7 Manfaat Daun Daruju yang Jarang Diketahui
Rabu, 16 Juli 2025 oleh journal
Tumbuhan daruju, dikenal dengan nama ilmiah Acanthus ilicifolius, memiliki daun yang khas dengan tepi bergerigi menyerupai duri. Daun ini telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di berbagai wilayah. Kegunaannya meliputi penanganan masalah kulit, peradangan, serta sebagai komponen dalam ramuan untuk meningkatkan kesehatan secara umum. Kandungan senyawa aktif di dalamnya diyakini berkontribusi pada efek terapeutik yang dihasilkan.
"Pemanfaatan ekstrak tanaman Acanthus ilicifolius dalam pengobatan tradisional memiliki potensi yang menjanjikan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang ketat untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara ilmiah. Masyarakat perlu berhati-hati dan berkonsultasi dengan profesional medis sebelum menggunakan ramuan herbal apa pun sebagai pengganti pengobatan konvensional."
- Dr. Amanda Putri, M.Kes., Spesialis Farmakologi Klinik.
Potensi terapeutik dari tanaman dengan daun berduri ini menarik perhatian para peneliti. Beberapa studi awal menunjukkan adanya senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan terpenoid di dalamnya. Senyawa-senyawa ini diketahui memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba.
Flavonoid, misalnya, dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara sifat antiinflamasi dapat meredakan peradangan. Beberapa penelitian juga meneliti potensi ekstrak tanaman ini dalam membantu mengontrol kadar gula darah. Namun, penting untuk diingat bahwa dosis dan cara penggunaan yang tepat perlu diperhatikan. Penggunaan yang berlebihan atau tidak tepat dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, konsultasi dengan ahli herbal atau dokter sangat disarankan sebelum mengonsumsi ramuan yang mengandung ekstrak tanaman ini.
Daun Daruju dan Manfaatnya
Daun daruju (Acanthus ilicifolius) menyimpan beragam manfaat potensial. Pemanfaatan tradisionalnya didukung oleh kandungan senyawa aktif yang memberikan efek terapeutik. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang terkait dengan penggunaan daun daruju:
- Antiinflamasi
- Antioksidan
- Menurunkan gula darah
- Penyembuhan luka
- Perlindungan hati
- Antimikroba
- Meredakan nyeri
Manfaat-manfaat tersebut saling terkait dan berasal dari kandungan senyawa aktif dalam daun daruju. Sebagai contoh, sifat antiinflamasi dapat membantu meredakan peradangan pada luka, mempercepat proses penyembuhan. Sifat antioksidan membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan akibat radikal bebas, mendukung fungsi organ tersebut. Meskipun menjanjikan, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme kerja dan dosis optimal dari penggunaan daun daruju, guna memastikan efektivitas dan keamanannya secara komprehensif.
Antiinflamasi
Sifat antiinflamasi pada tumbuhan Acanthus ilicifolius menjadi salah satu aspek penting yang mendasari pemanfaatannya secara tradisional. Kemampuan meredakan peradangan ini berkontribusi pada berbagai aplikasi terapeutik yang potensial.
- Mekanisme Aksi Senyawa Antiinflamasi
Senyawa-senyawa seperti flavonoid dan terpenoid yang terkandung dalam ekstrak tumbuhan ini dapat menghambat produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin. Penghambatan ini mengurangi respons peradangan yang berlebihan pada tubuh.
- Aplikasi pada Masalah Kulit
Ekstrak tumbuhan ini sering digunakan secara topikal untuk mengatasi masalah kulit seperti eksim, dermatitis, dan luka ringan. Sifat antiinflamasinya membantu mengurangi kemerahan, pembengkakan, dan rasa gatal yang terkait dengan kondisi tersebut.
- Pengaruh pada Nyeri Sendi
Beberapa penelitian awal menunjukkan potensi ekstrak tumbuhan ini dalam meredakan nyeri sendi yang disebabkan oleh peradangan. Kemampuannya mengurangi inflamasi dapat membantu meningkatkan mobilitas dan kualitas hidup penderita.
- Peran dalam Penyembuhan Luka
Peradangan merupakan bagian dari proses penyembuhan luka. Namun, peradangan yang berlebihan dapat menghambat penyembuhan. Sifat antiinflamasi pada tumbuhan ini dapat membantu mengontrol respons inflamasi, menciptakan lingkungan yang optimal untuk regenerasi jaringan.
