Intip 7 Manfaat Daun Seledri yang Jarang Diketahui!
Rabu, 16 Juli 2025 oleh journal
Tumbuhan seledri, khususnya bagian daunnya, menawarkan berbagai khasiat bagi kesehatan. Konsumsi bagian hijau ini dapat memberikan asupan nutrisi penting, membantu menjaga tekanan darah, serta berpotensi meredakan peradangan dalam tubuh. Kandungan antioksidan di dalamnya juga berperan dalam menangkal radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh.
Daun seledri, seringkali dianggap sebagai pelengkap masakan, ternyata menyimpan potensi kesehatan yang signifikan. Penelitian menunjukkan kandungan senyawa aktif di dalamnya memberikan efek positif bagi tubuh.
Menurut Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis, "Konsumsi daun seledri secara teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan jantung dan membantu mengontrol tekanan darah. Kandungan antioksidannya juga berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan."
Senyawa aktif seperti apigenin dan luteolin yang terkandung dalam sayuran hijau ini memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Apigenin, misalnya, telah diteliti karena potensinya dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Luteolin juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Untuk mendapatkan manfaat optimal, disarankan untuk mengonsumsi daun seledri dalam keadaan segar sebagai lalapan, ditambahkan ke dalam sup, atau diolah menjadi jus. Namun, penting untuk diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping tertentu, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi tetap disarankan untuk mendapatkan panduan yang tepat.
Apa Manfaat Daun Seledri
Daun seledri, sebagai bagian dari tumbuhan seledri, memiliki beragam manfaat yang signifikan bagi kesehatan. Memahami manfaat-manfaat utama ini penting untuk memaksimalkan potensi positifnya dalam mendukung kesehatan tubuh.
- Menurunkan tekanan darah
- Antioksidan kuat
- Melawan peradangan
- Meningkatkan pencernaan
- Menjaga kesehatan jantung
- Mencegah kanker
- Sumber vitamin K
Manfaat daun seledri meliputi penurunan tekanan darah melalui kandungan phthalides, yang membantu merelaksasi otot-otot di sekitar pembuluh darah. Sebagai antioksidan, daun seledri melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Sifat anti-inflamasinya meredakan peradangan kronis, sementara kandungan seratnya mendukung sistem pencernaan. Konsumsi rutin dapat berkontribusi pada kesehatan jantung dan pencegahan beberapa jenis kanker. Selain itu, daun seledri merupakan sumber vitamin K yang penting untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang.
Menurunkan Tekanan Darah
Kemampuan untuk menurunkan tekanan darah merupakan salah satu khasiat signifikan dari konsumsi daun seledri. Kandungan senyawa aktif di dalamnya berperan dalam mekanisme biologis yang berkontribusi pada regulasi tekanan darah yang lebih sehat.
- Kandungan Phthalides
Phthalides, senyawa organik yang ditemukan dalam daun seledri, memiliki efek relaksan pada jaringan otot polos di dinding pembuluh darah. Relaksasi ini memungkinkan pembuluh darah untuk melebar, sehingga mengurangi resistensi aliran darah dan menurunkan tekanan darah secara keseluruhan. Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi seledri secara teratur dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada individu dengan hipertensi ringan hingga sedang.
- Efek Diuretik Alami
Daun seledri memiliki sifat diuretik ringan, yang berarti dapat membantu tubuh membuang kelebihan cairan dan natrium melalui urin. Pengurangan volume cairan dalam tubuh secara langsung berkontribusi pada penurunan tekanan darah. Efek diuretik ini bekerja secara alami dan lembut, berbeda dengan diuretik farmasi yang lebih kuat.
- Kandungan Kalium
Daun seledri merupakan sumber kalium yang baik. Kalium adalah mineral penting yang membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Keseimbangan kalium dan natrium sangat penting untuk menjaga tekanan darah yang sehat. Kalium membantu mengurangi efek natrium dalam meningkatkan tekanan darah.
- Mengurangi Stres Oksidatif
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Daun seledri kaya akan antioksidan yang membantu menetralkan radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif, sehingga mendukung kesehatan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
- Efek Anti-inflamasi
Peradangan kronis dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko hipertensi. Senyawa anti-inflamasi dalam daun seledri membantu mengurangi peradangan di seluruh tubuh, termasuk di dalam sistem kardiovaskular, yang berkontribusi pada penurunan tekanan darah.
