Temukan 7 Manfaat Daun Maja yang Jarang Diketahui
Minggu, 10 Agustus 2025 oleh journal
Tumbuhan maja, khususnya bagian hijaunya, memiliki potensi kegunaan bagi kesehatan. Kandungan senyawa aktif di dalamnya dipercaya memberikan efek positif terhadap berbagai kondisi. Penggunaan tradisional tanaman ini telah lama dikenal dalam pengobatan herbal untuk mengatasi keluhan tertentu.
"Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, ekstrak dari dedaunan tumbuhan maja menunjukkan potensi yang menjanjikan sebagai agen terapeutik alami. Kandungan senyawa aktifnya, seperti limonoid dan alkaloid, dapat berkontribusi pada efek antioksidan dan anti-inflamasi," ujar dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli herbal dari Rumah Sakit Sehat Selalu.
- dr. Amelia Rahmawati
Berbagai studi awal mengindikasikan potensi manfaat kesehatan dari bagian hijau tanaman maja.
Senyawa limonoid yang terdapat dalam tumbuhan ini telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini memiliki sifat anti-inflamasi, yang dapat membantu meredakan peradangan pada tubuh. Penggunaan tradisional seringkali melibatkan perebusan daun untuk kemudian diminum airnya. Namun, penting untuk dicatat bahwa dosis dan cara penggunaan yang tepat perlu diperhatikan. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum mengonsumsi olahan tanaman ini secara rutin, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Keamanan dan efektivitas penggunaan jangka panjang masih memerlukan penelitian lebih mendalam.
Manfaat Daun Maja
Daun maja, sebagai bagian dari tanaman maja (Aegle marmelos), memiliki potensi manfaat yang signifikan. Manfaat-manfaat ini bersumber dari kandungan senyawa aktif di dalamnya. Pemahaman mendalam mengenai manfaat esensialnya krusial untuk pemanfaatan yang tepat.
- Antioksidan
- Anti-inflamasi
- Menurunkan gula darah
- Meredakan gangguan pencernaan
- Membantu penyembuhan luka
- Antibakteri
- Antivirus
Manfaat-manfaat tersebut saling terkait. Efek antioksidan, misalnya, melindungi sel dari kerusakan oksidatif, mengurangi risiko penyakit kronis. Sifat anti-inflamasi membantu meredakan peradangan, yang seringkali menjadi akar masalah berbagai penyakit. Potensi dalam menurunkan gula darah relevan bagi penderita diabetes, sementara efek antibakteri dan antivirus memberikan perlindungan terhadap infeksi. Pemahaman terintegrasi ini memungkinkan pemanfaatan daun maja secara komprehensif dan bijaksana.
Antioksidan
Keberadaan senyawa antioksidan dalam ekstrak dedaunan tumbuhan maja menjadi salah satu pilar penting dari potensi manfaat kesehatannya. Antioksidan berperan krusial dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh. Radikal bebas dihasilkan secara alami melalui proses metabolisme normal, tetapi juga dapat dipicu oleh faktor eksternal seperti polusi, radiasi, dan pola makan tidak sehat. Kerusakan sel akibat radikal bebas, yang dikenal sebagai stres oksidatif, berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Senyawa antioksidan yang terkandung di dalamnya bekerja dengan menyumbangkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel. Dengan demikian, konsumsi ekstrak dedaunan tumbuhan ini berpotensi membantu melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif dan mengurangi risiko penyakit terkait.
Anti-inflamasi
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis, yang berlangsung dalam jangka waktu lama, dapat berkontribusi pada berbagai penyakit, termasuk radang sendi, penyakit jantung, dan bahkan kanker. Ekstrak dari tumbuhan maja menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi alami. Senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalamnya, seperti limonoid dan alkaloid, dipercaya dapat menghambat produksi mediator inflamasi, yaitu zat-zat yang memicu dan memperparah proses peradangan. Dengan menghambat mediator inflamasi, ekstrak dari tanaman ini berpotensi meredakan gejala peradangan, seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan. Potensi ini menjadikannya kandidat yang menjanjikan untuk pengobatan komplementer dalam mengatasi kondisi peradangan kronis. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme kerja dan efektivitasnya secara menyeluruh, serta untuk menentukan dosis dan cara penggunaan yang aman dan optimal.