Sifat antiinflamasi tumbuhan Acanthus ilicifolius memberikan landasan ilmiah bagi pemanfaatan tradisionalnya. Namun, perlu ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme kerja yang lebih rinci, menentukan dosis yang efektif dan aman, serta mengidentifikasi potensi interaksi dengan obat-obatan lain.
Antioksidan
Keberadaan senyawa antioksidan dalam Acanthus ilicifolius memainkan peran krusial dalam menunjang berbagai potensi terapeutiknya. Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis. Paparan radikal bebas dapat berasal dari polusi lingkungan, radiasi ultraviolet, stres, dan proses metabolisme tubuh itu sendiri.
Kandungan flavonoid, yang lazim ditemukan dalam tumbuhan ini, merupakan salah satu jenis antioksidan yang berperan penting. Flavonoid bekerja dengan menyumbangkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkannya dan mencegahnya merusak sel. Proses ini membantu melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif, mengurangi risiko peradangan, penuaan dini, dan perkembangan penyakit degeneratif.
Lebih lanjut, aktivitas antioksidan ini berkontribusi pada manfaat lain yang dikaitkan dengan tumbuhan ini. Misalnya, perlindungan terhadap kerusakan hati (hepatoprotektif) sebagian didorong oleh kemampuan antioksidan untuk mengurangi stres oksidatif pada sel-sel hati. Demikian pula, efek penyembuhan luka dapat ditingkatkan oleh perlindungan antioksidan terhadap sel-sel yang terlibat dalam proses regenerasi jaringan.
Meskipun potensi antioksidan pada tumbuhan ini menjanjikan, penting untuk diingat bahwa efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti metode ekstraksi, dosis, dan kondisi kesehatan individu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami spektrum aktivitas antioksidan dan bagaimana aktivitas tersebut berkontribusi pada keseluruhan manfaat kesehatan yang ditawarkan.
Menurunkan Gula Darah
Potensi tumbuhan Acanthus ilicifolius dalam membantu menurunkan kadar gula darah menjadi fokus perhatian, terutama bagi individu yang berisiko atau menderita diabetes. Kandungan senyawa aktif di dalamnya diyakini berperan dalam memengaruhi metabolisme glukosa.
- Peningkatan Sensitivitas Insulin
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan ini dapat meningkatkan sensitivitas sel tubuh terhadap insulin. Insulin merupakan hormon yang berperan penting dalam mengatur kadar gula darah dengan memfasilitasi penyerapan glukosa oleh sel. Peningkatan sensitivitas insulin berarti sel-sel tubuh lebih responsif terhadap insulin, sehingga lebih efektif dalam mengambil glukosa dari darah dan menurunkan kadar gula darah.
- Penghambatan Enzim Alfa-Glukosidase
Enzim alfa-glukosidase berperan dalam memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa di dalam usus. Penghambatan aktivitas enzim ini dapat memperlambat penyerapan glukosa ke dalam darah, sehingga membantu mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa ekstrak tumbuhan ini memiliki potensi untuk menghambat enzim alfa-glukosidase.
- Stimulasi Sekresi Insulin
Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, ada indikasi bahwa tumbuhan ini dapat merangsang sel-sel beta pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Peningkatan produksi insulin dapat membantu mengendalikan kadar gula darah yang tinggi.
- Efek Antioksidan dan Pengaruhnya pada Metabolisme Glukosa
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh radikal bebas, dapat mengganggu metabolisme glukosa dan berkontribusi pada resistensi insulin. Sifat antioksidan tumbuhan ini dapat membantu mengurangi stres oksidatif, sehingga mendukung fungsi insulin yang optimal.
- Perbandingan dengan Obat Antidiabetes Konvensional
Perlu dicatat bahwa efek penurunan gula darah dari tumbuhan ini mungkin tidak sekuat obat antidiabetes konvensional. Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai terapi komplementer, tetapi tidak boleh menggantikan pengobatan yang diresepkan oleh dokter.
- Pentingnya Konsultasi Medis
Individu yang mempertimbangkan penggunaan tumbuhan ini untuk membantu mengelola kadar gula darah harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli herbal. Dosis yang tepat dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain perlu dipertimbangkan untuk memastikan keamanan dan efektivitas.
Meskipun penelitian awal menjanjikan, studi klinis lebih lanjut dengan skala yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan tumbuhan Acanthus ilicifolius dalam menurunkan kadar gula darah. Penelitian juga perlu berfokus pada identifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini dan memahami mekanisme kerjanya secara lebih mendalam.
