Intip 7 Manfaat Daun Alpukat yang Bikin Kamu Penasaran!

Kamis, 14 Agustus 2025 oleh journal

Daun alpukat, yang seringkali diabaikan, ternyata menyimpan potensi khasiat bagi kesehatan. Bagian tanaman ini dipercaya memiliki kandungan senyawa aktif yang dapat memberikan efek positif bagi tubuh. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa ekstrak dari dedaunan pohon alpukat dapat membantu menurunkan tekanan darah, meredakan peradangan, serta berpotensi sebagai agen antioksidan. Pemanfaatan tradisional daun alpukat seringkali melibatkan perebusan untuk menghasilkan minuman herbal yang dipercaya memberikan berbagai keuntungan kesehatan.

"Pemanfaatan daun alpukat sebagai terapi komplementer memang menunjukkan potensi yang menarik. Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara menyeluruh," ujar Dr. Amelia Rahayu, seorang ahli gizi klinis.

Intip 7 Manfaat Daun Alpukat yang Bikin Kamu Penasaran!

Dr. Rahayu menambahkan, "Masyarakat perlu berhati-hati dan tidak menjadikan rebusan daun alpukat sebagai pengganti pengobatan medis yang sudah terbukti. Konsultasi dengan dokter tetap merupakan langkah krusial sebelum mencoba pengobatan alternatif apa pun."

Terlepas dari potensi manfaatnya, penggunaan dedaunan pohon alpukat untuk kesehatan memerlukan pemahaman yang cermat. Beberapa penelitian menunjukkan adanya senyawa aktif seperti flavonoid dan quercetin dalam daun alpukat. Senyawa-senyawa ini dikenal memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Secara tradisional, rebusan daun alpukat dipercaya membantu menurunkan tekanan darah dan meredakan nyeri. Namun, perlu diingat bahwa dosis yang tepat dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, penggunaan secara bijak dan konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum mengonsumsi rebusan tersebut secara rutin.

Apa Manfaat Daun Alpukat

Daun alpukat menyimpan potensi terapeutik yang signifikan. Penelitian awal dan penggunaan tradisional menunjukkan berbagai manfaat kesehatan yang mungkin didapatkan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:

  • Tekanan darah terkontrol
  • Antioksidan alami
  • Peradangan berkurang
  • Nyeri mereda
  • Pencernaan lancar
  • Kadar gula stabil
  • Imunitas meningkat

Manfaat-manfaat di atas berasal dari kandungan senyawa aktif dalam daun alpukat, seperti flavonoid dan quercetin. Sebagai contoh, sifat antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara efek anti-inflamasi dapat meredakan kondisi seperti arthritis. Lebih lanjut, senyawa dalam daun alpukat dapat memengaruhi metabolisme glukosa, berpotensi membantu pengelolaan diabetes. Walaupun menjanjikan, penggunaan daun alpukat sebagai pengobatan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Tekanan Darah Terkontrol

Pengelolaan tekanan darah merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan kardiovaskular. Konsumsi daun alpukat secara tradisional dikaitkan dengan potensi efek hipotensif, menjadikannya topik yang relevan dalam pembahasan mengenai khasiatnya.

  • Kandungan Kalium

    Daun alpukat mengandung kalium, mineral penting yang berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Kalium membantu menetralkan efek natrium, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Asupan kalium yang cukup mendukung relaksasi dinding pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah secara keseluruhan.

  • Aktivitas Antioksidan

    Stres oksidatif berkontribusi pada disfungsi endotelial, lapisan dalam pembuluh darah. Daun alpukat mengandung senyawa antioksidan seperti flavonoid dan polifenol yang dapat melindungi sel-sel endotelial dari kerusakan akibat radikal bebas. Dengan demikian, fungsi pembuluh darah terjaga dan tekanan darah dapat lebih terkontrol.

  • Efek Diuretik

    Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat memiliki efek diuretik ringan. Diuretik membantu tubuh membuang kelebihan natrium dan air melalui urin, yang dapat menurunkan volume darah dan tekanan pada dinding arteri. Namun, efek ini perlu dikonfirmasi lebih lanjut melalui penelitian pada manusia.