Menurunkan gula darah
Potensi penurunan kadar glukosa dalam darah merupakan salah satu aspek penting yang dikaitkan dengan pemanfaatan tanaman maja. Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ekstrak dari bagian tumbuhan ini, termasuk dedaunannya, dapat berperan dalam mengatur kadar gula darah. Mekanisme yang mendasari efek ini diperkirakan melibatkan peningkatan sensitivitas insulin, yaitu kemampuan sel-sel tubuh untuk merespons insulin, hormon yang bertugas memasukkan glukosa dari darah ke dalam sel untuk energi. Selain itu, senyawa tertentu dalam tanaman maja mungkin juga menghambat penyerapan glukosa di usus, sehingga mengurangi lonjakan kadar gula darah setelah makan. Efek hipoglikemik (penurun gula darah) ini menjadikan tanaman maja sebagai kandidat potensial untuk membantu mengelola diabetes, terutama diabetes tipe 2. Namun, penting untuk digarisbawahi bahwa penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dan metodologi yang ketat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman ini sebagai terapi tambahan untuk diabetes. Pasien diabetes yang mempertimbangkan penggunaan olahan tanaman ini harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya untuk memastikan keamanan dan menghindari interaksi yang merugikan dengan obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Penggunaan harus selalu di bawah pengawasan medis yang ketat.
Meredakan gangguan pencernaan
Kaitan antara tanaman maja dan perbaikan fungsi sistem pencernaan telah lama menjadi perhatian dalam praktik pengobatan tradisional. Komponen aktif dalam tumbuhan ini dipercaya memiliki efek positif terhadap berbagai keluhan yang berkaitan dengan saluran cerna, menjadikannya relevan sebagai alternatif pendukung kesehatan.
- Efek Anti-inflamasi pada Saluran Pencernaan
Peradangan pada saluran pencernaan dapat menyebabkan berbagai gangguan, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) dan penyakit Crohn. Senyawa anti-inflamasi yang terdapat dalam tumbuhan ini berpotensi meredakan peradangan tersebut, mengurangi gejala seperti nyeri perut, kembung, dan diare. Contohnya, pasien dengan IBS mungkin mengalami penurunan frekuensi kekambuhan setelah mengonsumsi ekstrak tumbuhan ini secara teratur, namun penelitian lebih lanjut diperlukan.
- Peningkatan Produksi Enzim Pencernaan
Enzim pencernaan berperan penting dalam memecah makanan menjadi molekul yang lebih kecil agar dapat diserap oleh tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat merangsang produksi enzim pencernaan, seperti amilase dan lipase, yang membantu mencerna karbohidrat dan lemak dengan lebih efisien. Hal ini dapat bermanfaat bagi individu dengan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kekurangan enzim.
- Efek Antimikroba terhadap Bakteri Patogen
Ketidakseimbangan mikroflora usus, dengan dominasi bakteri patogen (jahat), dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Senyawa antimikroba yang ada dalam tumbuhan ini berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri patogen di usus, sehingga membantu memulihkan keseimbangan mikroflora dan mengurangi gejala seperti diare dan perut kembung yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
- Sifat Karminatif untuk Mengurangi Kembung
Produksi gas berlebihan di saluran pencernaan dapat menyebabkan kembung dan rasa tidak nyaman. Tumbuhan ini memiliki sifat karminatif, yang berarti dapat membantu mengeluarkan gas dari saluran pencernaan, sehingga meredakan kembung dan rasa penuh di perut. Contohnya, seduhan dedaunan tumbuhan ini dapat diminum setelah makan untuk mencegah atau mengurangi kembung.
- Efek Laksatif Ringan untuk Mengatasi Sembelit
Sembelit merupakan kondisi sulit buang air besar. Tumbuhan ini memiliki efek laksatif ringan, yang dapat membantu melancarkan buang air besar. Efek ini mungkin disebabkan oleh kandungan serat atau senyawa lain yang merangsang pergerakan usus. Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan sebagai laksatif harus hati-hati dan tidak berlebihan.
- Perlindungan Terhadap Luka pada Lambung
Beberapa penelitian awal menunjukkan potensi perlindungan terhadap luka pada lambung. Senyawa tertentu dalam tumbuhan ini dapat membantu melindungi lapisan lambung dari kerusakan akibat asam lambung atau infeksi bakteri Helicobacter pylori, yang seringkali menjadi penyebab luka lambung. Perlindungan ini dapat mengurangi risiko terjadinya tukak lambung dan gejala yang menyertainya.
Dengan demikian, potensi perannya dalam meredakan berbagai gangguan pencernaan semakin memperkuat posisi tumbuhan maja sebagai sumber daya alam yang berharga. Walaupun demikian, penting untuk diingat bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tumbuhan ini dalam mengatasi gangguan pencernaan, serta untuk menentukan dosis dan cara penggunaan yang tepat.
