Ketahui 7 Manfaat Buah Polokyo yang Jarang Diketahui

Rabu, 9 Juli 2025 oleh journal

Buah polokyo, atau yang dikenal juga dengan sebutan buah mahkota dewa, dipercaya memiliki sejumlah khasiat. Keberadaan senyawa aktif di dalamnya diyakini memberikan dampak positif bagi kesehatan. Beberapa orang memanfaatkannya sebagai bagian dari upaya menjaga kebugaran tubuh dan mengatasi keluhan tertentu.

"Meskipun terdapat bukti anekdotal mengenai manfaat kesehatan buah mahkota dewa, penelitian ilmiah yang kuat masih terbatas. Konsumsi harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan pengobatan medis yang sudah ada," ujar Dr. Amelia Sari, seorang ahli gizi klinis.

Ketahui 7 Manfaat Buah Polokyo yang Jarang Diketahui

Dr. Sari menambahkan, "Beberapa penelitian awal menunjukkan adanya senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, dan saponin dalam buah ini. Senyawa-senyawa ini berpotensi memiliki efek antioksidan, anti-inflamasi, dan bahkan antikanker. Namun, dosis yang aman dan efektif belum sepenuhnya ditetapkan."

Pemanfaatan buah mahkota dewa sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan memang menarik perhatian. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa efektivitas dan keamanannya masih memerlukan kajian lebih lanjut. Konsultasi dengan tenaga medis profesional sebelum mengonsumsinya sangat disarankan. Penggunaan berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Penelitian saat ini mengindikasikan potensi manfaat pada dosis terkontrol, namun kehati-hatian tetap menjadi kunci utama.

buah polokyo manfaat

Buah polokyo, atau mahkota dewa, dikenal dalam pengobatan tradisional. Manfaatnya beragam, dan berikut adalah beberapa khasiat esensial yang perlu diperhatikan:

  • Antioksidan alami
  • Potensi anti-inflamasi
  • Menurunkan kadar gula darah
  • Meningkatkan imunitas tubuh
  • Menurunkan tekanan darah
  • Melawan sel kanker
  • Mempercepat penyembuhan luka

Manfaat-manfaat tersebut berasal dari kandungan senyawa aktif dalam buah polokyo, seperti flavonoid dan alkaloid. Sebagai contoh, sifat antioksidannya membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Potensi anti-inflamasinya dapat meredakan peradangan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan buah polokyo secara menyeluruh, serta menentukan dosis yang tepat untuk setiap manfaatnya.

Antioksidan Alami

Buah yang dikenal pula dengan nama mahkota dewa ini memiliki kandungan antioksidan alami yang signifikan. Antioksidan berperan krusial dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis. Radikal bebas dihasilkan dari proses metabolisme normal dan paparan lingkungan seperti polusi dan radiasi. Senyawa-senyawa seperti flavonoid dan polifenol yang terdapat dalam buah ini berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan tersebut. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif, yang dikaitkan dengan penuaan dini, penyakit jantung, kanker, dan gangguan kesehatan lainnya. Tingkat efektivitas antioksidan yang terkandung di dalamnya sangat bergantung pada varietas buah, kondisi pertumbuhan, dan metode pengolahan. Oleh karena itu, studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi antioksidan dan cara optimal untuk memanfaatkannya demi kesehatan.

Potensi Anti-inflamasi

Ekstrak dari buah yang dikenal dengan nama mahkota dewa menunjukkan potensi dalam meredakan peradangan. Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai penyakit serius seperti arthritis, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker. Senyawa-senyawa aktif yang terkandung di dalam buah ini, seperti flavonoid dan saponin, diyakini berperan dalam menghambat produksi molekul-molekul pro-inflamasi dalam tubuh. Meskipun demikian, mekanisme aksi yang tepat dan efektivitasnya dalam mengatasi berbagai kondisi peradangan masih memerlukan penelitian lebih mendalam. Studi klinis yang terkontrol dengan baik sangat penting untuk menentukan dosis yang aman dan efektif, serta untuk membandingkan efektivitasnya dengan pengobatan anti-inflamasi konvensional. Penting untuk dicatat bahwa potensi anti-inflamasi ini tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis yang sudah ada, dan konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional sangat disarankan sebelum memanfaatkan buah ini sebagai bagian dari rencana perawatan.