  • Relaksasi Otot Polos

    Senyawa tertentu dalam daun alpukat berpotensi menyebabkan relaksasi otot polos di dinding pembuluh darah. Relaksasi ini melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi), sehingga aliran darah menjadi lebih lancar dan tekanan darah menurun. Mekanisme ini serupa dengan cara kerja beberapa obat antihipertensi.

  • Pengaruh pada Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS)

    RAAS merupakan sistem hormonal kompleks yang berperan penting dalam mengatur tekanan darah. Belum ada bukti langsung bahwa daun alpukat secara signifikan memengaruhi RAAS. Namun, potensi interaksi antara senyawa dalam daun alpukat dengan komponen RAAS perlu dieksplorasi lebih lanjut dalam penelitian di masa depan.

Meskipun konsumsi daun alpukat secara tradisional dikaitkan dengan penurunan tekanan darah, bukti ilmiah yang kuat masih terbatas. Penting untuk diingat bahwa daun alpukat bukan pengganti pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter. Individu dengan tekanan darah tinggi sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan daun alpukat sebagai terapi komplementer, dan tetap mematuhi rencana perawatan yang telah ditetapkan.

Antioksidan Alami

Kandungan antioksidan alami yang terdapat dalam dedaunan pohon alpukat memberikan kontribusi signifikan terhadap potensi khasiat kesehatan yang dikaitkan dengannya. Senyawa-senyawa antioksidan ini, seperti flavonoid dan polifenol, berperan krusial dalam menetralkan radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat memicu kerusakan sel dan berkontribusi terhadap berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif, sehingga mengurangi risiko terjadinya penyakit-penyakit tersebut. Keberadaan antioksidan dalam bagian tanaman ini menjadi salah satu faktor yang mendasari keyakinan terhadap manfaatnya dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme dan efektivitasnya.

Peradangan Berkurang

Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat berkontribusi pada berbagai penyakit serius. Potensi efek anti-inflamasi daun alpukat menjadikannya topik penting dalam pembahasan manfaat kesehatannya.

  • Inhibisi Mediator Inflamasi

    Ekstrak daun alpukat menunjukkan kemampuan untuk menghambat produksi mediator inflamasi, seperti sitokin pro-inflamasi (misalnya, TNF- dan IL-6). Dengan menekan produksi zat-zat ini, daun alpukat berpotensi meredakan respons peradangan yang berlebihan.

  • Aktivitas Antioksidan Melawan Radikal Bebas

    Radikal bebas dapat memicu dan memperburuk peradangan. Senyawa antioksidan dalam daun alpukat, seperti flavonoid dan quercetin, membantu menetralkan radikal bebas, sehingga mengurangi kerusakan sel dan peradangan.

  • Pengaruh pada Jalur Sinyal Inflamasi

    Penelitian awal mengindikasikan bahwa senyawa dalam daun alpukat dapat memengaruhi jalur sinyal inflamasi, seperti jalur NF-B. Dengan memodulasi jalur-jalur ini, daun alpukat berpotensi mengendalikan respons peradangan pada tingkat molekuler.

  • Potensi pada Kondisi Inflamasi Kronis

    Meskipun masih memerlukan penelitian lebih lanjut, potensi efek anti-inflamasi daun alpukat menjadikannya kandidat yang menarik untuk studi terkait kondisi inflamasi kronis, seperti arthritis, penyakit radang usus, dan penyakit kardiovaskular. Reduksi peradangan dapat membantu meringankan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.

Meskipun menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung efek anti-inflamasi daun alpukat masih terbatas, terutama pada penelitian pada manusia. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap merupakan langkah krusial sebelum menggunakan daun alpukat sebagai bagian dari strategi pengelolaan peradangan.

Nyeri Mereda

Potensi peredaan nyeri menjadi salah satu aspek menarik dari khasiat yang dikaitkan dengan dedaunan pohon alpukat. Tradisi penggunaan herbal seringkali menempatkan tanaman ini sebagai agen pereda rasa sakit alami, mendorong eksplorasi lebih lanjut mengenai mekanisme yang mendasarinya.

