Intip 7 Manfaat Daun Seligi yang Jarang Diketahui
Sabtu, 31 Mei 2025 oleh journal
Kegunaan dari tumbuhan Strobilanthes cusia (seligi) terletak pada bagian daunnya. Ekstrak dari dedaunan ini diyakini memiliki khasiat terapeutik. Kandungan senyawa aktif di dalamnya dipercaya dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan, sehingga sering dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan.
"Penggunaan Strobilanthes cusia dalam pengobatan tradisional menunjukkan potensi yang menarik. Namun, penelitian ilmiah yang lebih mendalam dan terkontrol sangat diperlukan untuk memvalidasi klaim manfaat kesehatannya dan menentukan dosis yang aman dan efektif," ujar Dr. Anindita Putri, seorang ahli herbal medik dari Universitas Gadjah Mada.
Dr. Putri menambahkan, "Masyarakat perlu berhati-hati dan tidak menjadikan ramuan daun ini sebagai pengganti pengobatan medis konvensional tanpa konsultasi dengan profesional kesehatan."
Kandungan aktif dalam dedaunan Strobilanthes cusia, seperti senyawa flavonoid dan alkaloid, diketahui memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Secara tradisional, air rebusan daun ini digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan, meredakan demam, dan mempercepat penyembuhan luka. Meski demikian, mekanisme kerja senyawa-senyawa ini secara spesifik dan interaksinya dengan tubuh manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Penggunaan sebaiknya dibatasi pada konsumsi dalam jumlah kecil dan jangka pendek, serta dipantau efek sampingnya. Konsultasi dengan dokter atau herbalis terlatih sangat disarankan sebelum mengonsumsi produk herbal apa pun, termasuk yang berasal dari tumbuhan Strobilanthes cusia.
Manfaat Daun Seligi
Daun seligi, atau Strobilanthes cusia, menyimpan potensi khasiat yang telah dimanfaatkan secara tradisional. Keberagaman senyawa aktif di dalamnya memberikan sejumlah manfaat yang patut untuk dipelajari lebih lanjut.
- Antioksidan
- Anti-inflamasi
- Pereda demam
- Menyembuhkan luka
- Menyehatkan pencernaan
- Menurunkan gula darah
- Melindungi hati
Manfaat-manfaat ini, meski menjanjikan, memerlukan validasi ilmiah yang ketat. Sifat antioksidan daun seligi dapat membantu menangkal radikal bebas, sementara efek anti-inflamasinya berpotensi meredakan peradangan. Penggunaan tradisionalnya dalam meredakan demam dan mempercepat penyembuhan luka didasarkan pada pengalaman empiris. Potensinya dalam menyehatkan pencernaan, menurunkan gula darah, dan melindungi hati masih dalam tahap awal penelitian, namun membuka peluang pengembangan pengobatan herbal yang lebih terarah dan efektif di masa depan.
Antioksidan
Keberadaan senyawa antioksidan dalam komposisi Strobilanthes cusia (seligi) memegang peranan penting dalam potensinya memberikan dampak positif bagi kesehatan. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis.
- Perlindungan Seluler
Antioksidan dari tumbuhan seligi membantu melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif akibat radikal bebas. Kerusakan oksidatif ini terkait dengan penuaan dini, penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif. Dengan menetralisir radikal bebas, senyawa-senyawa ini membantu menjaga integritas dan fungsi sel.
- Pencegahan Penyakit Kronis
Aktivitas antioksidan dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis. Stres oksidatif, ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan, merupakan faktor utama dalam perkembangan banyak penyakit. Konsumsi sumber antioksidan, seperti yang ditemukan dalam ekstrak daun seligi, berpotensi mengurangi risiko penyakit-penyakit ini.
- Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh juga rentan terhadap kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan membantu melindungi sel-sel kekebalan tubuh dan meningkatkan kemampuannya untuk melawan infeksi dan penyakit. Dengan demikian, senyawa-senyawa ini dapat berperan dalam menjaga kesehatan sistem imun.