Penyembuhan Luka
Ekstrak dari tumbuhan Acanthus ilicifolius memiliki potensi dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Hal ini didukung oleh kombinasi beberapa faktor. Pertama, kandungan senyawa antiinflamasi dalam tumbuhan tersebut membantu meredakan peradangan di sekitar area luka. Peradangan yang terkendali sangat penting karena peradangan berlebihan justru dapat menghambat proses regenerasi jaringan.
Kedua, sifat antioksidan dari tumbuhan ini melindungi sel-sel di sekitar luka dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat memperlambat penyembuhan dengan merusak sel-sel yang terlibat dalam pembentukan jaringan baru. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk penyembuhan.
Ketiga, beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam tumbuhan Acanthus ilicifolius dapat merangsang produksi kolagen. Kolagen adalah protein struktural utama yang berperan penting dalam pembentukan jaringan ikat baru dan menutup luka. Peningkatan produksi kolagen dapat mempercepat proses penutupan luka dan meningkatkan kekuatan jaringan yang baru terbentuk.
Keempat, sifat antimikroba yang dimiliki tumbuhan ini dapat membantu mencegah infeksi pada luka. Infeksi dapat secara signifikan memperlambat penyembuhan dan bahkan menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Dengan menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lainnya, tumbuhan ini membantu menjaga luka tetap bersih dan mempercepat proses penyembuhan.
Pemanfaatan tumbuhan ini untuk penyembuhan luka umumnya dilakukan secara topikal, yaitu dengan mengoleskan ekstrak atau ramuan yang terbuat dari daunnya langsung ke area luka. Namun, penting untuk memastikan bahwa luka telah dibersihkan dengan baik sebelum mengaplikasikan ramuan tersebut. Selain itu, konsultasi dengan profesional medis atau ahli herbal disarankan untuk memastikan penggunaan yang aman dan efektif, terutama jika luka tergolong parah atau tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan setelah beberapa waktu.
Perlindungan Hati
Ekstrak dari Acanthus ilicifolius menunjukkan potensi sebagai agen pelindung hati (hepatoprotektif). Fungsi hati yang optimal sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan, mengingat perannya yang vital dalam detoksifikasi, metabolisme nutrisi, dan produksi berbagai senyawa penting. Paparan terhadap toksin, konsumsi alkohol berlebihan, infeksi virus, dan kondisi medis tertentu dapat menyebabkan kerusakan hati dan mengganggu fungsinya. Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman ini diyakini dapat memberikan perlindungan terhadap berbagai jenis kerusakan hati.
Salah satu mekanisme perlindungan yang mungkin adalah melalui sifat antioksidannya. Hati rentan terhadap stres oksidatif, suatu kondisi di mana terdapat ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Radikal bebas dapat merusak sel-sel hati dan menyebabkan peradangan. Antioksidan yang terkandung dalam Acanthus ilicifolius dapat membantu menetralkan radikal bebas, sehingga mengurangi stres oksidatif dan melindungi sel-sel hati dari kerusakan.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tanaman ini dapat membantu mengurangi peradangan pada hati. Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan hati jangka panjang dan meningkatkan risiko penyakit hati seperti fibrosis dan sirosis. Dengan mengurangi peradangan, senyawa-senyawa dalam Acanthus ilicifolius dapat membantu menjaga kesehatan hati dan mencegah perkembangan penyakit hati.
Mekanisme lain yang mungkin adalah melalui peningkatan fungsi detoksifikasi hati. Hati bertanggung jawab untuk membersihkan tubuh dari berbagai toksin dan limbah metabolisme. Senyawa-senyawa dalam tanaman ini dapat membantu meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi hati, sehingga meningkatkan kemampuannya untuk menghilangkan toksin dari tubuh. Perlindungan terhadap organ vital ini merupakan salah satu aspek penting yang mendasari pemanfaatan tradisional tumbuhan ini.
Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan Acanthus ilicifolius sebagai agen pelindung hati. Penelitian di masa depan perlu berfokus pada identifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek hepatoprotektif, serta menentukan dosis yang optimal dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain. Konsultasi dengan profesional medis sangat dianjurkan sebelum menggunakan ramuan herbal apa pun untuk tujuan pengobatan.
Antimikroba
Keberadaan sifat antimikroba pada Acanthus ilicifolius memperluas spektrum manfaat potensialnya. Aktivitas antimikroba merujuk pada kemampuan suatu zat untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, dan virus. Dalam konteks tumbuhan ini, sifat antimikroba dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi dan berkontribusi pada efek terapeutik yang lebih luas.
Beberapa penelitian telah mengidentifikasi senyawa-senyawa aktif dalam ekstrak Acanthus ilicifolius yang menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis mikroorganisme patogen. Senyawa-senyawa ini dapat bekerja dengan berbagai mekanisme, termasuk merusak dinding sel mikroorganisme, mengganggu metabolisme mereka, atau menghambat replikasi mereka.
Pemanfaatan tradisional tumbuhan ini dalam pengobatan luka seringkali dikaitkan dengan sifat antimikrobanya. Dengan menghambat pertumbuhan bakteri pada luka, ekstrak tumbuhan ini dapat membantu mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, potensi aktivitas antimikroba tumbuhan ini dapat dimanfaatkan untuk mengatasi infeksi kulit ringan, seperti jerawat atau infeksi jamur.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efektivitas aktivitas antimikroba Acanthus ilicifolius dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis mikroorganisme, konsentrasi ekstrak, dan metode aplikasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas aktivitas antimikroba ini, memahami mekanisme kerjanya secara lebih rinci, dan menentukan dosis yang optimal untuk penggunaan klinis.
Selain itu, perlu diingat bahwa penggunaan tumbuhan ini sebagai agen antimikroba tidak boleh menggantikan pengobatan medis konvensional untuk infeksi yang serius. Konsultasi dengan profesional medis tetap diperlukan untuk diagnosis dan penanganan infeksi yang tepat.
Sebagai kesimpulan, sifat antimikroba yang dimiliki Acanthus ilicifolius merupakan aspek penting yang berkontribusi pada potensi terapeutiknya. Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi dan mendukung proses penyembuhan luka. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami potensi aktivitas antimikroba tumbuhan ini dan mengoptimalkan penggunaannya dalam pengobatan.
Meredakan Nyeri
Potensi efek analgesik, atau peredaan nyeri, menjadi salah satu aspek penting dalam eksplorasi kegunaan tanaman Acanthus ilicifolius. Meskipun mekanisme pastinya masih dalam penelitian, berbagai komponen dalam tumbuhan ini diyakini berkontribusi pada kemampuan mengurangi rasa sakit.
- Peran Senyawa Antiinflamasi dalam Peredaan Nyeri
Nyeri seringkali terkait erat dengan peradangan. Senyawa antiinflamasi yang terkandung dalam tumbuhan ini, seperti flavonoid dan terpenoid, dapat membantu mengurangi peradangan, sehingga secara tidak langsung meredakan nyeri yang disebabkan oleh kondisi inflamasi. Sebagai contoh, nyeri sendi akibat arthritis mungkin berkurang dengan adanya efek antiinflamasi ini.
- Potensi Interaksi dengan Sistem Saraf
Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa tertentu dalam Acanthus ilicifolius dapat berinteraksi dengan sistem saraf, yang berperan penting dalam transmisi dan persepsi nyeri. Interaksi ini mungkin memengaruhi cara tubuh memproses sinyal nyeri, sehingga mengurangi intensitas rasa sakit yang dirasakan.
- Efek Sinergis dengan Senyawa Lain
Kemungkinan besar, efek peredaan nyeri dari tumbuhan ini tidak hanya disebabkan oleh satu senyawa tunggal, tetapi merupakan hasil sinergi antara berbagai komponen aktif yang bekerja bersama. Kombinasi efek antiinflamasi, interaksi dengan sistem saraf, dan potensi efek lainnya dapat menghasilkan efek analgesik yang lebih kuat.
- Aplikasi Tradisional pada Nyeri Lokal
Dalam praktik pengobatan tradisional, tumbuhan ini sering digunakan secara topikal untuk meredakan nyeri lokal, seperti nyeri otot atau nyeri akibat gigitan serangga. Aplikasi topikal memungkinkan senyawa aktif untuk diserap langsung ke area yang terkena, memberikan efek peredaan nyeri yang cepat.
- Perbandingan dengan Analgesik Konvensional
Penting untuk diingat bahwa efek peredaan nyeri dari tumbuhan ini mungkin tidak sekuat analgesik konvensional. Namun, tumbuhan ini dapat menjadi pilihan alternatif atau komplementer bagi individu yang mencari cara alami untuk mengelola nyeri ringan hingga sedang, dengan potensi efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat-obatan tertentu.
Secara keseluruhan, potensi peredaan nyeri merupakan salah satu alasan mengapa tanaman Acanthus ilicifolius terus diteliti dan dimanfaatkan. Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme kerja dan efektivitasnya secara lebih mendalam, potensi analgesik ini menambah nilai pada profil manfaat yang ditawarkan oleh tumbuhan ini.
Panduan Pemanfaatan Acanthus ilicifolius Secara Bertanggung Jawab
Penggunaan tumbuhan Acanthus ilicifolius dalam pengobatan tradisional telah dilakukan selama berabad-abad. Untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya, beberapa panduan berikut perlu diperhatikan:
Panduan 1: Identifikasi yang Tepat
Sebelum menggunakan, pastikan tumbuhan yang digunakan adalah Acanthus ilicifolius yang benar. Konsultasikan dengan ahli botani atau herbalis berpengalaman untuk menghindari kesalahan identifikasi, karena beberapa tumbuhan lain mungkin memiliki penampilan serupa namun khasiat yang berbeda atau bahkan berbahaya.
Panduan 2: Perhatikan Dosis dan Cara Penggunaan
Dosis dan cara penggunaan yang tepat sangat penting untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko efek samping. Mulailah dengan dosis rendah dan tingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan, sambil memantau respons tubuh. Penggunaan topikal (oles) umumnya lebih aman dibandingkan konsumsi internal (minum), terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu.
Panduan 3: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum menggunakan tumbuhan ini, terutama jika memiliki kondisi medis yang sudah ada atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain, konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal. Hal ini penting untuk menghindari potensi interaksi obat dan memastikan keamanan penggunaan.
Panduan 4: Perhatikan Kualitas dan Sumber
Pastikan tumbuhan diperoleh dari sumber yang terpercaya dan berkualitas baik. Hindari membeli tumbuhan dari sumber yang tidak jelas atau meragukan, karena kualitas dan kandungan senyawa aktifnya mungkin tidak terjamin. Perhatikan juga cara penyimpanan yang tepat untuk menjaga kualitas tumbuhan tersebut.
Dengan mengikuti panduan ini, penggunaan Acanthus ilicifolius dapat dilakukan secara lebih aman dan bertanggung jawab, memaksimalkan potensi manfaatnya sambil meminimalkan risiko efek samping yang tidak diinginkan. Pemahaman yang baik tentang tumbuhan ini, dosis yang tepat, dan konsultasi dengan profesional kesehatan adalah kunci untuk penggunaan yang efektif dan aman.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian mengenai potensi terapeutik Acanthus ilicifolius masih dalam tahap awal, namun beberapa studi kasus dan penelitian pendahuluan memberikan gambaran mengenai efektivitasnya dalam kondisi tertentu. Salah satu studi kasus yang dilaporkan melibatkan pasien dengan eksim kronis yang menunjukkan perbaikan signifikan setelah penggunaan topikal ekstrak daun tanaman ini. Studi ini mencatat penurunan peradangan, pengurangan rasa gatal, dan perbaikan tekstur kulit setelah beberapa minggu penggunaan teratur.
Penelitian lain yang dilakukan secara in vitro (di laboratorium) meneliti aktivitas antimikroba ekstrak daun terhadap berbagai jenis bakteri patogen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tersebut efektif menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri yang resistan terhadap antibiotik, menunjukkan potensi sebagai agen antimikroba alami. Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil penelitian in vitro tidak selalu dapat diterapkan secara langsung pada kondisi in vivo (pada makhluk hidup), dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitasnya pada manusia.
Meskipun demikian, terdapat beberapa perdebatan mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam beberapa studi kasus. Beberapa kritikus berpendapat bahwa ukuran sampel yang kecil dan kurangnya kelompok kontrol dalam beberapa studi membatasi validitas kesimpulan yang ditarik. Selain itu, masih terdapat ketidakpastian mengenai senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek terapeutik yang diamati, serta mekanisme kerjanya secara rinci.
Masyarakat diimbau untuk menelaah bukti ilmiah yang ada dengan kritis dan mempertimbangkan keterbatasan penelitian yang ada. Pemanfaatan ramuan herbal, termasuk yang berasal dari Acanthus ilicifolius, sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan yang kompeten. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman ini dalam berbagai kondisi medis.