Menurunkan Kadar Gula Darah

Salah satu aspek penting yang dikaitkan dengan konsumsi buah mahkota dewa adalah potensinya dalam membantu menurunkan kadar gula darah. Hal ini menjadi perhatian khusus, terutama bagi individu yang berisiko atau menderita diabetes mellitus. Mekanisme yang mendasari efek ini masih dalam tahap penelitian, namun beberapa senyawa aktif di dalam buah diduga berperan penting dalam regulasi glukosa.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin

    Beberapa penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak buah mahkota dewa dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin merupakan hormon yang berperan penting dalam memasukkan glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan sel-sel tubuh merespon insulin dengan lebih efektif, sehingga lebih banyak glukosa yang diambil dari darah, dan kadar gula darah pun menurun.

  • Penghambatan Enzim Alfa-Glukosidase

    Enzim alfa-glukosidase berperan dalam memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa yang lebih sederhana di dalam usus. Penghambatan enzim ini dapat memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah setelah makan, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah yang drastis. Beberapa studi awal mengindikasikan bahwa senyawa tertentu dalam buah mahkota dewa memiliki potensi untuk menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase.

  • Efek Antioksidan pada Sel Beta Pankreas

    Sel beta pankreas bertanggung jawab untuk memproduksi insulin. Kerusakan oksidatif akibat radikal bebas dapat mengganggu fungsi sel beta dan mengurangi produksi insulin. Kandungan antioksidan yang tinggi dalam buah mahkota dewa berpotensi melindungi sel beta pankreas dari kerusakan oksidatif, sehingga menjaga kemampuan mereka untuk memproduksi insulin secara optimal.

  • Regulasi Metabolisme Glukosa di Hati

    Hati memainkan peran penting dalam mengatur kadar gula darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah mahkota dewa dapat memengaruhi metabolisme glukosa di hati, misalnya dengan meningkatkan penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen atau mengurangi produksi glukosa dari sumber non-karbohidrat (glukoneogenesis). Efek ini dapat berkontribusi pada penurunan kadar gula darah.

Meskipun terdapat indikasi potensi penurunan kadar gula darah, penting untuk ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan buah mahkota dewa dalam mengendalikan diabetes. Konsumsi buah ini tidak boleh menggantikan pengobatan diabetes yang sudah diresepkan oleh dokter. Sebaiknya konsultasikan dengan tenaga medis profesional sebelum mengonsumsi buah mahkota dewa sebagai bagian dari upaya mengelola kadar gula darah.

Meningkatkan Imunitas Tubuh

Buah mahkota dewa, seringkali dikaitkan dengan beragam potensi khasiat kesehatan, juga diyakini dapat berkontribusi pada peningkatan imunitas tubuh. Sistem imun merupakan pertahanan kompleks tubuh terhadap berbagai ancaman eksternal, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam buah ini, seperti flavonoid, alkaloid, dan saponin, diduga berperan dalam memperkuat respons imun melalui beberapa mekanisme.

Pertama, kandungan antioksidan dalam buah ini dapat membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas, sebagai produk sampingan metabolisme seluler dan paparan lingkungan, dapat melemahkan fungsi sel-sel imun, seperti limfosit (sel T dan sel B) dan sel fagosit (makrofag dan neutrofil). Dengan menetralisir radikal bebas, antioksidan membantu menjaga integritas dan efisiensi sel-sel imun dalam menjalankan tugasnya.

Kedua, beberapa penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak buah ini dapat merangsang produksi sel-sel imun tertentu, atau meningkatkan aktivitas sel-sel imun yang sudah ada. Misalnya, ekstrak tersebut dapat meningkatkan produksi interferon, protein yang berperan penting dalam melawan infeksi virus. Selain itu, ekstrak buah ini juga dapat meningkatkan aktivitas sel Natural Killer (NK), sel imun yang bertugas menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus atau sel kanker.

Ketiga, potensi anti-inflamasi dari buah ini juga dapat berperan dalam mendukung fungsi imun. Peradangan kronis dapat menekan sistem imun, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Dengan meredakan peradangan, senyawa-senyawa anti-inflamasi dalam buah ini dapat membantu mengembalikan keseimbangan imun dan meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan penyakit.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung klaim peningkatan imunitas tubuh oleh buah ini masih terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut pada manusia. Efektivitas dan keamanannya dalam konteks ini belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, konsumsi buah ini sebagai upaya meningkatkan imunitas tubuh harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan langkah-langkah pencegahan penyakit yang sudah terbukti efektif, seperti vaksinasi, menjaga kebersihan diri, dan menerapkan pola hidup sehat.

Menurunkan Tekanan Darah

Buah mahkota dewa, dalam beberapa penelitian awal, menunjukkan potensi dalam membantu menurunkan tekanan darah. Kondisi tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke. Mekanisme yang mendasari efek hipotensif (penurun tekanan darah) dari buah ini masih memerlukan kajian mendalam, namun beberapa faktor diperkirakan berperan:

  • Efek Diuretik: Beberapa senyawa dalam buah ini mungkin memiliki efek diuretik ringan, yaitu meningkatkan produksi urin. Peningkatan ekskresi cairan dapat membantu mengurangi volume darah, yang pada gilirannya dapat menurunkan tekanan darah.
  • Vasodilatasi: Kandungan tertentu dalam buah ini berpotensi menyebabkan vasodilatasi, yaitu pelebaran pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah mengurangi resistensi aliran darah, sehingga jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa darah, dan tekanan darah pun menurun.
  • Aktivitas Antioksidan: Stres oksidatif, yang disebabkan oleh radikal bebas, dapat berkontribusi pada disfungsi endotel, lapisan sel yang melapisi pembuluh darah. Disfungsi endotel dapat memicu vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) dan meningkatkan tekanan darah. Sifat antioksidan dari buah ini dapat membantu melindungi endotel dari kerusakan oksidatif, sehingga menjaga fungsi pembuluh darah yang optimal dan membantu menurunkan tekanan darah.
  • Efek pada Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS): Sistem RAAS berperan penting dalam mengatur tekanan darah. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam buah ini mungkin memengaruhi aktivitas RAAS, sehingga membantu menurunkan tekanan darah.

Meskipun demikian, penting untuk ditekankan bahwa bukti ilmiah yang mendukung efek penurun tekanan darah dari buah mahkota dewa masih terbatas dan memerlukan penelitian klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik. Penggunaan buah ini sebagai upaya menurunkan tekanan darah tidak boleh menggantikan pengobatan hipertensi yang diresepkan oleh dokter. Penderita hipertensi sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis profesional sebelum mengonsumsi buah ini, terutama jika sedang menjalani pengobatan dengan obat-obatan antihipertensi, karena interaksi obat dapat terjadi. Konsumsi berlebihan juga perlu dihindari karena dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dosis yang aman dan efektif, serta untuk memahami sepenuhnya mekanisme aksi buah ini dalam menurunkan tekanan darah.

Melawan Sel Kanker

Potensi buah mahkota dewa dalam melawan sel kanker menjadi area penelitian yang menarik, meskipun masih memerlukan validasi ilmiah yang lebih kuat. Beberapa studi in vitro (di laboratorium) dan in vivo (pada hewan) mengindikasikan bahwa ekstrak buah ini mengandung senyawa-senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Mekanisme yang mungkin terlibat meliputi:

  • Induksi Apoptosis (Kematian Sel Terprogram): Beberapa senyawa dalam buah mahkota dewa dapat memicu apoptosis pada sel kanker. Apoptosis adalah proses kematian sel terprogram yang merupakan mekanisme alami tubuh untuk menghilangkan sel-sel yang rusak atau abnormal. Dengan menginduksi apoptosis, senyawa-senyawa ini dapat membantu menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel-sel sehat di sekitarnya.
  • Inhibisi Angiogenesis: Angiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah baru yang penting bagi pertumbuhan dan penyebaran tumor. Senyawa-senyawa tertentu dalam buah ini diduga dapat menghambat angiogenesis, sehingga membatasi suplai nutrisi ke tumor dan menghambat pertumbuhannya.
  • Aktivitas Antioksidan: Stres oksidatif, yang disebabkan oleh radikal bebas, dapat berperan dalam perkembangan kanker. Kandungan antioksidan yang tinggi dalam buah mahkota dewa berpotensi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif, sehingga mengurangi risiko mutasi DNA yang dapat memicu kanker.
  • Modulasi Siklus Sel: Siklus sel adalah serangkaian peristiwa yang mengarah pada pembelahan sel. Beberapa senyawa dalam buah mahkota dewa dapat mengganggu siklus sel sel kanker, menghentikan pembelahan sel dan mencegah pertumbuhan tumor.

Penting untuk ditekankan bahwa penelitian yang ada masih bersifat awal dan sebagian besar dilakukan di laboratorium atau pada hewan. Efektivitas dan keamanan buah mahkota dewa dalam pengobatan kanker pada manusia belum terbukti secara definitif melalui uji klinis yang terkontrol dengan baik. Penggunaan buah ini sebagai bagian dari upaya melawan kanker harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan selalu di bawah pengawasan tenaga medis profesional. Buah mahkota dewa tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan kanker konvensional, seperti kemoterapi, radioterapi, atau operasi. Lebih lanjut, interaksi antara senyawa dalam buah ini dengan obat-obatan kemoterapi perlu dipertimbangkan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi buah mahkota dewa dalam pengobatan kanker, serta untuk menentukan dosis yang aman dan efektif, serta untuk mengidentifikasi jenis kanker yang paling mungkin merespon terhadap pengobatan dengan buah ini.

Mempercepat Penyembuhan Luka

Ekstrak dari buah yang dikenal dengan nama mahkota dewa berpotensi mempercepat proses penyembuhan luka, sebuah khasiat yang menarik perhatian dalam pengobatan tradisional. Kemampuan ini diyakini berasal dari interaksi kompleks antara berbagai senyawa aktif yang terkandung di dalamnya dengan mekanisme biologis tubuh yang terlibat dalam perbaikan jaringan.

Salah satu faktor kunci adalah keberadaan senyawa anti-inflamasi. Luka, pada dasarnya, adalah respons inflamasi tubuh terhadap kerusakan jaringan. Senyawa anti-inflamasi membantu meredakan peradangan yang berlebihan di sekitar luka, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi proses penyembuhan. Dengan mengurangi pembengkakan, nyeri, dan kemerahan, tubuh dapat mengalihkan lebih banyak sumber daya untuk memperbaiki jaringan yang rusak.

Selain itu, senyawa antioksidan dalam buah ini memainkan peran penting. Proses penyembuhan luka melibatkan produksi radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel di sekitar luka dan memperlambat proses perbaikan. Antioksidan membantu menetralkan radikal bebas, melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif, dan mempercepat pembentukan jaringan baru.

Lebih lanjut, beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak buah ini dapat merangsang produksi kolagen, protein struktural utama yang menyusun jaringan ikat. Kolagen berperan penting dalam memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit dan jaringan lainnya. Peningkatan produksi kolagen dapat mempercepat penutupan luka dan mengurangi risiko terbentuknya jaringan parut yang berlebihan.

Namun, perlu ditekankan bahwa penelitian mengenai efek buah mahkota dewa terhadap penyembuhan luka masih terbatas, dan sebagian besar penelitian dilakukan pada hewan atau di laboratorium. Uji klinis pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya dalam mempercepat penyembuhan berbagai jenis luka. Dosis yang tepat dan metode aplikasi yang optimal juga perlu ditentukan melalui penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, pemanfaatan buah ini untuk mempercepat penyembuhan luka harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak menggantikan perawatan medis standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional.

Tips Pemanfaatan Optimal

Pemanfaatan tanaman obat tradisional membutuhkan pemahaman yang baik agar manfaat yang diharapkan dapat tercapai secara optimal dan meminimalkan potensi risiko. Berikut adalah beberapa panduan penting yang perlu diperhatikan:

Tip 1: Identifikasi yang Tepat
Pastikan identifikasi tanaman yang akan digunakan sudah benar. Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal karena tanaman yang berbeda dapat memiliki kandungan dan efek yang berbeda pula. Konsultasikan dengan ahli botani atau herbalis berpengalaman jika diperlukan.

Tip 2: Perhatikan Dosis
Dosis yang tepat sangat penting untuk mencapai efek terapeutik yang diinginkan tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan. Mulailah dengan dosis rendah dan secara bertahap tingkatkan jika diperlukan, sambil terus memantau respons tubuh. Konsultasikan dengan ahli herbal atau tenaga medis untuk menentukan dosis yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.

Tip 3: Perhatikan Cara Pengolahan
Cara pengolahan dapat memengaruhi kandungan senyawa aktif dalam tanaman. Beberapa senyawa mungkin lebih mudah larut dalam air panas, sementara yang lain mungkin membutuhkan pelarut organik. Ikuti petunjuk pengolahan yang benar atau konsultasikan dengan ahli herbal untuk memastikan senyawa aktif diekstraksi secara optimal.

Tip 4: Perhatikan Interaksi dengan Obat Lain
Tanaman obat dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Interaksi ini dapat meningkatkan atau mengurangi efek obat, atau bahkan menimbulkan efek samping yang berbahaya. Informasikan kepada dokter mengenai penggunaan tanaman obat, terutama jika sedang menjalani pengobatan medis.

Tip 5: Perhatikan Kualitas dan Sumber
Kualitas tanaman obat dapat bervariasi tergantung pada kondisi pertumbuhan, metode panen, dan penyimpanan. Pastikan tanaman diperoleh dari sumber yang terpercaya dan disimpan dengan benar untuk menjaga kualitasnya. Hindari penggunaan tanaman yang sudah berjamur atau menunjukkan tanda-tanda kerusakan.

Tip 6: Konsultasikan dengan Tenaga Medis
Pemanfaatan tanaman obat sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari pendekatan perawatan kesehatan yang komprehensif, dan tidak menggantikan pengobatan medis yang sudah ada. Konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis profesional untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.

Dengan memahami dan menerapkan panduan ini, potensi manfaat dari pemanfaatan tanaman obat dapat dioptimalkan, sementara risiko efek samping dapat diminimalkan. Pendekatan yang hati-hati dan terinformasi adalah kunci untuk memanfaatkan kekayaan alam ini secara bertanggung jawab.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Evaluasi terhadap potensi khasiat mahkota dewa melibatkan tinjauan sistematis terhadap berbagai penelitian ilmiah yang telah dilakukan. Sebagian besar studi awal berfokus pada identifikasi senyawa aktif yang terkandung di dalam buah ini, seperti flavonoid, alkaloid, dan saponin. Penelitian in vitro (di laboratorium) telah menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman ini memiliki aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, dan bahkan sitotoksik (berpotensi membunuh sel kanker) terhadap beberapa jenis sel kanker.

Studi pada hewan juga memberikan beberapa indikasi yang menjanjikan. Misalnya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak tanaman ini dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada hewan percobaan yang menderita diabetes. Penelitian lain menunjukkan bahwa ekstrak tersebut dapat membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan luka pada hewan. Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil penelitian pada hewan tidak selalu dapat diterjemahkan secara langsung ke manusia.

Studi klinis pada manusia masih sangat terbatas. Beberapa studi kecil telah dilakukan untuk mengevaluasi efek tanaman ini terhadap kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi dan diabetes. Namun, hasil studi-studi ini seringkali tidak konsisten dan memerlukan konfirmasi lebih lanjut melalui penelitian yang lebih besar dan terkontrol dengan baik. Terdapat pula laporan kasus yang mendokumentasikan pengalaman individu yang menggunakan tanaman ini untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan. Akan tetapi, laporan kasus tidak dapat dianggap sebagai bukti ilmiah yang kuat karena tidak melibatkan kelompok kontrol dan rentan terhadap bias.

Interpretasi terhadap bukti yang ada memerlukan kehati-hatian. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan potensi manfaat, penting untuk diingat bahwa masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Diperlukan lebih banyak penelitian klinis yang ketat untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan tanaman ini dalam pengobatan berbagai kondisi kesehatan. Konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat disarankan sebelum menggunakan tanaman ini sebagai bagian dari rencana perawatan kesehatan.