- Potensi Anti-inflamasi
Beberapa antioksidan memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan kronis merupakan faktor pendorong dalam banyak penyakit. Kemampuan antioksidan untuk mengurangi peradangan dapat berkontribusi pada efek terapeutik yang lebih luas dari tumbuhan Strobilanthes cusia.
- Contoh Senyawa Antioksidan dalam Daun Seligi
Meskipun identifikasi pasti senyawa antioksidan dalam Strobilanthes cusia memerlukan penelitian lebih lanjut, senyawa-senyawa seperti flavonoid dan polifenol seringkali dikaitkan dengan aktivitas antioksidan yang signifikan dalam tumbuhan. Kehadiran senyawa-senyawa ini memberikan indikasi potensi antioksidan dari tumbuhan ini.
Dengan demikian, aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh Strobilanthes cusia menjadi salah satu faktor penting yang berkontribusi pada potensi manfaat kesehatannya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas aktivitas ini dan untuk memahami mekanisme kerjanya secara rinci, sehingga pemanfaatannya dapat dioptimalkan.
Anti-inflamasi
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat memicu atau memperburuk berbagai kondisi kesehatan. Sifat anti-inflamasi yang terkandung dalam Strobilanthes cusia (seligi) menjadikannya relevan dalam konteks pemanfaatannya, karena berpotensi meredakan peradangan dan dampaknya.
- Penekanan Produksi Sitokin Pro-inflamasi
Sitokin pro-inflamasi adalah molekul sinyal yang memicu dan mempertahankan respons peradangan. Senyawa dalam ekstrak seligi diduga dapat menekan produksi sitokin ini, sehingga meredakan peradangan pada tingkat seluler. Hal ini berpotensi bermanfaat dalam kondisi seperti radang sendi, di mana produksi sitokin berlebihan berkontribusi pada nyeri dan kerusakan jaringan.
- Inhibisi Jalur Sinyal Peradangan
Peradangan diatur oleh berbagai jalur sinyal kompleks dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam seligi dapat menghambat jalur-jalur ini, seperti jalur NF-B, yang memainkan peran kunci dalam respons peradangan. Dengan menghambat jalur ini, seligi berpotensi mengurangi intensitas dan durasi peradangan.
- Pengurangan Nyeri dan Pembengkakan
Efek anti-inflamasi dapat diterjemahkan menjadi pengurangan nyeri dan pembengkakan. Secara tradisional, rebusan daun seligi digunakan untuk meredakan nyeri otot dan sendi. Potensi ini didasarkan pada kemampuan seligi untuk mengurangi peradangan yang mendasari rasa sakit dan pembengkakan tersebut.
- Potensi dalam Penyakit Inflamasi Kronis
Penyakit inflamasi kronis, seperti penyakit radang usus dan asma, ditandai oleh peradangan yang berkepanjangan. Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, potensi anti-inflamasi seligi membuka kemungkinan untuk pengembangan terapi komplementer dalam pengelolaan penyakit-penyakit ini, dengan tujuan mengurangi peradangan dan memperbaiki kualitas hidup pasien.
Sifat anti-inflamasi Strobilanthes cusia merupakan salah satu aspek penting yang mendasari klaim manfaatnya. Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian yang lebih komprehensif, termasuk uji klinis pada manusia, diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan efektivitas seligi dalam meredakan peradangan pada berbagai kondisi kesehatan. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap menjadi prioritas sebelum menggunakan herbal ini sebagai bagian dari rencana perawatan.
Pereda Demam
Salah satu pemanfaatan tradisional Strobilanthes cusia (seligi) yang cukup dikenal adalah sebagai penurun panas atau pereda demam. Praktik ini berakar pada pengalaman empiris dan observasi di berbagai komunitas yang telah lama memanfaatkan tumbuhan ini. Mekanisme pasti di balik efek antipiretik (penurun panas) ini masih memerlukan investigasi ilmiah yang mendalam, namun terdapat beberapa hipotesis yang dapat menjelaskan fenomena ini.
