Ketahui 7 Manfaat Buah Paria yang Jarang Diketahui

Rabu, 2 Juli 2025 oleh journal

Kandungan nutrisi yang terdapat pada tumbuhan merambat dengan rasa pahit ini memberikan efek positif bagi kesehatan. Konsumsi secara teratur dikaitkan dengan pengendalian kadar gula darah, peningkatan sistem kekebalan tubuh, dan potensi perlindungan terhadap beberapa jenis penyakit kronis. Selain itu, senyawa-senyawa aktif di dalamnya berperan sebagai antioksidan yang melawan radikal bebas dalam tubuh.

"Meskipun rasanya pahit, tumbuhan ini menyimpan potensi besar untuk kesehatan. Penelitian awal menunjukkan efek positifnya pada regulasi gula darah dan peningkatan imunitas. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi harus bijak dan tidak menggantikan pengobatan medis yang sudah ada," ujar Dr. Amelia Hasan, seorang ahli gizi klinis.

Ketahui 7 Manfaat Buah Paria yang Jarang Diketahui

Dr. Hasan menambahkan, "Kandungan senyawa seperti momordisin dan charantin berperan penting dalam efek hipoglikemik yang diamati. Selain itu, antioksidan yang terkandung membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas."

Kajian ilmiah menyoroti bahwa senyawa aktif dalam tumbuhan ini, seperti momordisin dan charantin, dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan memfasilitasi penyerapan glukosa oleh sel. Efek antioksidannya juga berasal dari kandungan vitamin C dan flavonoid. Meskipun demikian, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan. Disarankan untuk mengonsumsi dalam jumlah sedang, sekitar 50-100 gram per hari, sebagai bagian dari diet seimbang. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi tetap dianjurkan, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Manfaat Buah Paria

Buah paria, meskipun dikenal karena rasa pahitnya, memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang signifikan. Manfaat ini berasal dari kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang terdapat di dalamnya. Berikut adalah tujuh manfaat utama yang perlu diperhatikan:

  • Menurunkan gula darah
  • Meningkatkan imunitas
  • Sumber antioksidan
  • Melawan sel kanker
  • Menyehatkan pencernaan
  • Menurunkan kolesterol
  • Menjaga kesehatan kulit

Manfaat-manfaat ini saling terkait dan berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan. Misalnya, kemampuannya menurunkan gula darah sangat relevan bagi penderita diabetes. Sebagai sumber antioksidan, buah ini membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas, yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung. Serat dalam paria juga mendukung kesehatan pencernaan, sementara senyawa lain berpotensi menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Konsumsi buah paria, sebagai bagian dari pola makan seimbang, dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan.

Menurunkan Gula Darah

Salah satu keunggulan utama yang sering dikaitkan dengan konsumsi buah ini adalah kemampuannya dalam membantu mengendalikan kadar glukosa dalam darah. Efek ini sangat relevan bagi individu yang berisiko atau menderita diabetes, di mana regulasi gula darah yang efektif sangat penting untuk mencegah komplikasi kesehatan jangka panjang.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin

    Senyawa bioaktif, seperti charantin, dalam buah ini berperan dalam meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Insulin merupakan hormon yang membantu glukosa dari darah masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin, lebih banyak glukosa dapat diproses, sehingga menurunkan kadar gula darah. Penelitian laboratorium dan beberapa uji klinis awal menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam hal ini.

  • Penghambatan Penyerapan Glukosa di Usus

    Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak buah ini dapat menghambat enzim yang bertanggung jawab dalam memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa di usus kecil. Akibatnya, penyerapan glukosa ke dalam aliran darah melambat, mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan. Efek ini sangat bermanfaat dalam mengelola kadar gula darah setelah konsumsi makanan tinggi karbohidrat.

  • Stimulasi Sekresi Insulin

    Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, terdapat indikasi bahwa senyawa tertentu dalam buah ini dapat merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Peningkatan produksi insulin membantu menurunkan kadar gula darah dengan memfasilitasi pemindahan glukosa dari darah ke dalam sel.

  • Efek Antioksidan dan Pengurangan Stres Oksidatif

    Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, dapat memperburuk resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas. Kandungan antioksidan dalam buah ini membantu melawan radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, dan melindungi sel-sel yang terlibat dalam regulasi gula darah.