Secara keseluruhan, berbagai mekanisme yang terlibat dalam efek penurunan tekanan darah dari daun seledri menunjukkan potensi sayuran ini sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan kardiovaskular. Meskipun demikian, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan daun seledri sebagai pengobatan tunggal untuk hipertensi, terutama bagi individu yang sudah mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah.
Antioksidan Kuat
Kandungan antioksidan yang kuat dalam daun seledri merupakan aspek krusial yang mendasari banyak manfaat kesehatan yang ditawarkannya. Kemampuan untuk menetralkan radikal bebas memainkan peran penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mengurangi risiko berbagai penyakit kronis.
- Perlindungan Seluler Terhadap Kerusakan Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak sel, DNA, dan protein, berkontribusi pada proses penuaan dan perkembangan penyakit seperti kanker, penyakit jantung, dan Alzheimer. Daun seledri mengandung berbagai senyawa antioksidan yang bekerja menetralkan radikal bebas ini, mencegah kerusakan oksidatif, dan menjaga integritas seluler.
- Senyawa Antioksidan Utama: Flavonoid dan Vitamin C
Daun seledri kaya akan flavonoid, seperti apigenin dan luteolin, yang merupakan antioksidan kuat dengan sifat anti-inflamasi. Selain itu, kandungan vitamin C dalam daun seledri juga berperan sebagai antioksidan yang larut dalam air, melindungi sel-sel dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas di lingkungan berair dalam tubuh.
- Mengurangi Risiko Penyakit Kronis
Dengan menetralkan radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif, antioksidan dalam daun seledri berkontribusi pada penurunan risiko penyakit kronis. Perlindungan terhadap kerusakan seluler dapat membantu mencegah perkembangan kanker, penyakit jantung, diabetes, dan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
- Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh
Antioksidan berperan penting dalam mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh. Dengan melindungi sel-sel kekebalan dari kerusakan oksidatif, daun seledri membantu menjaga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
- Efek Anti-penuaan
Stres oksidatif merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi pada proses penuaan. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan dalam daun seledri dapat membantu memperlambat proses penuaan dan menjaga kesehatan kulit, rambut, dan organ tubuh secara keseluruhan.
- Meningkatkan Kesehatan Kardiovaskular
Antioksidan membantu mencegah oksidasi kolesterol LDL ("kolesterol jahat"), yang merupakan langkah awal dalam pembentukan plak di arteri. Dengan mencegah oksidasi LDL, daun seledri dapat membantu menjaga kesehatan arteri dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Keberadaan antioksidan yang kuat dalam daun seledri menggarisbawahi nilai nutrisinya sebagai bagian dari diet sehat. Konsumsi rutin daun seledri, sebagai bagian dari pola makan seimbang, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif dan mengurangi risiko berbagai penyakit kronis, menjadikannya tambahan yang berharga untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Melawan Peradangan
Salah satu khasiat penting tumbuhan seledri, khususnya bagian daunnya, terletak pada kemampuannya meredakan peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis, yang seringkali tidak disadari, merupakan akar dari berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung, diabetes, artritis, dan bahkan beberapa jenis kanker. Senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam bagian hijau ini bekerja secara sinergis untuk menekan respons inflamasi dan melindungi jaringan tubuh dari kerusakan.
Kandungan antioksidan yang melimpah, seperti flavonoid (terutama apigenin dan luteolin) serta vitamin C, berperan krusial dalam menetralkan radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang memicu peradangan dengan merusak sel-sel dan memicu respons imun yang berlebihan. Dengan menstabilkan radikal bebas, senyawa-senyawa antioksidan ini membantu memutus siklus peradangan.
Selain itu, beberapa senyawa unik dalam sayuran ini memiliki efek langsung pada jalur-jalur inflamasi tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa apigenin, misalnya, dapat menghambat produksi sitokin pro-inflamasi, yaitu molekul-molekul yang memicu dan memperkuat respons peradangan. Dengan menekan produksi sitokin ini, daun seledri membantu menenangkan sistem imun dan mengurangi peradangan.
Efek anti-inflamasi dari tumbuhan ini juga dapat berkontribusi pada perbaikan kondisi-kondisi peradangan spesifik, seperti artritis. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak seledri dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan pada sendi. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini, potensi tersebut menjanjikan.
Penting untuk dicatat bahwa efek anti-inflamasi ini paling optimal ketika daun seledri dikonsumsi sebagai bagian dari diet yang sehat dan seimbang. Mengintegrasikan sayuran ini ke dalam pola makan sehari-hari, bersama dengan makanan anti-inflamasi lainnya, dapat membantu mengelola peradangan kronis dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Meningkatkan pencernaan
Keterkaitan antara konsumsi daun seledri dan peningkatan fungsi pencernaan terletak pada beberapa faktor kunci yang memengaruhi kesehatan saluran cerna. Daun seledri mengandung serat, baik serat larut maupun tidak larut, yang berperan penting dalam mengatur proses pencernaan. Serat larut membantu memperlambat penyerapan gula dan kolesterol, sementara serat tidak larut menambahkan volume pada tinja, memfasilitasi pergerakan usus yang lebih lancar dan mencegah konstipasi.
Selain serat, daun seledri juga mengandung air yang cukup tinggi. Hidrasi yang adekuat sangat penting untuk menjaga konsistensi tinja yang optimal dan mencegah dehidrasi yang dapat memperburuk masalah pencernaan. Kandungan air ini membantu melunakkan tinja, sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.
Lebih lanjut, senyawa-senyawa tertentu dalam daun seledri dapat merangsang produksi enzim pencernaan. Enzim-enzim ini, seperti amilase, protease, dan lipase, membantu memecah karbohidrat, protein, dan lemak menjadi molekul yang lebih kecil dan mudah diserap oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim pencernaan dapat meningkatkan efisiensi proses pencernaan dan mengurangi risiko gangguan pencernaan seperti kembung, gas, dan dispepsia.
Efek anti-inflamasi yang dimiliki daun seledri juga berperan dalam meningkatkan kesehatan pencernaan. Peradangan kronis pada saluran cerna dapat mengganggu fungsi normal usus dan menyebabkan berbagai masalah pencernaan. Dengan meredakan peradangan, daun seledri membantu memulihkan fungsi usus yang sehat dan mengurangi gejala-gejala gangguan pencernaan.
Secara keseluruhan, kombinasi serat, air, stimulasi enzim pencernaan, dan efek anti-inflamasi menjadikan konsumsi daun seledri bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan pencernaan secara menyeluruh. Integrasi daun seledri ke dalam diet seimbang dapat membantu menjaga kelancaran proses pencernaan, mencegah gangguan pencernaan, dan meningkatkan penyerapan nutrisi.
Menjaga Kesehatan Jantung
Konsumsi seledri, khususnya daunnya, memiliki kaitan erat dengan pemeliharaan kesehatan jantung melalui beberapa mekanisme yang saling terkait. Efek sinergis dari berbagai kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif di dalamnya berkontribusi pada fungsi kardiovaskular yang optimal.
Salah satu mekanisme utama adalah kemampuannya dalam menurunkan tekanan darah. Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Senyawa phthalides yang terkandung dalam seledri membantu merelaksasi otot-otot di dinding pembuluh darah, sehingga meningkatkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah. Pengaturan tekanan darah yang efektif secara signifikan mengurangi beban kerja jantung dan risiko komplikasi kardiovaskular.
Selain itu, daun seledri kaya akan antioksidan, termasuk flavonoid dan vitamin C. Antioksidan berperan penting dalam mencegah oksidasi kolesterol LDL (lipoprotein densitas rendah), yang dikenal sebagai "kolesterol jahat". Oksidasi LDL merupakan langkah awal dalam pembentukan plak aterosklerosis di arteri, yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Dengan mencegah oksidasi LDL, antioksidan dalam daun seledri membantu menjaga kesehatan arteri dan mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
Efek anti-inflamasi juga memainkan peran penting. Peradangan kronis merupakan faktor kontributor utama dalam perkembangan penyakit jantung. Senyawa-senyawa anti-inflamasi dalam seledri membantu mengurangi peradangan di seluruh tubuh, termasuk di dalam sistem kardiovaskular. Pengurangan peradangan dapat melindungi pembuluh darah dari kerusakan dan mengurangi risiko pembentukan plak.
Kandungan kalium yang tinggi dalam seledri juga berkontribusi pada kesehatan jantung. Kalium merupakan mineral penting yang membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Keseimbangan kalium dan natrium yang tepat sangat penting untuk menjaga tekanan darah yang sehat dan fungsi jantung yang optimal. Kalium membantu mengurangi efek natrium dalam meningkatkan tekanan darah dan membantu menjaga ritme jantung yang teratur.
Terakhir, serat dalam daun seledri membantu menurunkan kadar kolesterol total dan LDL dalam darah. Serat larut mengikat kolesterol di saluran pencernaan dan mencegah penyerapannya ke dalam aliran darah. Penurunan kadar kolesterol secara signifikan mengurangi risiko penyakit jantung.
Secara keseluruhan, berbagai mekanisme yang terlibat dalam efek protektif terhadap jantung dari konsumsi daun seledri menunjukkan potensi sayuran ini sebagai bagian penting dari pendekatan holistik untuk menjaga kesehatan kardiovaskular. Integrasi seledri ke dalam diet seimbang, bersama dengan gaya hidup sehat lainnya, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.
Mencegah Kanker
Konsumsi bagian hijau tumbuhan seledri, khususnya daunnya, menunjukkan potensi dalam pencegahan kanker melalui beberapa mekanisme biologis yang kompleks. Senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya, bekerja secara sinergis untuk menghambat perkembangan sel kanker, mengurangi risiko metastasis, dan meningkatkan efektivitas pengobatan kanker konvensional.
Salah satu mekanisme utama adalah melalui kandungan antioksidannya yang tinggi. Daun seledri kaya akan flavonoid, seperti apigenin dan luteolin, serta vitamin C. Antioksidan ini menetralisir radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak DNA dan memicu mutasi yang mengarah pada perkembangan kanker. Dengan melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif, senyawa-senyawa ini membantu mencegah inisiasi kanker.
Apigenin, secara khusus, telah menjadi fokus penelitian intensif karena sifat antikankernya. Studi laboratorium dan penelitian pada hewan menunjukkan bahwa apigenin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker pada berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, kanker prostat, kanker usus besar, dan kanker paru-paru. Mekanismenya melibatkan induksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, penghambatan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang memberi makan tumor), dan modulasi jalur sinyal seluler yang terlibat dalam proliferasi dan metastasis kanker.
Selain itu, senyawa-senyawa dalam seledri dapat meningkatkan efektivitas pengobatan kanker konvensional, seperti kemoterapi dan radioterapi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa apigenin dapat membuat sel kanker lebih sensitif terhadap kemoterapi, sehingga mengurangi resistensi obat dan meningkatkan hasil pengobatan. Senyawa ini juga dapat membantu melindungi sel-sel sehat dari efek samping kemoterapi dan radioterapi.
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek antikanker dari bagian hijau tumbuhan ini pada manusia, bukti yang ada menunjukkan bahwa konsumsinya, sebagai bagian dari diet seimbang dan gaya hidup sehat, dapat berkontribusi pada pencegahan kanker dan meningkatkan hasil pengobatan kanker. Integrasi bagian tumbuhan ini ke dalam pola makan sehari-hari, bersama dengan makanan nabati lainnya yang kaya akan antioksidan dan fitokimia, merupakan pendekatan yang menjanjikan untuk mengurangi risiko kanker dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Sumber Vitamin K
Keberadaan vitamin K dalam seledri, khususnya daunnya, memberikan dimensi penting dalam memahami khasiat sayuran ini bagi kesehatan. Vitamin K, yang larut dalam lemak, memainkan peran krusial dalam berbagai proses biologis, terutama terkait pembekuan darah dan kesehatan tulang.
- Pembekuan Darah yang Optimal
Vitamin K esensial untuk sintesis protein-protein pembekuan darah, yang dikenal sebagai faktor koagulasi. Protein-protein ini bekerja secara berurutan dalam kaskade kompleks untuk menghentikan pendarahan. Asupan vitamin K yang cukup memastikan bahwa proses pembekuan darah berfungsi dengan baik, mencegah pendarahan berlebihan dan mempercepat penyembuhan luka. Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan gangguan pembekuan darah dan meningkatkan risiko pendarahan.
- Kesehatan Tulang yang Terjaga
Vitamin K juga berperan dalam menjaga kesehatan tulang. Vitamin ini membantu mengarahkan kalsium ke tulang dan meningkatkan kepadatan tulang. Asupan vitamin K yang cukup dapat membantu mencegah osteoporosis, kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan rentan patah. Vitamin K bekerja sama dengan vitamin D dan mineral lain, seperti kalsium dan magnesium, untuk menjaga tulang tetap kuat dan sehat.
- Perlindungan Terhadap Penyakit Kardiovaskular
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin K dapat membantu mencegah kalsifikasi arteri, yaitu penumpukan kalsium di dinding arteri. Kalsifikasi arteri dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Dengan mencegah kalsifikasi arteri, vitamin K dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
- Mendukung Fungsi Seluler
Vitamin K juga terlibat dalam berbagai proses seluler, termasuk pertumbuhan sel, diferensiasi sel, dan apoptosis (kematian sel terprogram). Peran vitamin K dalam proses-proses seluler ini menunjukkan bahwa vitamin ini penting untuk menjaga kesehatan sel secara keseluruhan dan mencegah perkembangan penyakit kronis.
Dengan demikian, kandungan vitamin K yang signifikan dalam seledri menjadikannya kontributor penting bagi berbagai aspek kesehatan. Peran sentralnya dalam pembekuan darah, kesehatan tulang, dan potensi perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular menggarisbawahi nilai nutrisi seledri sebagai bagian dari diet seimbang yang mendukung kesehatan secara menyeluruh.
Tips Memaksimalkan Khasiat Daun Seledri
Pemanfaatan sayuran hijau ini sebagai bagian dari gaya hidup sehat memerlukan pemahaman tentang cara-cara optimal untuk memperoleh manfaatnya.
Tip 1: Konsumsi dalam Keadaan Segar
Senyawa aktif, terutama antioksidan, lebih stabil dalam keadaan segar. Upayakan mengonsumsi bagian hijau ini sebagai lalapan, campuran salad, atau jus segar untuk mempertahankan kandungan nutrisinya secara maksimal. Proses pemasakan yang berlebihan dapat mengurangi kadar senyawa-senyawa bermanfaat tersebut.
Tip 2: Variasikan Cara Konsumsi
Selain dikonsumsi mentah, bagian tumbuhan ini dapat ditambahkan ke dalam sup, tumisan, atau hidangan berkuah lainnya. Memvariasikan cara konsumsi membantu mencegah kebosanan dan memastikan asupan nutrisi yang lebih beragam dari sumber makanan lain.
Tip 3: Perhatikan Porsi Konsumsi
Meskipun bermanfaat, konsumsi berlebihan dapat memicu efek samping tertentu, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan. Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk menentukan porsi yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Tip 4: Kombinasikan dengan Makanan Sehat Lainnya
Khasiat tumbuhan ini akan semakin optimal jika dikombinasikan dengan makanan sehat lainnya yang kaya akan nutrisi dan antioksidan. Pola makan seimbang yang mencakup berbagai jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak akan memberikan manfaat kesehatan yang lebih komprehensif.
Penerapan tips ini secara konsisten dapat membantu memaksimalkan potensi kesehatan yang ditawarkan oleh sayuran hijau ini, mendukung kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah, dan memberikan perlindungan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Efek fisiologis dari konsumsi ekstrak tanaman Apium graveolens telah menjadi subjek penelitian intensif, khususnya terkait potensi manfaatnya dalam modulasi tekanan darah dan peradangan sistemik. Beberapa studi kasus menyoroti hasil positif pada individu dengan hipertensi ringan hingga sedang yang mengonsumsi ekstrak tersebut secara teratur. Perbaikan signifikan dalam parameter tekanan darah sistolik dan diastolik tercatat dalam beberapa periode observasi.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Food (2013) meneliti efek ekstrak Apium graveolens pada tekanan darah pada model hewan. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas hipotensi, diduga karena kandungan phthalides yang dapat melemaskan otot polos pembuluh darah. Studi lain, yang diterbitkan dalam Pharmacognosy Magazine (2016), menginvestigasi efek anti-inflamasi ekstrak Apium graveolens pada model tikus yang diinduksi peradangan. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak tersebut secara signifikan mengurangi kadar penanda inflamasi, seperti TNF- dan IL-6.
Meskipun hasil studi-studi ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian dilakukan pada model hewan atau dengan menggunakan ekstrak terkonsentrasi. Penelitian lebih lanjut pada manusia, dengan menggunakan metodologi yang ketat dan ukuran sampel yang lebih besar, diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat-manfaat ini dan menentukan dosis optimal serta profil keamanan. Kontroversi juga muncul terkait mekanisme kerja yang tepat, dengan beberapa peneliti berpendapat bahwa efeknya mungkin multifaktorial, melibatkan interaksi kompleks antara berbagai senyawa bioaktif yang terkandung dalam tanaman.
Evaluasi kritis terhadap bukti ilmiah yang ada, termasuk studi kasus dan uji klinis yang terkontrol, sangat penting untuk memahami potensi manfaat dan keterbatasan konsumsi tanaman Apium graveolens. Pembaca dianjurkan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada diet atau rejimen pengobatan mereka berdasarkan informasi yang disajikan di sini.