Pertama, demam seringkali merupakan manifestasi dari respons peradangan tubuh terhadap infeksi atau penyakit. Mengingat potensi anti-inflamasi yang dimiliki Strobilanthes cusia, dimungkinkan bahwa efek peredaan demamnya sebagian disebabkan oleh kemampuannya untuk menekan respons peradangan ini. Dengan mengurangi peradangan, tubuh dapat menurunkan suhu internalnya kembali ke tingkat normal.
Kedua, beberapa senyawa dalam tumbuhan dapat memengaruhi pusat pengaturan suhu di otak, yaitu hipotalamus. Senyawa-senyawa ini mungkin berinteraksi dengan reseptor di hipotalamus, memicu mekanisme pendinginan tubuh seperti vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan peningkatan produksi keringat. Vasodilatasi membantu membuang panas dari tubuh, sementara penguapan keringat mendinginkan permukaan kulit.
Ketiga, tumbuhan ini mungkin memiliki efek antiviral atau antibakteri yang berkontribusi secara tidak langsung pada peredaan demam. Jika demam disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, senyawa dalam tumbuhan dapat membantu melawan patogen tersebut, sehingga mengurangi beban penyakit dan memungkinkan tubuh untuk menurunkan suhu tubuhnya. Namun, perlu dicatat bahwa bukti ilmiah mengenai efek antiviral atau antibakteri Strobilanthes cusia masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
Meskipun penggunaan Strobilanthes cusia sebagai pereda demam memiliki sejarah panjang, penting untuk diingat bahwa demam adalah gejala, bukan penyakit itu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mencari tahu penyebab demam dan mendapatkan penanganan medis yang tepat, terutama jika demam tinggi atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan. Pemanfaatan tumbuhan ini sebagai pereda demam sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan sebagai bagian dari pendekatan perawatan yang komprehensif, serta di bawah pengawasan profesional kesehatan.
Menyembuhkan Luka
Kemampuan tumbuhan Strobilanthes cusia (seligi) dalam mempercepat penyembuhan luka merupakan salah satu khasiat tradisional yang menarik perhatian. Beberapa faktor dapat menjelaskan potensi efek penyembuhan luka ini, meskipun penelitian ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi dan mengklarifikasi mekanisme yang terlibat. Pertama, kandungan senyawa anti-inflamasi dalam ekstrak tumbuhan dapat berperan penting. Peradangan merupakan bagian integral dari proses penyembuhan luka, namun peradangan yang berlebihan dapat menghambat pembentukan jaringan baru dan memperlambat proses pemulihan. Dengan mengurangi peradangan di sekitar luka, senyawa dalam tumbuhan dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk penyembuhan.
Kedua, senyawa antioksidan dalam tumbuhan juga dapat berkontribusi pada penyembuhan luka. Radikal bebas dapat merusak sel-sel di sekitar luka dan mengganggu proses regenerasi jaringan. Antioksidan membantu menetralkan radikal bebas ini, melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif dan memungkinkan proses penyembuhan berjalan lebih efisien. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan Strobilanthes cusia dapat merangsang produksi kolagen, protein struktural utama yang penting untuk pembentukan jaringan ikat baru. Peningkatan produksi kolagen dapat mempercepat penutupan luka dan meningkatkan kekuatan jaringan yang baru terbentuk.
Lebih lanjut, sifat antimikroba yang mungkin dimiliki oleh tumbuhan ini juga dapat berperan dalam penyembuhan luka. Infeksi pada luka dapat menghambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko komplikasi. Jika ekstrak tumbuhan memiliki kemampuan untuk melawan bakteri atau jamur yang umum menginfeksi luka, maka dapat membantu mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan. Secara tradisional, daun Strobilanthes cusia yang ditumbuk halus seringkali diaplikasikan langsung pada luka. Meskipun praktik ini didasarkan pada pengalaman empiris, penting untuk berhati-hati dan memastikan bahwa luka bersih dan bebas dari kontaminasi sebelum mengaplikasikan bahan herbal apa pun. Uji klinis terkontrol diperlukan untuk menentukan efektivitas dan keamanan ekstrak tumbuhan dalam penyembuhan luka, serta untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek ini.