  • Aktivitas Anti-inflamasi sebagai Peredam Nyeri

    Peradangan seringkali menjadi akar penyebab rasa sakit. Senyawa anti-inflamasi dalam daun alpukat dapat membantu mengurangi peradangan pada jaringan yang terkena, sehingga meredakan nyeri yang berhubungan dengan kondisi seperti arthritis atau nyeri otot.

  • Efek Analgesik Potensial

    Beberapa penelitian awal menunjukkan adanya potensi efek analgesik (pereda nyeri) dari ekstrak daun alpukat. Mekanisme pastinya masih diteliti, namun diperkirakan melibatkan interaksi dengan sistem saraf yang mengatur persepsi rasa sakit.

  • Relaksasi Otot

    Kandungan tertentu dalam dedaunan ini dapat membantu merelaksasikan otot yang tegang atau kram. Relaksasi otot ini dapat mengurangi nyeri yang disebabkan oleh ketegangan otot, seperti sakit kepala tegang atau nyeri punggung bawah.

  • Pengaruh pada Neuropati

    Neuropati, atau kerusakan saraf, seringkali menyebabkan nyeri kronis. Meskipun penelitian masih terbatas, potensi efek antioksidan dan anti-inflamasi daun alpukat dapat membantu melindungi saraf dari kerusakan lebih lanjut, sehingga berpotensi mengurangi nyeri neuropatik.

  • Pemanfaatan Tradisional untuk Nyeri Sendi

    Dalam pengobatan tradisional, rebusan daun alpukat sering digunakan untuk meredakan nyeri sendi, terutama yang disebabkan oleh osteoarthritis. Efek anti-inflamasi dan analgesik ringan diyakini berperan dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas.

  • Peran Quercetin dalam Mengurangi Nyeri

    Quercetin, salah satu flavonoid yang ditemukan dalam daun alpukat, dikenal memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang kuat. Quercetin dapat membantu mengurangi produksi zat-zat kimia yang memicu rasa sakit dan peradangan, sehingga berkontribusi pada efek peredaan nyeri.

Meskipun potensi peredaan nyeri yang dikaitkan dengan dedaunan pohon alpukat menjanjikan, penting untuk diingat bahwa bukti ilmiah yang kuat masih diperlukan. Penggunaan sebagai terapi komplementer sebaiknya selalu dikonsultasikan dengan profesional kesehatan, dan tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang telah diresepkan.

Pencernaan Lancar

Salah satu potensi khasiat yang dikaitkan dengan pemanfaatan daun dari pohon alpukat adalah peningkatan fungsi pencernaan. Meskipun penelitian spesifik yang meneliti secara langsung pengaruh daun alpukat terhadap sistem pencernaan masih terbatas, beberapa mekanisme potensial dapat menjelaskan bagaimana bagian tanaman ini dapat berkontribusi pada kelancaran proses pencernaan.

Kandungan Serat: Meskipun belum diketahui secara pasti jumlah serat yang terkandung dalam daun alpukat, serat secara umum dikenal memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Serat membantu memperlancar pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus (mikrobiota usus).

Senyawa Anti-inflamasi: Beberapa senyawa dalam daun alpukat, seperti flavonoid, memiliki sifat anti-inflamasi. Peradangan pada saluran pencernaan dapat mengganggu proses pencernaan yang normal. Dengan mengurangi peradangan, senyawa-senyawa ini berpotensi membantu meredakan gejala seperti kembung, sakit perut, dan diare.

Potensi Efek Antimikroba: Beberapa penelitian in vitro (di laboratorium) menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat memiliki aktivitas antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri. Meskipun belum diketahui apakah efek ini signifikan dalam tubuh manusia, potensi ini dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus dengan menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

Stimulasi Produksi Enzim Pencernaan: Secara anekdot, beberapa pengguna tradisional melaporkan bahwa konsumsi rebusan daun alpukat dapat membantu meningkatkan nafsu makan dan mempermudah proses pencernaan. Hal ini mungkin terkait dengan stimulasi produksi enzim pencernaan, meskipun mekanisme ini belum terbukti secara ilmiah.

Penting untuk diingat bahwa efek daun alpukat pada pencernaan dapat bervariasi antar individu. Konsumsi berlebihan atau penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan sebelum menggunakan daun alpukat sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan kesehatan pencernaan.