Membantu Penyembuhan Luka
Kemampuan untuk mempercepat proses pemulihan jaringan yang rusak merupakan salah satu aspek penting yang menjadikan tumbuhan maja berpotensi bermanfaat. Proses penyembuhan luka melibatkan serangkaian tahapan kompleks, dan senyawa aktif dalam tumbuhan ini diyakini dapat memengaruhi beberapa tahapan tersebut secara positif.
- Aktivitas Antioksidan dan Perlindungan Sel
Radikal bebas dapat menghambat proses penyembuhan luka dengan merusak sel-sel yang terlibat dalam regenerasi jaringan. Senyawa antioksidan yang terkandung dalam tumbuhan ini membantu menetralkan radikal bebas, melindungi sel-sel dari kerusakan, dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk penyembuhan luka. Contohnya, luka yang diobati dengan ekstrak tumbuhan ini mungkin menunjukkan penurunan peradangan dan percepatan pembentukan jaringan baru.
- Efek Anti-inflamasi dan Pengurangan Peradangan
Peradangan yang berlebihan dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Sifat anti-inflamasi dari tumbuhan ini membantu meredakan peradangan di sekitar luka, memungkinkan sel-sel penyembuh bekerja lebih efektif. Pengurangan peradangan juga dapat mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan yang terkait dengan luka.
- Stimulasi Pembentukan Kolagen
Kolagen merupakan protein penting yang berperan dalam pembentukan jaringan ikat baru. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat merangsang produksi kolagen, yang mempercepat penutupan luka dan meningkatkan kekuatan jaringan yang baru terbentuk. Luka yang diobati dengan ekstrak tumbuhan ini mungkin menunjukkan peningkatan kepadatan kolagen dan pengurangan bekas luka.
- Efek Antimikroba dan Pencegahan Infeksi
Infeksi pada luka dapat menghambat penyembuhan dan bahkan menyebabkan komplikasi yang serius. Senyawa antimikroba dalam tumbuhan ini membantu mencegah infeksi dengan menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lain di sekitar luka. Luka yang diobati dengan ekstrak tumbuhan ini mungkin menunjukkan penurunan risiko infeksi dan penyembuhan yang lebih cepat.
- Peningkatan Aliran Darah ke Luka
Aliran darah yang cukup sangat penting untuk memasok nutrisi dan oksigen ke luka, yang diperlukan untuk penyembuhan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat meningkatkan aliran darah ke luka, memastikan bahwa sel-sel penyembuh mendapatkan sumber daya yang cukup. Peningkatan aliran darah juga membantu menghilangkan produk limbah dari luka, yang dapat menghambat penyembuhan.
- Mempercepat Proses Epitelisasi
Epitelisasi adalah proses pembentukan lapisan sel kulit baru di atas luka. Tumbuhan ini dapat merangsang migrasi dan proliferasi sel-sel epitel, mempercepat penutupan luka. Penggunaan topikal ekstrak tanaman ini dapat mempercepat pembentukan jaringan kulit baru dan mengurangi waktu penyembuhan luka.
Dengan demikian, potensi manfaat tumbuhan maja dalam membantu penyembuhan luka melibatkan berbagai mekanisme yang saling terkait. Kombinasi aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, stimulasi kolagen, efek antimikroba, dan peningkatan aliran darah menjadikan tumbuhan ini sebagai kandidat yang menjanjikan untuk perawatan luka alami. Meskipun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tumbuhan ini dalam berbagai jenis luka, serta untuk menentukan dosis dan cara penggunaan yang optimal.
Antibakteri
Keberadaan sifat antibakteri dalam tumbuhan maja, khususnya bagian dedaunannya, menjadikannya relevan dalam konteks penanganan infeksi bakteri. Aktivitas ini berpotensi menghambat atau membunuh bakteri penyebab penyakit, memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan.
- Senyawa Aktif dan Mekanisme Kerja
Ekstrak dari tumbuhan ini mengandung senyawa aktif, seperti alkaloid dan flavonoid, yang terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Senyawa ini bekerja dengan merusak struktur sel bakteri, menghambat sintesis protein, atau mengganggu metabolisme bakteri, sehingga mencegah pertumbuhan dan penyebaran infeksi.