Menyehatkan Pencernaan
Potensi tumbuhan Strobilanthes cusia (seligi) dalam mendukung kesehatan sistem pencernaan merupakan area yang memerlukan kajian ilmiah lebih mendalam. Pemanfaatan tradisional tumbuhan ini seringkali mencakup penggunaan untuk mengatasi berbagai keluhan pencernaan, seperti perut kembung, gangguan pencernaan, dan diare. Beberapa mekanisme dapat menjelaskan bagaimana tumbuhan ini berpotensi memberikan dampak positif pada sistem pencernaan. Pertama, kandungan senyawa anti-inflamasi dapat membantu meredakan peradangan pada saluran pencernaan. Peradangan kronis pada saluran pencernaan dapat mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, serta memicu berbagai masalah pencernaan. Dengan mengurangi peradangan, senyawa dalam tumbuhan dapat membantu memulihkan fungsi normal saluran pencernaan.
Kedua, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan Strobilanthes cusia dapat memiliki efek antimikroba, yang berpotensi membantu menyeimbangkan mikrobiota usus. Mikrobiota usus yang sehat, yaitu komunitas mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan, memainkan peran penting dalam pencernaan makanan, penyerapan nutrisi, dan perlindungan terhadap patogen. Ketidakseimbangan mikrobiota usus dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan. Jika ekstrak tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan mendorong pertumbuhan bakteri menguntungkan, maka dapat membantu memulihkan keseimbangan mikrobiota usus dan meningkatkan kesehatan pencernaan.
Ketiga, beberapa senyawa dalam tumbuhan Strobilanthes cusia dapat memiliki efek spasmolitik, yang berarti dapat membantu merelaksasi otot-otot polos di saluran pencernaan. Kontraksi otot polos yang berlebihan dapat menyebabkan kram perut dan gangguan pencernaan lainnya. Dengan merelaksasi otot-otot ini, senyawa dalam tumbuhan dapat membantu meredakan kram dan meningkatkan kelancaran proses pencernaan. Meskipun mekanisme-mekanisme ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian yang lebih komprehensif, termasuk uji klinis pada manusia, diperlukan untuk sepenuhnya memahami efek tumbuhan ini terhadap kesehatan pencernaan dan untuk menentukan dosis yang aman dan efektif. Pemanfaatan tumbuhan ini untuk mengatasi masalah pencernaan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan.
Menurunkan gula darah
Potensi Strobilanthes cusia dalam menurunkan kadar glukosa darah merupakan area penelitian yang menjanjikan, terutama bagi individu dengan risiko atau yang telah didiagnosis diabetes mellitus. Klaim tradisional mengenai manfaat ini mendorong investigasi ilmiah untuk memahami mekanisme aksi dan efektivitasnya. Beberapa jalur potensial dapat menjelaskan bagaimana ekstrak tumbuhan ini dapat berkontribusi pada regulasi glukosa darah. Pertama, senyawa bioaktif dalam Strobilanthes cusia diduga dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam memfasilitasi masuknya glukosa dari aliran darah ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Resistensi insulin, kondisi di mana sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin, merupakan ciri khas diabetes tipe 2. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin, ekstrak tumbuhan ini dapat membantu sel-sel tubuh merespons insulin dengan lebih efektif, sehingga meningkatkan penyerapan glukosa dari darah dan menurunkan kadar glukosa darah.
Kedua, ekstrak Strobilanthes cusia berpotensi menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pemecahan karbohidrat kompleks menjadi glukosa. Enzim alfa-amilase dan alfa-glukosidase berperan dalam proses ini. Dengan menghambat enzim-enzim ini, ekstrak tumbuhan dapat memperlambat penyerapan glukosa dari makanan ke dalam aliran darah, sehingga mencegah lonjakan kadar glukosa darah setelah makan. Efek ini sangat penting dalam pengelolaan diabetes, karena membantu menjaga kadar glukosa darah tetap stabil sepanjang hari.
