Ketahui 7 Manfaat Buah & Sayur, Yang Wajib Kamu Intip!

Senin, 30 Juni 2025 oleh journal

Konsumsi rutin produk hortikultura memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan. Senyawa bioaktif di dalamnya berperan penting dalam pencegahan penyakit kronis seperti jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Selain itu, kandungan vitamin, mineral, dan serat mendukung fungsi tubuh secara optimal, mulai dari sistem imun hingga pencernaan. Keberagaman nutrisi yang terkandung membantu menjaga keseimbangan dan vitalitas tubuh.

Pentingnya asupan makanan nabati tidak bisa diremehkan. Kualitas hidup yang baik sangat dipengaruhi oleh diet kaya serat dan nutrisi esensial yang banyak ditemukan dalam produk pertanian ini.

Ketahui 7 Manfaat Buah & Sayur, Yang Wajib Kamu Intip!

Menurut Dr. Amelia Putri, seorang ahli gizi terkemuka, "Konsumsi rutin berbagai jenis produk pertanian ini adalah investasi jangka panjang bagi kesehatan. Mereka menyediakan antioksidan, vitamin, dan mineral yang krusial untuk fungsi seluler dan perlindungan terhadap kerusakan akibat radikal bebas."

Lebih lanjut, senyawa seperti flavonoid, karotenoid, dan vitamin C yang terkandung dalam produk pertanian bertindak sebagai antioksidan kuat, melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif. Serat, di sisi lain, mendukung kesehatan pencernaan dan membantu mengatur kadar gula darah. Sebagai panduan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi minimal 400 gram per hari untuk mendapatkan manfaat optimal.

Apa Manfaat dari Buah dan Sayur Bagi Tubuh

Asupan buah dan sayur secara teratur memberikan beragam manfaat esensial bagi kesehatan tubuh. Manfaat-manfaat ini berkaitan erat dengan kandungan nutrisi yang beragam, mulai dari vitamin dan mineral hingga serat dan antioksidan, yang berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh yang optimal.

  • Kekebalan tubuh meningkat
  • Pencernaan lebih lancar
  • Jantung lebih sehat
  • Berat badan terjaga
  • Kulit lebih bercahaya
  • Mencegah penyakit kronis
  • Energi lebih stabil

Manfaat-manfaat ini saling terkait dan berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan. Misalnya, kandungan vitamin C dalam jeruk dan paprika membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Serat dalam brokoli dan apel melancarkan pencernaan dan membantu mengontrol kadar gula darah. Konsumsi rutin buah dan sayur adalah investasi penting untuk hidup yang lebih sehat dan berkualitas.

Kekebalan tubuh meningkat

Peningkatan imunitas merupakan salah satu dampak positif signifikan dari konsumsi rutin produk hortikultura. Kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit sangat bergantung pada asupan nutrisi yang memadai, dan makanan nabati menyediakan komponen penting untuk sistem imun yang kuat.

  • Vitamin C sebagai Stimulan Imun

    Vitamin C, banyak ditemukan dalam jeruk, stroberi, dan paprika, berperan penting dalam produksi dan fungsi sel darah putih. Sel darah putih adalah garda terdepan sistem imun dalam melawan patogen. Asupan vitamin C yang cukup memastikan sel-sel ini berfungsi optimal dalam mendeteksi dan menetralkan ancaman infeksi.

  • Antioksidan Melindungi Sel Imun

    Radikal bebas, molekul tidak stabil yang dihasilkan selama metabolisme dan terpapar polusi, dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk sel-sel imun. Antioksidan, seperti vitamin E dalam bayam dan selenium dalam jamur, menetralkan radikal bebas, melindungi sel-sel imun dari kerusakan, dan menjaga efektivitasnya.

  • Fitokimia Memodulasi Respons Imun

    Fitokimia adalah senyawa alami yang ditemukan dalam tanaman dan memiliki efek biologis yang beragam. Beberapa fitokimia, seperti allicin dalam bawang putih dan sulforaphane dalam brokoli, memiliki sifat anti-inflamasi dan imunomodulator, membantu mengatur respons imun agar tidak berlebihan dan menyebabkan kerusakan jaringan.