  • Pengaruh pada Metabolisme Glukosa di Hati

    Hati memainkan peran penting dalam regulasi gula darah dengan menyimpan dan melepaskan glukosa sesuai kebutuhan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah ini dapat mempengaruhi jalur metabolisme glukosa di hati, membantu menjaga keseimbangan kadar gula darah.

Secara keseluruhan, efek hipoglikemik yang terkait dengan konsumsi buah ini merupakan hasil dari kombinasi berbagai mekanisme, termasuk peningkatan sensitivitas insulin, penghambatan penyerapan glukosa, stimulasi sekresi insulin, dan efek antioksidan. Meskipun menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif untuk penggunaan jangka panjang. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap dianjurkan sebelum mengintegrasikan buah ini ke dalam rencana pengelolaan diabetes.

Meningkatkan Imunitas

Kemampuan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh merupakan salah satu aspek penting dari dampak positif tumbuhan dengan rasa pahit ini terhadap kesehatan. Sistem imun yang kuat esensial dalam melindungi tubuh dari serangan patogen seperti bakteri, virus, dan jamur, serta dalam mencegah perkembangan penyakit kronis.

  • Kandungan Vitamin C

    Kadar vitamin C yang signifikan berperan sebagai antioksidan kuat yang membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Vitamin C juga mendukung fungsi sel darah putih, yang bertugas melawan infeksi. Konsumsi rutin dapat membantu meningkatkan respons imun terhadap infeksi.

  • Senyawa Antioksidan Lainnya

    Selain vitamin C, tumbuhan ini mengandung berbagai senyawa antioksidan lainnya seperti flavonoid dan karotenoid. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan aktivitas sel-sel imun, seperti sel NK (Natural Killer) yang berperan penting dalam membunuh sel-sel yang terinfeksi virus dan sel kanker.

  • Efek Anti-inflamasi

    Peradangan kronis dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko penyakit. Senyawa-senyawa dalam tumbuhan ini memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, sehingga memungkinkan sistem imun berfungsi lebih optimal.

  • Dukungan untuk Mikrobiota Usus

    Kesehatan usus sangat terkait dengan sistem imun. Serat yang terkandung dalam tumbuhan ini dapat membantu memelihara mikrobiota usus yang sehat, yaitu komunitas bakteri baik yang hidup di saluran pencernaan. Mikrobiota usus yang seimbang penting untuk modulasi sistem imun dan mencegah infeksi.

  • Peningkatan Produksi Antibodi

    Antibodi merupakan protein yang diproduksi oleh sistem imun untuk mengenali dan menetralkan patogen. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam tumbuhan ini dapat merangsang produksi antibodi, meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Dengan kandungan nutrisi dan senyawa bioaktifnya, konsumsi tumbuhan ini dapat memberikan dukungan signifikan bagi sistem imun. Efek antioksidan, anti-inflamasi, dan dukungan terhadap mikrobiota usus berkontribusi pada peningkatan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi harus seimbang dan didukung oleh gaya hidup sehat secara keseluruhan untuk mendapatkan manfaat yang optimal.

Sumber antioksidan

Keberadaan senyawa antioksidan dalam tumbuhan ini menjadi faktor krusial yang berkontribusi pada berbagai efek positifnya terhadap kesehatan. Antioksidan berperan penting dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis.

  • Perlindungan Seluler dari Kerusakan Oksidatif

    Radikal bebas, sebagai produk sampingan metabolisme seluler dan paparan lingkungan, dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada DNA, protein, dan lipid. Senyawa antioksidan bekerja dengan menyumbangkan elektron kepada radikal bebas, menstabilkannya dan mencegah mereka merusak sel. Proses ini mengurangi risiko peradangan kronis, penuaan dini, dan perkembangan penyakit degeneratif.

  • Kandungan Vitamin C sebagai Antioksidan Utama

    Vitamin C, yang hadir dalam jumlah signifikan, merupakan antioksidan larut air yang efektif dalam melindungi sel dari kerusakan oksidatif di lingkungan berair, baik di dalam maupun di luar sel. Vitamin C juga berperan dalam meregenerasi antioksidan lain, seperti vitamin E, memperpanjang efek perlindungan antioksidan secara keseluruhan.