Ketiga, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Strobilanthes cusia dapat meningkatkan sekresi insulin oleh sel-sel beta pankreas. Sel-sel beta pankreas bertanggung jawab untuk memproduksi dan melepaskan insulin sebagai respons terhadap peningkatan kadar glukosa darah. Dengan merangsang sel-sel beta pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin, ekstrak tumbuhan dapat membantu menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran normal. Meskipun mekanisme-mekanisme ini memberikan dasar ilmiah untuk potensi manfaat tumbuhan ini dalam menurunkan kadar glukosa darah, uji klinis terkontrol pada manusia sangat penting untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya. Individu dengan diabetes atau risiko diabetes harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan Strobilanthes cusia sebagai bagian dari rencana perawatan mereka, dan tidak boleh mengganti pengobatan medis konvensional dengan herbal ini tanpa pengawasan medis.
Melindungi Hati
Potensi efek hepatoprotektif (melindungi hati) dari Strobilanthes cusia merupakan aspek penting dalam eksplorasi manfaat tumbuhan ini. Kesehatan hati sangat krusial bagi kesejahteraan tubuh secara keseluruhan, mengingat peran sentralnya dalam metabolisme, detoksifikasi, dan sintesis berbagai molekul penting.
- Aktivitas Antioksidan dan Perlindungan Sel Hati
Senyawa antioksidan yang terkandung dalam Strobilanthes cusia dapat membantu melindungi sel-sel hati (hepatosit) dari kerusakan akibat radikal bebas. Stres oksidatif merupakan faktor utama dalam berbagai penyakit hati, termasuk perlemakan hati non-alkoholik (NAFLD) dan hepatitis kronis. Dengan menetralkan radikal bebas, senyawa-senyawa ini membantu menjaga integritas dan fungsi sel hati.
- Pengurangan Peradangan pada Hati
Peradangan kronis pada hati dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan fibrosis (pembentukan jaringan parut). Sifat anti-inflamasi Strobilanthes cusia berpotensi meredakan peradangan pada hati, sehingga mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit hati kronis. Pengurangan peradangan dapat membantu menjaga fungsi hati tetap optimal.
- Detoksifikasi dan Peningkatan Fungsi Hati
Hati memainkan peran penting dalam detoksifikasi zat-zat berbahaya dari tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Strobilanthes cusia dapat meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi di hati, sehingga membantu organ ini dalam membersihkan zat-zat beracun. Peningkatan fungsi detoksifikasi dapat melindungi hati dari kerusakan akibat paparan racun.
- Pencegahan Fibrosis Hati
Fibrosis hati adalah proses pembentukan jaringan parut sebagai respons terhadap kerusakan hati kronis. Jika tidak ditangani, fibrosis dapat berkembang menjadi sirosis, kondisi yang mengancam jiwa. Senyawa dalam Strobilanthes cusia berpotensi menghambat perkembangan fibrosis hati dengan mengurangi peradangan dan melindungi sel-sel hati dari kerusakan.
- Regenerasi Sel Hati
Hati memiliki kemampuan regenerasi yang unik. Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak Strobilanthes cusia dapat merangsang regenerasi sel-sel hati yang rusak. Peningkatan regenerasi sel hati dapat membantu memulihkan fungsi hati setelah cedera atau penyakit.
Efek hepatoprotektif Strobilanthes cusia menunjukkan potensi yang signifikan dalam menjaga kesehatan hati. Namun, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, diperlukan untuk memvalidasi klaim-klaim ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum menggunakan herbal ini sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan hati.