  • Serat Meningkatkan Kesehatan Usus

    Sebagian besar sistem imun berada di usus. Serat, banyak ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran, memberi makan bakteri baik di usus. Bakteri baik ini membantu menjaga keseimbangan mikrobioma usus, yang penting untuk fungsi imun yang optimal. Ketidakseimbangan mikrobioma usus dapat menyebabkan peradangan kronis dan menurunkan kekebalan tubuh.

  • Vitamin A Mendukung Integritas Selaput Lendir

    Vitamin A, banyak ditemukan dalam wortel dan ubi jalar, penting untuk menjaga integritas selaput lendir, seperti yang melapisi saluran pernapasan dan pencernaan. Selaput lendir ini berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap patogen. Asupan vitamin A yang cukup memastikan selaput lendir tetap sehat dan efektif dalam mencegah infeksi.

Dengan menyediakan berbagai nutrisi penting, konsumsi rutin produk hortikultura berkontribusi signifikan terhadap penguatan sistem imun. Hal ini membantu tubuh melawan infeksi, mengurangi risiko penyakit kronis, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Pencernaan lebih lancar

Efisiensi sistem pencernaan sangat dipengaruhi oleh asupan produk hortikultura. Kelancaran proses pencernaan ini merupakan konsekuensi langsung dari kandungan serat yang tinggi dalam makanan nabati. Serat, yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, berperan krusial dalam meningkatkan volume tinja, sehingga mempermudah pergerakannya melalui usus. Hal ini mengurangi risiko sembelit dan gangguan pencernaan lainnya.

Lebih lanjut, serat bertindak sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik yang hidup di usus (mikrobiota usus). Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat sangat penting untuk pencernaan yang optimal, penyerapan nutrisi yang efisien, dan pencegahan pertumbuhan bakteri jahat. Dengan mendukung pertumbuhan bakteri baik, konsumsi makanan nabati berkontribusi pada lingkungan usus yang seimbang dan sehat.

Selain serat, enzim alami yang terdapat dalam beberapa jenis makanan nabati, seperti nanas (bromelain) dan pepaya (papain), membantu memecah protein dan mempermudah proses pencernaan. Kombinasi serat, prebiotik, dan enzim alami menjadikan asupan produk hortikultura sebagai strategi efektif untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan dan mencegah berbagai masalah pencernaan.

Jantung lebih sehat

Kesehatan kardiovaskular sangat dipengaruhi oleh pola makan yang kaya akan produk hortikultura. Asupan rutin makanan nabati ini memberikan perlindungan terhadap berbagai faktor risiko penyakit jantung melalui beberapa mekanisme kunci. Kandungan serat larut dalam air, seperti yang ditemukan dalam apel dan oatmeal, membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("jahat") dalam darah dengan mengikat kolesterol di saluran pencernaan dan mencegah penyerapannya. Penurunan kadar kolesterol LDL secara signifikan mengurangi risiko pembentukan plak di arteri, yang merupakan penyebab utama aterosklerosis.

Selain itu, makanan nabati kaya akan kalium, mineral esensial yang membantu mengatur tekanan darah. Kalium bekerja dengan menyeimbangkan efek natrium dalam tubuh, membantu melebarkan pembuluh darah, dan mengurangi beban kerja jantung. Asupan kalium yang cukup, yang banyak ditemukan dalam pisang, bayam, dan ubi jalar, berkontribusi pada penurunan risiko hipertensi, faktor risiko utama penyakit jantung.

Senyawa antioksidan yang melimpah dalam makanan nabati, seperti flavonoid dan karotenoid, melindungi sel-sel jantung dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan oksidatif ini dapat memicu peradangan dan disfungsi endotel, lapisan pembuluh darah yang penting untuk menjaga elastisitas dan kelancaran aliran darah. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu mencegah kerusakan ini dan menjaga kesehatan pembuluh darah.