  • Flavonoid dan Senyawa Fenolik Lainnya

    Selain vitamin C, tumbuhan ini mengandung berbagai flavonoid dan senyawa fenolik lainnya yang memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa-senyawa ini bekerja melalui berbagai mekanisme, termasuk penangkapan radikal bebas, penghambatan enzim yang menghasilkan radikal bebas, dan peningkatan pertahanan antioksidan endogen tubuh.

  • Implikasi dalam Pencegahan Penyakit Kronis

    Dengan menetralkan radikal bebas dan mengurangi kerusakan oksidatif, antioksidan berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit neurodegeneratif. Konsumsi makanan kaya antioksidan, termasuk tumbuhan ini, dapat membantu menjaga kesehatan seluler dan mengurangi risiko pengembangan penyakit-penyakit tersebut.

Keberadaan berbagai jenis antioksidan yang bekerja secara sinergis menjadikan tumbuhan ini sebagai sumber antioksidan yang berharga. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari pola makan seimbang, dapat membantu melindungi tubuh dari efek merusak radikal bebas dan berkontribusi pada kesehatan jangka panjang.

Melawan Sel Kanker

Potensi tumbuhan pahit ini dalam melawan sel kanker menjadi area penelitian yang menjanjikan, meskipun masih memerlukan kajian lebih mendalam. Beberapa studi laboratorium dan penelitian pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini mengandung senyawa-senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis, atau kematian sel terprogram, pada sel-sel kanker tertentu. Mekanisme yang mendasari efek anti-kanker ini melibatkan beberapa jalur, termasuk:

  • Inhibisi Proliferasi Sel Kanker: Senyawa-senyawa bioaktif dapat mengganggu siklus sel kanker, mencegahnya untuk membelah dan berkembang biak secara tidak terkendali.
  • Induksi Apoptosis: Beberapa senyawa dapat memicu mekanisme kematian sel terprogram pada sel kanker, menyebabkan sel-sel tersebut menghancurkan diri sendiri tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
  • Anti-angiogenesis: Pertumbuhan tumor memerlukan pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) untuk memasok nutrisi dan oksigen. Senyawa tertentu dapat menghambat angiogenesis, memutus suplai nutrisi ke tumor dan menghambat pertumbuhannya.
  • Modulasi Sistem Imun: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam tumbuhan ini dapat merangsang sistem imun untuk menyerang sel kanker, meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit.

Meskipun hasil penelitian awal ini menjanjikan, penting untuk ditekankan bahwa sebagian besar penelitian dilakukan di laboratorium atau pada hewan. Uji klinis pada manusia masih terbatas, dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efek anti-kanker ini, menentukan dosis yang efektif dan aman, serta memahami interaksinya dengan pengobatan kanker konvensional. Konsumsi tumbuhan ini tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan kanker yang sudah terbukti efektif, dan selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya sebagai bagian dari strategi penanganan kanker.

Menyehatkan Pencernaan

Tumbuhan dengan cita rasa pahit ini memberikan kontribusi positif terhadap sistem pencernaan melalui beberapa mekanisme utama. Kandungan serat di dalamnya memegang peranan penting dalam menjaga kelancaran proses pencernaan. Serat, yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, menambahkan volume pada feses, memfasilitasi pergerakan usus, dan mencegah terjadinya konstipasi. Selain itu, serat berperan sebagai prebiotik, menyediakan makanan bagi bakteri baik yang hidup di dalam usus. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat esensial untuk penyerapan nutrisi yang optimal dan pencegahan gangguan pencernaan.

Senyawa-senyawa bioaktif dalam tumbuhan ini juga dapat merangsang produksi enzim pencernaan. Enzim-enzim ini membantu memecah makanan menjadi molekul yang lebih kecil, sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim pencernaan dapat meringankan beban kerja sistem pencernaan dan meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tumbuhan ini dapat membantu mengurangi gejala gangguan pencernaan seperti kembung, gas, dan dispepsia (nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian atas).