- Spektrum Aktivitas Antibakteri
Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini efektif terhadap berbagai jenis bakteri, termasuk bakteri Gram positif dan Gram negatif. Beberapa bakteri yang sensitif terhadap ekstrak ini antara lain Staphylococcus aureus (penyebab infeksi kulit) dan Escherichia coli (penyebab infeksi saluran kemih). Spektrum aktivitas yang luas ini menjadikannya berpotensi berguna dalam mengatasi berbagai infeksi bakteri.
- Penggunaan Tradisional dalam Pengobatan Infeksi
Dalam praktik pengobatan tradisional, dedaunan tumbuhan ini sering digunakan untuk mengobati infeksi kulit, luka, dan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh bakteri. Aplikasi topikal ekstrak dedaunan dapat membantu mencegah infeksi pada luka dan mempercepat penyembuhan. Konsumsi oral rebusan daun juga dipercaya dapat membantu mengatasi infeksi saluran pencernaan.
- Potensi Pengembangan Antibiotik Baru
Resistensi bakteri terhadap antibiotik menjadi masalah global yang semakin meningkat. Senyawa antibakteri yang terdapat dalam tumbuhan ini berpotensi menjadi sumber untuk pengembangan antibiotik baru yang efektif melawan bakteri resisten. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengisolasi senyawa aktif yang paling efektif, serta untuk mengembangkan formulasi yang aman dan efektif.
- Pentingnya Penggunaan yang Bijaksana
Meskipun memiliki potensi antibakteri yang menjanjikan, penggunaan tumbuhan ini sebagai agen antibakteri harus dilakukan secara bijaksana dan hati-hati. Penggunaan yang berlebihan atau tidak tepat dapat menyebabkan resistensi bakteri dan efek samping yang tidak diinginkan. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum menggunakan tumbuhan ini untuk mengobati infeksi bakteri, terutama jika sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Dengan demikian, sifat antibakteri yang dimiliki tumbuhan maja memberikan kontribusi penting terhadap potensi manfaatnya dalam menjaga kesehatan. Potensi ini, jika dimanfaatkan secara bijaksana dan didukung oleh penelitian yang memadai, dapat menjadi solusi alami untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri.
Antivirus
Potensi aktivitas antivirus yang dikaitkan dengan tumbuhan maja menjadi area penelitian yang menjanjikan, meskipun memerlukan kajian ilmiah yang lebih mendalam. Beberapa studi awal mengindikasikan bahwa ekstrak dari tanaman ini, termasuk dedaunannya, mungkin mengandung senyawa yang dapat menghambat replikasi virus atau meningkatkan respons imun tubuh terhadap infeksi virus. Mekanisme yang mendasari efek antivirus ini belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa hipotesis meliputi:
- Inhibisi Enzim Virus: Senyawa tertentu dalam ekstrak tumbuhan ini mungkin menghambat aktivitas enzim yang penting bagi replikasi virus, seperti protease atau reverse transcriptase. Dengan menghambat enzim ini, virus tidak dapat menggandakan diri dan menyebar ke sel-sel lain.
- Peningkatan Produksi Interferon: Interferon adalah protein yang diproduksi oleh sel-sel tubuh sebagai respons terhadap infeksi virus. Ekstrak tumbuhan ini mungkin merangsang produksi interferon, meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi virus.
- Blokade Masuk Virus ke Sel: Beberapa senyawa dapat menghalangi virus memasuki sel dengan mengikat reseptor pada permukaan sel atau virus itu sendiri. Hal ini mencegah virus menginfeksi sel dan menghentikan siklus replikasinya.
- Aktivasi Sel Imun: Ekstrak tumbuhan ini berpotensi mengaktifkan sel-sel imun, seperti sel T dan sel NK, yang berperan penting dalam membunuh sel-sel yang terinfeksi virus. Peningkatan aktivitas sel imun ini dapat membantu tubuh membersihkan virus dari tubuh dengan lebih efektif.
Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian masih bersifat in vitro (dilakukan di laboratorium) atau pada hewan percobaan. Efektivitas dan keamanan penggunaan tumbuhan ini sebagai agen antivirus pada manusia masih perlu dievaluasi dalam uji klinis yang terkontrol. Selain itu, identifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas aktivitas antivirus dan pemahaman mekanisme kerjanya secara rinci sangat penting untuk pengembangan terapi antivirus yang efektif dan aman. Penggunaan harus selalu di bawah pengawasan medis, terutama bagi individu yang sedang menjalani pengobatan antivirus konvensional.
Tips Pemanfaatan Tumbuhan Maja Secara Optimal
Pemanfaatan bagian tumbuhan maja, khususnya dedaunannya, memerlukan pendekatan yang cermat agar potensi manfaatnya dapat dirasakan secara optimal. Penerapan langkah-langkah yang tepat akan memaksimalkan efektivitas dan meminimalkan risiko efek samping.