Lebih lanjut, beberapa jenis makanan nabati mengandung senyawa spesifik yang memiliki efek protektif terhadap jantung. Misalnya, tomat mengandung likopen, antioksidan kuat yang telah terbukti mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Bawang putih mengandung allicin, senyawa yang dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi pembuluh darah. Konsumsi rutin berbagai jenis produk hortikultura memastikan asupan nutrisi yang beragam dan memberikan perlindungan komprehensif terhadap kesehatan jantung.

Berat badan terjaga

Pengaturan berat badan yang efektif seringkali dikaitkan dengan konsumsi produk hortikultura. Asupan makanan nabati berkontribusi pada pengelolaan berat badan melalui beberapa mekanisme yang saling terkait, menjadikannya komponen penting dalam diet yang seimbang.

  • Kandungan Kalori Rendah

    Sebagian besar buah dan sayur memiliki kepadatan kalori yang rendah dibandingkan dengan makanan olahan atau makanan tinggi lemak. Mengonsumsi makanan dengan kalori rendah memungkinkan individu untuk merasa kenyang dengan asupan kalori yang lebih sedikit, yang mendukung defisit kalori yang diperlukan untuk penurunan berat badan atau pemeliharaan berat badan yang sehat. Contohnya, semangkuk salad besar dengan berbagai sayuran hanya mengandung sebagian kecil kalori dibandingkan dengan seporsi makanan cepat saji.

  • Kandungan Serat Tinggi

    Serat, yang melimpah dalam buah dan sayur, berperan penting dalam mengatur nafsu makan dan meningkatkan rasa kenyang. Serat memperlambat proses pencernaan, yang membantu menstabilkan kadar gula darah dan mencegah lonjakan insulin yang dapat memicu rasa lapar. Selain itu, serat menyerap air dalam saluran pencernaan, yang meningkatkan volume makanan dan memberikan sensasi kenyang yang lebih lama. Contohnya, mengonsumsi apel sebelum makan dapat mengurangi asupan kalori secara keseluruhan pada waktu makan.

  • Indeks Glikemik Rendah

    Banyak buah dan sayur memiliki indeks glikemik (IG) yang rendah, yang berarti mereka melepaskan gula ke dalam aliran darah secara bertahap. Makanan dengan IG rendah membantu menjaga kadar gula darah yang stabil dan mencegah lonjakan insulin yang dapat menyebabkan penyimpanan lemak. Contohnya, mengonsumsi sayuran hijau, seperti brokoli dan bayam, memiliki dampak minimal pada kadar gula darah dibandingkan dengan mengonsumsi roti putih.

  • Kandungan Air Tinggi

    Sebagian besar buah dan sayur memiliki kandungan air yang tinggi, yang berkontribusi pada rasa kenyang dan membantu mencegah dehidrasi. Air juga membantu meningkatkan metabolisme dan membakar kalori. Contohnya, mengonsumsi semangka atau mentimun yang kaya air dapat membantu menekan nafsu makan dan meningkatkan hidrasi.

  • Pengganti Makanan yang Lebih Sehat

    Makanan nabati dapat digunakan sebagai pengganti makanan yang kurang sehat dan tinggi kalori. Misalnya, mengganti keripik kentang dengan wortel atau stik seledri sebagai camilan dapat mengurangi asupan kalori secara signifikan. Menggunakan zucchini yang diiris tipis sebagai pengganti pasta juga dapat mengurangi asupan karbohidrat dan kalori.

Dengan menggabungkan berbagai aspek ini, konsumsi produk hortikultura secara teratur memberikan kontribusi signifikan terhadap pengelolaan berat badan yang sehat. Makanan nabati menyediakan nutrisi penting, meningkatkan rasa kenyang, dan membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, menjadikannya komponen penting dalam diet yang seimbang untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal.

Kulit Lebih Bercahaya

Penampilan kulit yang sehat dan bercahaya seringkali menjadi indikator kesehatan internal yang baik. Asupan makanan nabati memegang peranan penting dalam mencapai kondisi kulit yang optimal ini melalui berbagai mekanisme nutrisi. Kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan yang melimpah dalam produk hortikultura berkontribusi pada kesehatan kulit dari dalam ke luar.