Efek anti-inflamasi yang dimilikinya juga berkontribusi pada kesehatan saluran pencernaan. Peradangan kronis dalam saluran pencernaan dapat merusak lapisan usus dan mengganggu fungsi pencernaan. Senyawa-senyawa anti-inflamasi membantu mengurangi peradangan, melindungi lapisan usus, dan mempromosikan penyembuhan luka atau iritasi. Dengan demikian, konsumsi tumbuhan ini dapat membantu menjaga integritas saluran pencernaan dan mencegah perkembangan penyakit inflamasi usus (IBD).

Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti diare atau sakit perut. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi dalam jumlah sedang dan sebagai bagian dari diet seimbang. Individu dengan kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi secara teratur.

Menurunkan Kolesterol

Pengaruh positif terhadap kadar kolesterol merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan terkait potensi kesehatan tumbuhan pahit ini. Kadar kolesterol yang terkendali esensial dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, serta mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

  • Pengurangan Absorpsi Kolesterol di Usus

    Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam tumbuhan ini dapat mengganggu proses penyerapan kolesterol di usus. Dengan mengurangi jumlah kolesterol yang diserap ke dalam aliran darah, kadar kolesterol total dan kolesterol LDL ("jahat") dapat diturunkan. Efek ini sangat relevan bagi individu dengan kadar kolesterol tinggi atau berisiko tinggi terkena penyakit jantung.

  • Peningkatan Ekskresi Asam Empedu

    Kolesterol diubah menjadi asam empedu di hati, yang kemudian dikeluarkan ke usus untuk membantu pencernaan lemak. Serat yang terdapat dalam tumbuhan ini dapat mengikat asam empedu di usus, mencegah penyerapannya kembali ke dalam tubuh. Akibatnya, hati perlu memproduksi lebih banyak asam empedu, menggunakan lebih banyak kolesterol dalam prosesnya, dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

  • Pengaruh pada Produksi Kolesterol di Hati

    Hati memainkan peran sentral dalam produksi kolesterol. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam tumbuhan ini dapat mempengaruhi jalur metabolisme kolesterol di hati, mengurangi produksi kolesterol LDL dan meningkatkan produksi kolesterol HDL ("baik").

  • Efek Antioksidan dan Pencegahan Oksidasi LDL

    Kolesterol LDL menjadi lebih berbahaya ketika mengalami oksidasi. Senyawa antioksidan yang terkandung dapat melindungi kolesterol LDL dari oksidasi, mengurangi pembentukan plak di arteri dan menurunkan risiko penyakit jantung. Vitamin C dan flavonoid berperan penting dalam proses ini.

Efek hipokolesterolemik yang terkait dengan konsumsi tumbuhan ini merupakan hasil dari interaksi berbagai mekanisme, termasuk pengurangan absorpsi kolesterol, peningkatan ekskresi asam empedu, pengaruh pada produksi kolesterol di hati, dan efek antioksidan. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari pola makan sehat dan gaya hidup aktif, dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga kadar kolesterol yang sehat.

Menjaga kesehatan kulit

Kesehatan kulit, sebagai organ terluar tubuh, dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Konsumsi tumbuhan merambat dengan rasa pahit ini dapat berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan kulit melalui beberapa mekanisme penting. Kandungan antioksidan, terutama vitamin C, berperan krusial dalam melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh paparan sinar matahari, polusi, dan stres oksidatif. Radikal bebas dapat memicu kerusakan kolagen dan elastin, protein penting yang menjaga elastisitas dan kekencangan kulit. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu mencegah penuaan dini, mengurangi kerutan, dan menjaga kulit tampak lebih muda.

Sifat anti-inflamasi yang dimiliki juga dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat, eksim, dan psoriasis. Peradangan merupakan faktor kunci dalam perkembangan kondisi-kondisi tersebut. Senyawa-senyawa anti-inflamasi membantu mengurangi peradangan, meredakan kemerahan, gatal, dan pembengkakan, serta mempercepat proses penyembuhan luka atau iritasi pada kulit. Selain itu, kandungan vitamin dan mineral, seperti vitamin A dan zinc, juga berperan penting dalam regenerasi sel kulit, produksi kolagen, dan menjaga kelembapan kulit.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat dan jamur penyebab infeksi kulit. Sifat antimikroba ini dapat membantu mencegah dan mengatasi masalah kulit yang disebabkan oleh infeksi. Konsumsi rutin, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memberikan dukungan internal untuk kesehatan kulit. Namun, penting untuk diingat bahwa hasil yang optimal biasanya dicapai dengan kombinasi perawatan internal dan eksternal, seperti penggunaan tabir surya, pelembap, dan produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit. Individu dengan kondisi kulit tertentu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan rekomendasi perawatan yang tepat.