Kadar Gula Stabil

Pengelolaan kadar gula darah yang stabil merupakan aspek penting dalam pencegahan dan pengendalian diabetes mellitus. Beberapa penelitian awal menunjukkan potensi daun alpukat dalam membantu menstabilkan kadar gula darah, meskipun mekanisme dan efektivitasnya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Beberapa mekanisme potensial yang mendasari efek ini meliputi:

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin: Insulin adalah hormon yang membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa (gula) dari darah. Resistensi insulin, kondisi di mana sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin, merupakan ciri khas diabetes tipe 2. Senyawa tertentu dalam daun alpukat diduga dapat meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga memungkinkan sel-sel tubuh menyerap glukosa lebih efisien dan menurunkan kadar gula darah.
  • Penghambatan Enzim -Amilase dan -Glukosidase: Enzim -amilase dan -glukosidase berperan dalam memecah karbohidrat menjadi glukosa. Penghambatan aktivitas enzim-enzim ini dapat memperlambat penyerapan glukosa ke dalam darah setelah makan, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah yang tiba-tiba. Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat memiliki potensi untuk menghambat aktivitas enzim-enzim ini.
  • Efek Antioksidan: Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, dapat berkontribusi pada resistensi insulin dan kerusakan sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin. Senyawa antioksidan dalam daun alpukat, seperti flavonoid, dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan melindungi sel-sel pankreas, sehingga mendukung produksi insulin yang optimal.
  • Pengaruh pada Metabolisme Glukosa: Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat dapat memengaruhi metabolisme glukosa di hati dan otot. Mekanisme pastinya masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi diperkirakan melibatkan regulasi enzim-enzim kunci yang terlibat dalam metabolisme glukosa.

Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang kuat mengenai efek daun alpukat terhadap kadar gula darah pada manusia masih terbatas. Individu dengan diabetes atau prediabetes sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menggunakan daun alpukat sebagai bagian dari rencana pengelolaan kadar gula darah mereka. Daun alpukat tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan medis yang telah diresepkan.

Imunitas meningkat

Peningkatan sistem kekebalan tubuh merupakan salah satu aspek kesehatan yang menarik perhatian terkait potensi manfaat dari dedaunan pohon alpukat. Meskipun penelitian langsung yang secara spesifik meneliti pengaruhnya terhadap sistem imun masih terbatas, beberapa mekanisme potensial dapat menjelaskan bagaimana konsumsi ekstrak atau olahan dari bagian tanaman ini dapat berkontribusi pada penguatan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Kandungan Antioksidan: Keberadaan senyawa antioksidan, seperti flavonoid dan polifenol, di dalam daun alpukat memainkan peran penting dalam melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Stres oksidatif, yang disebabkan oleh radikal bebas, dapat melemahkan fungsi sel-sel imun dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu menjaga integritas dan efisiensi sel-sel imun.

Efek Anti-inflamasi: Peradangan kronis dapat menekan fungsi sistem imun. Senyawa anti-inflamasi dalam daun alpukat berpotensi membantu mengurangi peradangan kronis, sehingga memungkinkan sistem imun berfungsi lebih optimal. Pengurangan peradangan kronis dapat membebaskan sumber daya tubuh untuk fokus pada respons imun yang efektif terhadap ancaman patogen.

Stimulasi Produksi Sel Imun: Beberapa penelitian awal, terutama pada hewan uji, menunjukkan bahwa ekstrak daun alpukat dapat merangsang produksi sel-sel imun tertentu, seperti limfosit. Peningkatan jumlah sel-sel imun ini dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Dukungan Mikrobiota Usus: Kesehatan mikrobiota usus, yaitu populasi bakteri baik yang hidup di saluran pencernaan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sistem imun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam daun alpukat dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik dan menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Mikrobiota usus yang sehat membantu melatih dan mengaktifkan sistem imun, serta menghasilkan zat-zat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Penting untuk diingat bahwa efek daun alpukat terhadap sistem imun dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti dosis, metode pengolahan, dan kondisi kesehatan individu. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan sebelum menggunakan daun alpukat sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Bagian tanaman ini tidak boleh dianggap sebagai pengganti vaksinasi atau pengobatan medis yang terbukti efektif dalam mencegah dan mengobati penyakit infeksi.

Tips Pemanfaatan Daun Alpukat

Pemanfaatan bagian tumbuhan ini sebagai pendukung kesehatan memerlukan pendekatan yang hati-hati dan terinformasi. Berikut adalah beberapa panduan penting untuk memaksimalkan potensi manfaatnya dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul:

Tip 1: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan
Sebelum memulai konsumsi secara rutin, terutama jika memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan, konsultasi dengan dokter atau ahli herbal sangat dianjurkan. Hal ini penting untuk memastikan tidak ada kontraindikasi atau interaksi yang merugikan.

Tip 2: Pilih Daun yang Berkualitas
Gunakan daun yang segar, bersih, dan berasal dari pohon alpukat yang sehat. Hindari daun yang tampak layu, berjamur, atau memiliki tanda-tanda kerusakan lainnya. Pastikan sumber daun terpercaya dan bebas dari pestisida atau kontaminan lainnya.

Tip 3: Perhatikan Dosis dan Frekuensi
Tidak ada dosis standar yang telah ditetapkan secara ilmiah. Mulailah dengan dosis rendah dan perhatikan respons tubuh. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Frekuensi konsumsi juga perlu diperhatikan, jangan mengonsumsi setiap hari tanpa jeda.

Tip 4: Variasikan Cara Pengolahan
Daun dapat diolah dengan berbagai cara, seperti direbus menjadi teh herbal, dikeringkan dan digiling menjadi bubuk, atau diekstrak menjadi tincture. Setiap metode pengolahan dapat menghasilkan konsentrasi senyawa aktif yang berbeda. Eksperimen dengan berbagai metode untuk menemukan yang paling sesuai dengan preferensi dan kebutuhan.

Tip 5: Perhatikan Efek Samping yang Mungkin Timbul
Meskipun umumnya dianggap aman, beberapa orang mungkin mengalami efek samping seperti gangguan pencernaan, reaksi alergi, atau penurunan tekanan darah yang berlebihan. Hentikan penggunaan jika mengalami efek samping dan segera konsultasikan dengan dokter.

Tip 6: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Pemanfaatan bagian tanaman ini sebaiknya diintegrasikan dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, dan tidur yang cukup. Hal ini akan memaksimalkan potensi manfaatnya dan meningkatkan kesehatan secara optimal.

Pemanfaatan yang bijak dan terinformasi akan membantu memaksimalkan potensi manfaat yang ditawarkan, sekaligus meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap menjadi kunci utama sebelum memulai konsumsi secara rutin.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Sejumlah penelitian praklinis telah menyelidiki potensi bioaktivitas ekstrak dari dedaunan Persea americana. Studi-studi ini, yang umumnya dilakukan in vitro (di laboratorium) dan in vivo (pada hewan coba), mengindikasikan adanya sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan hipoglikemik. Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil dari studi praklinis tidak selalu dapat diterjemahkan secara langsung ke manusia.

Beberapa studi epidemiologis telah meneliti hubungan antara konsumsi alpukat (termasuk bagian tanamannya) dengan risiko penyakit tertentu. Sebagai contoh, studi observasional mungkin menemukan korelasi antara konsumsi alpukat yang lebih tinggi dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Akan tetapi, studi observasional tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat, dan faktor-faktor perancu lainnya mungkin berperan.

Uji klinis terkontrol secara acak (RCT), yang dianggap sebagai standar emas dalam penelitian medis, diperlukan untuk secara definitif menentukan efektivitas dan keamanan suatu intervensi. Saat ini, jumlah RCT yang meneliti efek spesifik dari konsumsi daun alpukat pada manusia masih terbatas. Studi-studi yang ada seringkali memiliki ukuran sampel yang kecil dan durasi yang singkat, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan yang kuat.

Interpretasi terhadap bukti ilmiah yang tersedia harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan keterbatasan yang ada. Penelitian lebih lanjut, terutama RCT yang dirancang dengan baik dan melibatkan populasi yang beragam, diperlukan untuk mengkonfirmasi potensi manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan dedaunan Persea americana dan untuk menentukan dosis yang optimal, rute pemberian, dan potensi efek samping.