  • Antioksidan Melawan Kerusakan Akibat Radikal Bebas: Paparan sinar matahari, polusi, dan stres menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel kulit, menyebabkan penuaan dini, kerutan, dan hiperpigmentasi. Makanan nabati kaya akan antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, beta-karoten, dan selenium yang membantu menetralkan radikal bebas ini, melindungi kulit dari kerusakan oksidatif, dan menjaga elastisitasnya.
  • Hidrasi yang Optimal: Kandungan air yang tinggi dalam buah dan sayur membantu menjaga hidrasi kulit. Kulit yang terhidrasi dengan baik tampak lebih kenyal, halus, dan bercahaya. Kekurangan air dapat menyebabkan kulit kering, kusam, dan lebih rentan terhadap iritasi.
  • Vitamin dan Mineral Esensial: Vitamin A, yang ditemukan dalam wortel dan ubi jalar, berperan penting dalam regenerasi sel kulit dan menjaga integritas lapisan pelindung kulit. Vitamin C, yang ditemukan dalam jeruk dan stroberi, penting untuk produksi kolagen, protein yang memberikan struktur dan elastisitas pada kulit. Zinc, yang ditemukan dalam biji labu dan kacang-kacangan, membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan luka.
  • Mendukung Proses Detoksifikasi: Beberapa jenis makanan nabati, seperti sayuran hijau dan buah-buahan beri, mengandung senyawa yang membantu meningkatkan proses detoksifikasi alami tubuh. Detoksifikasi yang efektif membantu menghilangkan racun dari tubuh, yang dapat berdampak positif pada kesehatan dan penampilan kulit.
  • Mengurangi Peradangan: Peradangan kronis dapat menyebabkan berbagai masalah kulit, seperti jerawat, eksim, dan psoriasis. Makanan nabati kaya akan senyawa anti-inflamasi, seperti asam lemak omega-3, flavonoid, dan karotenoid, yang membantu mengurangi peradangan dan menenangkan kulit yang iritasi.

Dengan menyediakan nutrisi penting dan melindungi kulit dari kerusakan, konsumsi rutin produk hortikultura berkontribusi signifikan pada penampilan kulit yang lebih sehat, bercahaya, dan awet muda. Diet yang kaya akan buah dan sayur merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan dan kecantikan kulit.

Mencegah penyakit kronis

Asupan produk hortikultura secara teratur memberikan kontribusi signifikan dalam pencegahan penyakit kronis. Kandungan nutrisi yang beragam dan senyawa bioaktif di dalamnya memiliki peran penting dalam melindungi tubuh dari berbagai kondisi kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker, dan penyakit neurodegeneratif.

  • Perlindungan Kardiovaskular Melalui Serat dan Kalium

    Serat larut air, yang banyak ditemukan dalam apel dan oatmeal, membantu menurunkan kadar kolesterol LDL ("jahat") dalam darah, mengurangi risiko aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Kalium, yang melimpah dalam pisang dan bayam, membantu mengatur tekanan darah, mengurangi risiko hipertensi dan stroke. Kombinasi ini memberikan perlindungan kardiovaskular yang komprehensif.

  • Pengendalian Gula Darah dan Pencegahan Diabetes Tipe 2

    Serat dalam buah dan sayur memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, membantu menjaga kadar gula darah yang stabil dan mencegah lonjakan insulin. Hal ini penting untuk mencegah resistensi insulin, yang merupakan faktor kunci dalam perkembangan diabetes tipe 2. Konsumsi rutin makanan nabati membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi risiko penyakit ini.

  • Efek Anti-Kanker Melalui Antioksidan dan Fitokimia

    Senyawa antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, dan karotenoid melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh radikal bebas. Fitokimia, seperti sulforaphane dalam brokoli dan likopen dalam tomat, memiliki sifat anti-kanker yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah metastasis. Konsumsi berbagai jenis produk hortikultura memberikan perlindungan terhadap berbagai jenis kanker.