Tips Pemanfaatan Optimal

Mendapatkan hasil maksimal dari konsumsi tumbuhan pahit ini memerlukan pendekatan yang cermat. Berikut adalah beberapa panduan penting untuk memaksimalkan potensi manfaatnya bagi kesehatan:

Tip 1: Integrasikan ke dalam Pola Makan Seimbang
Tumbuhan ini sebaiknya menjadi bagian dari diet yang bervariasi dan kaya nutrisi. Jangan menjadikannya sebagai satu-satunya sumber nutrisi, melainkan kombinasikan dengan sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh.

Tip 2: Perhatikan Cara Pengolahan
Merebus atau mengukus adalah cara terbaik untuk mempertahankan kandungan nutrisi. Hindari menggoreng, karena dapat meningkatkan kandungan lemak dan mengurangi manfaat kesehatan.

Tip 3: Kurangi Rasa Pahit
Rendam irisan dalam air garam selama 30 menit sebelum dimasak untuk mengurangi rasa pahit yang kuat. Menambahkan sedikit cuka atau air jeruk nipis juga dapat membantu menyeimbangkan rasa.

Tip 4: Konsumsi dalam Jumlah Moderat
Meskipun bermanfaat, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan. Batasi konsumsi harian sekitar 50-100 gram.

Tip 5: Pantau Reaksi Tubuh
Perhatikan bagaimana tubuh bereaksi setelah mengonsumsi. Jika timbul efek samping seperti mual, diare, atau reaksi alergi, hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan dokter.

Tip 6: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau sedang mengonsumsi obat-obatan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi secara teratur.

Dengan mengikuti panduan ini, potensi manfaat kesehatan dari tumbuhan pahit ini dapat dioptimalkan, sambil meminimalkan risiko efek samping. Pendekatan yang bijak dan terinformasi adalah kunci untuk meraih manfaat maksimal.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Sejumlah penelitian telah meneliti dampak konsumsi buah dengan rasa pahit terhadap kesehatan manusia. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology meneliti efek hipoglikemik ekstrak buah ini pada pasien diabetes tipe 2. Hasil penelitian menunjukkan penurunan signifikan kadar gula darah puasa dan HbA1c setelah periode intervensi. Studi ini mengindikasikan potensi buah ini sebagai terapi komplementer untuk pengelolaan diabetes.

Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan dalam Nutrition Reviews menganalisis data dari beberapa uji klinis terkontrol secara acak (RCT) yang melibatkan konsumsi buah pahit. Analisis ini menemukan bukti moderat yang mendukung klaim bahwa buah ini dapat membantu menurunkan kadar gula darah, tetapi mencatat bahwa ukuran sampel kecil dan heterogenitas studi membatasi kekuatan kesimpulan. Tinjauan ini menekankan perlunya penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar.

Namun, terdapat pula studi yang menghasilkan hasil yang kurang meyakinkan. Sebuah RCT yang diterbitkan dalam Diabetes Care tidak menemukan perbedaan signifikan dalam kadar gula darah antara kelompok yang mengonsumsi kapsul berisi ekstrak buah ini dan kelompok plasebo. Studi ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan berbagai faktor, seperti dosis, formulasi, dan karakteristik pasien, dalam menafsirkan hasil penelitian. Selain itu, beberapa penelitian in vitro dan in vivo menunjukkan potensi efek anti-kanker dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam buah ini, namun bukti ini belum sepenuhnya didukung oleh uji klinis pada manusia.

Secara keseluruhan, bukti ilmiah yang mendukung manfaat kesehatan buah dengan rasa pahit masih berkembang dan tidak sepenuhnya konklusif. Penting untuk mendekati bukti ini secara kritis, mempertimbangkan kekuatan dan keterbatasan setiap studi, serta memperhatikan konteks penelitian yang lebih luas. Konsultasi dengan profesional kesehatan dianjurkan sebelum mengintegrasikan buah ini ke dalam rencana perawatan kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan.