanganan komprehensif, termasuk diet, olahraga, dan obat-obatan jika diperlukan."

Benarkah kata Budi, vitamin D bisa mencegah COVID-19?

Menurut dr. Reisa Broto Asmoro, seorang dokter dan juru bicara Satgas COVID-19, "Vitamin D penting untuk sistem kekebalan tubuh, yang dapat membantu melawan infeksi, termasuk COVID-19. Namun, vitamin D bukanlah pengganti vaksinasi atau protokol kesehatan lainnya. Tetap patuhi protokol kesehatan dan dapatkan vaksinasi lengkap untuk perlindungan optimal."

Apakah aman mengonsumsi vitamin D setiap hari dalam jangka panjang, seperti yang dilakukan Rina?

Dr. Tan Shot Yen, seorang ahli gizi, menyarankan, "Konsumsi vitamin D setiap hari dalam jangka panjang sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Dosis yang aman bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan individu. Pemeriksaan kadar vitamin D secara berkala penting untuk memastikan tidak terjadi kelebihan vitamin D (hipervitaminosis D)."