  • Perlindungan Neurodegeneratif Melalui Antioksidan dan Anti-Inflamasi

    Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi dalam buah dan sayur melindungi sel-sel otak dari kerusakan oksidatif dan peradangan kronis, yang merupakan faktor kunci dalam perkembangan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Flavonoid, yang banyak ditemukan dalam buah beri dan teh hijau, telah terbukti meningkatkan fungsi kognitif dan mengurangi risiko demensia.

Dengan menyediakan berbagai nutrisi esensial dan senyawa bioaktif, konsumsi rutin produk hortikultura berkontribusi signifikan dalam pencegahan penyakit kronis. Makanan nabati menawarkan perlindungan yang komprehensif terhadap berbagai faktor risiko dan membantu menjaga kesehatan jangka panjang.

Energi lebih stabil

Konsumsi produk hortikultura memberikan kontribusi signifikan terhadap stabilitas energi tubuh. Manfaat ini berakar pada mekanisme nutrisi yang kompleks, di mana makanan nabati memainkan peran penting dalam mengatur pelepasan energi dan mencegah fluktuasi kadar gula darah yang drastis.

  • Pelepasan Energi Bertahap Melalui Serat: Serat, yang melimpah dalam buah dan sayur, memperlambat proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat. Hal ini menghasilkan pelepasan glukosa yang lebih bertahap ke dalam aliran darah, menghindari lonjakan tajam kadar gula darah yang diikuti oleh penurunan yang cepat (sugar crash). Stabilitas ini memastikan pasokan energi yang berkelanjutan dan mencegah perasaan lelah dan lesu yang seringkali dialami setelah mengonsumsi makanan tinggi gula atau karbohidrat olahan.
  • Indeks Glikemik Rendah untuk Kestabilan Gula Darah: Sebagian besar buah dan sayur memiliki indeks glikemik (IG) yang rendah atau sedang. Makanan dengan IG rendah menghasilkan peningkatan kadar gula darah yang lebih lambat dan lebih kecil dibandingkan dengan makanan dengan IG tinggi. Hal ini membantu menjaga kadar gula darah dalam rentang yang sehat dan mencegah resistensi insulin, yang dapat menyebabkan kelelahan kronis dan masalah kesehatan lainnya.
  • Kandungan Vitamin dan Mineral Esensial untuk Fungsi Seluler: Produk hortikultura kaya akan vitamin dan mineral esensial yang berperan penting dalam metabolisme energi. Vitamin B, misalnya, berperan sebagai koenzim dalam berbagai reaksi metabolik yang mengubah makanan menjadi energi. Magnesium membantu mengatur kadar gula darah dan mendukung fungsi otot dan saraf. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan energi.
  • Hidrasi yang Optimal untuk Metabolisme Energi yang Efisien: Kandungan air yang tinggi dalam buah dan sayur membantu menjaga hidrasi tubuh. Dehidrasi ringan pun dapat menyebabkan penurunan energi, kesulitan berkonsentrasi, dan sakit kepala. Air diperlukan untuk berbagai proses metabolik, termasuk transportasi nutrisi dan pembuangan limbah.
  • Menghindari "Makanan Kosong" dan Memprioritaskan Nutrisi: Makanan olahan seringkali tinggi kalori tetapi rendah nutrisi, memberikan energi sementara yang diikuti oleh penurunan yang cepat. Produk hortikultura, sebaliknya, kaya akan nutrisi dan memberikan energi yang berkelanjutan tanpa efek samping dari "makanan kosong". Memprioritaskan makanan nabati membantu tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi optimal dan menjaga tingkat energi yang stabil sepanjang hari.

Dengan mengonsumsi makanan nabati secara teratur, individu dapat meningkatkan stabilitas energi mereka, mengurangi risiko fluktuasi kadar gula darah, dan mendukung fungsi seluler yang optimal. Hal ini menghasilkan peningkatan energi yang berkelanjutan, fokus yang lebih baik, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Tips

Bagian ini menyajikan panduan praktis untuk memaksimalkan manfaat kesehatan dari konsumsi makanan nabati. Implementasi strategi ini secara konsisten berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara menyeluruh.