Tips Pemanfaatan Tumbuhan Seligi untuk Kesehatan
Pemanfaatan tumbuhan Strobilanthes cusia sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan memerlukan pemahaman yang baik dan pendekatan yang hati-hati. Berikut beberapa panduan penting untuk memaksimalkan potensi manfaatnya dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul:
Tip 1: Identifikasi yang Tepat
Pastikan tumbuhan yang digunakan adalah Strobilanthes cusia yang benar. Konsultasikan dengan ahli botani atau herbalis terlatih untuk memastikan identifikasi yang akurat. Tumbuhan yang salah dapat memiliki efek yang berbeda, bahkan berbahaya.
Tip 2: Perhatikan Dosis dan Bentuk Sediaan
Dosis yang tepat bervariasi tergantung pada individu dan kondisi kesehatan. Mulailah dengan dosis rendah dan secara bertahap tingkatkan jika diperlukan, sambil memantau efek samping. Pertimbangkan bentuk sediaan yang sesuai, seperti teh herbal, ekstrak, atau aplikasi topikal.
Tip 3: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum menggunakan tumbuhan ini secara rutin, konsultasikan dengan dokter, herbalis, atau profesional kesehatan lainnya. Terutama penting jika memiliki kondisi medis yang sudah ada, sedang mengonsumsi obat-obatan lain, atau sedang hamil atau menyusui.
Tip 4: Perhatikan Efek Samping
Hentikan penggunaan dan segera cari bantuan medis jika mengalami efek samping yang tidak diinginkan, seperti reaksi alergi, gangguan pencernaan yang parah, atau perubahan fungsi hati. Setiap individu dapat merespons tumbuhan ini secara berbeda.
Tip 5: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Pemanfaatan tumbuhan ini sebaiknya diintegrasikan dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk diet seimbang, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan manajemen stres yang efektif. Tumbuhan ini bukanlah pengganti gaya hidup sehat, melainkan pelengkap.
Dengan mengikuti panduan ini, potensi manfaat Strobilanthes cusia dapat dioptimalkan, sembari meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Ingatlah bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami efek dan keamanannya.
Evidensi Ilmiah dan Studi Kasus
Penggunaan Strobilanthes cusia dalam pengobatan tradisional telah memicu beberapa studi kasus dan penelitian ilmiah, meskipun jumlah dan kedalaman studi tersebut masih terbatas. Salah satu studi kasus yang dilaporkan meneliti penggunaan rebusan daun pada pasien dengan keluhan demam yang tidak responsif terhadap pengobatan standar. Observasi menunjukkan penurunan suhu tubuh setelah konsumsi rebusan secara teratur, namun, studi ini tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan definitif tentang efektivitasnya.
Penelitian in vitro telah mengidentifikasi beberapa senyawa aktif dalam ekstrak tumbuhan ini yang menunjukkan aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi. Studi-studi ini menggunakan berbagai metode ekstraksi dan pengujian untuk mengukur potensi senyawa-senyawa tersebut dalam menetralkan radikal bebas dan menghambat mediator peradangan. Meskipun hasil in vitro menjanjikan, diperlukan penelitian in vivo (pada hewan atau manusia) untuk mengkonfirmasi efek ini dalam sistem biologis yang kompleks.
Terdapat perdebatan mengenai standarisasi ekstrak dan dosis yang tepat untuk mencapai efek terapeutik yang diinginkan. Beberapa peneliti menekankan pentingnya mengidentifikasi dan mengukur konsentrasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek tersebut, sementara yang lain berpendapat bahwa efek sinergis dari berbagai senyawa dalam ekstrak utuh mungkin lebih penting. Perbedaan pandangan ini menekankan perlunya penelitian yang lebih komprehensif untuk mengembangkan protokol penggunaan yang aman dan efektif.
Evaluasi kritis terhadap bukti yang ada sangat dianjurkan. Studi-studi yang tersedia seringkali memiliki keterbatasan metodologis, seperti ukuran sampel yang kecil, kurangnya kelompok kontrol, dan kurangnya standarisasi ekstrak. Penelitian yang lebih ketat, dengan desain yang lebih baik dan metodologi yang terstandarisasi, diperlukan untuk memberikan bukti yang kuat tentang efektivitas dan keamanan penggunaan tumbuhan ini dalam pengobatan.