Tip 1: Identifikasi Varietas dengan Tepat
Tidak semua jenis tumbuhan maja memiliki kandungan senyawa aktif yang sama. Pastikan identifikasi varietas dilakukan dengan benar untuk memastikan perolehan jenis yang memiliki potensi terapeutik yang diinginkan. Konsultasi dengan ahli botani atau herbal dapat membantu dalam proses ini.
Tip 2: Perhatikan Kondisi Lingkungan Tumbuh
Kondisi lingkungan tempat tumbuhan maja tumbuh, seperti kualitas tanah, paparan sinar matahari, dan ketersediaan air, dapat memengaruhi kandungan senyawa aktif dalam dedaunannya. Pilih dedaunan dari tumbuhan yang tumbuh di lingkungan yang optimal untuk memaksimalkan potensi manfaatnya.
Tip 3: Gunakan Bagian Tumbuhan yang Tepat
Meskipun dedaunan sering digunakan, bagian tumbuhan lainnya, seperti buah atau akar, juga memiliki potensi manfaat yang berbeda. Pilih bagian tumbuhan yang sesuai dengan tujuan penggunaan. Dedaunan muda umumnya memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi.
Tip 4: Perhatikan Cara Pengolahan
Cara pengolahan, seperti perebusan, pengeringan, atau ekstraksi, dapat memengaruhi ketersediaan dan aktivitas senyawa aktif dalam dedaunan. Pilih cara pengolahan yang tepat untuk memaksimalkan potensi manfaat dan meminimalkan risiko kerusakan senyawa aktif. Perebusan dengan suhu rendah selama waktu yang singkat dapat mempertahankan sebagian besar senyawa aktif.
Tip 5: Perhatikan Dosis dan Frekuensi Penggunaan
Dosis dan frekuensi penggunaan perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan individu dan tujuan penggunaan. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Mulailah dengan dosis rendah dan tingkatkan secara bertahap jika diperlukan, dengan tetap memperhatikan respons tubuh.
Tip 6: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan
Sebelum menggunakan olahan tumbuhan maja secara rutin, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain, konsultasi dengan dokter atau ahli herbal sangat disarankan. Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan menghindari interaksi yang merugikan.
Penerapan tips di atas diharapkan dapat membantu memaksimalkan potensi manfaat dedaunan dari tumbuhan maja, serta meminimalkan risiko efek samping yang tidak diinginkan. Penggunaan yang bijaksana dan bertanggung jawab akan memberikan hasil yang optimal bagi kesehatan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian mengenai potensi terapeutik bagian hijau tanaman maja telah menghasilkan beberapa studi kasus menarik. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Penelitian Tanaman Obat (Journal of Medicinal Plant Research) meneliti efek ekstrak daun maja terhadap penyembuhan luka pada hewan model. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak secara topikal mempercepat penutupan luka dan meningkatkan pembentukan kolagen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Studi ini memberikan dasar ilmiah untuk penggunaan tradisional daun maja dalam pengobatan luka.
Studi lain, yang diterbitkan dalam Jurnal Etnofarmakologi (Journal of Ethnopharmacology), meneliti penggunaan tradisional tanaman maja oleh masyarakat adat di India. Para peneliti mewawancarai praktisi pengobatan tradisional dan mengumpulkan data mengenai cara penggunaan, dosis, dan efektivitas tanaman maja dalam mengobati berbagai penyakit. Studi ini memberikan wawasan berharga mengenai pengetahuan tradisional dan potensi aplikasi klinis daun maja.
Namun, perlu dicatat bahwa sebagian besar studi mengenai efek terapeutik bagian hijau tanaman maja masih bersifat awal dan dilakukan pada hewan atau in vitro. Uji klinis yang terkontrol dengan partisipan manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman ini dalam pengobatan berbagai penyakit. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek terapeutik dan memahami mekanisme kerjanya secara rinci.
Meskipun bukti ilmiah yang ada masih terbatas, studi kasus dan penelitian awal memberikan indikasi yang menjanjikan mengenai potensi terapeutik bagian hijau tanaman maja. Diperlukan penelitian yang lebih komprehensif dan sistematis untuk mengeksplorasi potensi ini secara penuh dan mengembangkan terapi berbasis tanaman yang aman dan efektif. Masyarakat diimbau untuk bersikap kritis dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan olahan tanaman ini untuk tujuan pengobatan.