Tip 1: Prioritaskan Variasi Warna
Pilihlah beragam jenis produk pertanian dengan spektrum warna yang luas. Warna yang berbeda mengindikasikan kandungan nutrisi dan fitokimia yang berbeda pula. Misalnya, sayuran hijau kaya akan vitamin K dan folat, buah-buahan merah kaya akan likopen, dan buah-buahan ungu kaya akan antosianin. Kombinasi warna yang beragam memastikan asupan nutrisi yang komprehensif.

Tip 2: Integrasikan dalam Setiap Waktu Makan
Upayakan memasukkan setidaknya satu porsi makanan nabati dalam setiap waktu makan. Tambahkan buah-buahan ke dalam sarapan sereal atau oatmeal, selipkan sayuran ke dalam sandwich atau salad saat makan siang, dan sertakan sayuran sebagai lauk pendamping saat makan malam. Integrasi yang konsisten memastikan asupan nutrisi yang berkelanjutan sepanjang hari.

Tip 3: Pertimbangkan Metode Pengolahan
Metode pengolahan dapat memengaruhi kandungan nutrisi makanan nabati. Mengukus atau memanggang sayuran umumnya lebih baik daripada merebusnya, karena merebus dapat menyebabkan hilangnya vitamin yang larut dalam air. Hindari menggoreng, karena dapat meningkatkan kandungan lemak dan mengurangi manfaat kesehatan. Konsumsi mentah, jika memungkinkan, untuk memaksimalkan asupan nutrisi.

Tip 4: Jadikan Camilan Sehat
Gantikan camilan yang kurang sehat, seperti keripik atau permen, dengan buah-buahan atau sayuran. Potongan wortel, stik seledri, apel, atau pisang adalah pilihan yang mudah dan sehat. Persiapkan camilan ini terlebih dahulu agar lebih mudah diakses saat rasa lapar menyerang.

Penerapan tips ini secara konsisten berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara menyeluruh. Manfaatnya meliputi peningkatan kekebalan tubuh, pencernaan yang lebih lancar, kesehatan jantung yang lebih baik, pengelolaan berat badan yang efektif, dan peningkatan energi. Jadikan konsumsi makanan nabati sebagai bagian integral dari gaya hidup sehat.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Korelasi antara asupan tinggi produk hortikultura dan penurunan risiko penyakit kronis telah didokumentasikan secara ekstensif dalam literatur ilmiah. Meta-analisis dari berbagai studi kohort menunjukkan adanya hubungan terbalik yang signifikan antara konsumsi buah dan sayur dengan kejadian penyakit jantung koroner, stroke, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Studi-studi ini umumnya mengontrol faktor-faktor perancu potensial seperti usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik, memperkuat validitas temuan.

Studi intervensi, di mana partisipan secara acak ditugaskan untuk mengikuti diet tinggi buah dan sayur atau diet kontrol, memberikan bukti kausal yang lebih kuat. Sebagai contoh, studi DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) menunjukkan bahwa diet yang kaya akan buah, sayur, dan produk susu rendah lemak secara signifikan menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi atau prehipertensi. Studi lain telah menunjukkan bahwa diet tinggi serat dari makanan nabati dapat meningkatkan kontrol glikemik pada penderita diabetes tipe 2.

Meskipun terdapat bukti yang kuat, penting untuk dicatat bahwa beberapa studi observasional menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Hal ini mungkin disebabkan oleh variasi dalam metode pengumpulan data, definisi paparan (misalnya, bagaimana konsumsi buah dan sayur diukur), atau karakteristik populasi yang diteliti. Selain itu, interaksi kompleks antara berbagai nutrisi dan senyawa bioaktif dalam produk hortikultura mungkin sulit untuk ditangkap sepenuhnya dalam studi epidemiologis.

Evaluasi kritis terhadap bukti ilmiah sangat penting untuk memahami sepenuhnya manfaat kesehatan dari konsumsi produk hortikultura. Penting untuk mempertimbangkan metodologi studi, ukuran sampel, faktor perancu yang dikontrol, dan konsistensi temuan di berbagai studi. Dengan melakukan evaluasi yang cermat, praktisi kesehatan dan individu dapat membuat keputusan yang tepat tentang diet dan gaya hidup untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.